Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Kegiatan pendidikan dapat berbentuk bimbingan, pengajaran dan latihan atau belajar mengajar Mudyahardjo, 2002: 11. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman Hamalik, 2010: 155. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Usman 2010: 4 menyatakan mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab, pada prinsipnya mengajar adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar, kegiatan inti dalam belajar mengajar adalah proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar Warsita, 2008: 85. Pembelajaran IPS sejarah adalah pembelajaran ilmu soial yang membahas kenyataan, mengkaji pengalaman dan perilaku manusia secara keseluruhan yang ruang lingkupnya diawali dari masa lampau, dan membuat masa kini sebagai tempat untuk mencapai ke masa depan Kochhar, 2008: 13. Pembelajaran sejarah merupakan salah satu komponen ilmu-ilmu sosial, sedangkan tujuan utama pendidikan ilmu-ilmu sosial adalah memperkenalkan kepada anak-anak masa lampau dan masa sekarang mereka, serta lingkungan geografis dan lingkungan sosial mereka. Pembelajaran ini juga bertujuan menanamkan pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai nilai-nilai dasar bagi tatanan dunia yang adil, memaksimalkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Pembelajaran sejarah perlu diajarkan untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri, memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang, dan masyarakat yang akan membuat murid-murid mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah dicapai oleh generasinya, mengajarkan toleransi dan menanamkan sikap intelektual yang luas yang berorientasi kemasa depan, serta memberikan pelatihan mental dan pelatihan dalam menangani isu-isu kontroversial yang nantinya akan membantu mencarikan jalan keluar bagi berbagai masalah sosial dan perseorangan. Kondisi proses pembelajaran IPS sejarah di sekolah SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, masih jauh dari harapan dan tujuan pembelajaran yaitu minimnya alat bantu untuk mempermudah proses pembelajaran IPS sejarah. Keminimalan alat bantu pembelajaran IPS sejarah ini menjadikan pembelajaran IPS sejarah menjadi kurang optimal yang berdampak pada berkurangnya prestasi belajar dan keaktifan siswa di dalam kelas. Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran IPS sejarah di SMP Muhammadiyah 2 Sawangan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS Sejarah masih tergolong rendah dari nilai KKM 70 yang telah ditentukan. Keaktifan siswa di dalam kelaspun masih kurang, hal ini terlihat dari pembelajaran IPS sejarah di sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran ekspositoris, yaitu penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara berbicara pada awal plajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab. Guru aktif memberi informasi dan siswa pasif menerima informasi sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dan tidak mendapat kesempatan memunculkan ide-ide kreatif dalam menemukan alternatif untuk memecahkan masalah. Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru sejarah kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Sawangan Kab.Magelang, dapat diketahui bahwa siswa mempunyai kesulitan untuk memahami materi-materi pelajaran yang diajarkan dan kurangnya ketertarikan siswa terhadap pelajaran IPS sejarah. salah satunya yaitu pokok bahasan Perkembangan Masyarakat Masa Hindu-Buddha, Islam, dan Masa Kolonial Eropa. Hal ini didasarkan pada nilai ulangan harian pokok bahasan Perkembangan Masyarakat Masa Hindu-Buddha, Islam, dan Masa Kolonial Eropa dengan ketuntasan belajar siswa masih di bawah standar yang ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 70. Salah satu alternatif penyelesaian adalah bagaimana caranya agar siswa dan guru sama-sama tertarik dan berperan dalam proses pembelajaran. Karena pembelajaran akan sangat efektif apabila siswa berada dalam keadaan yang menyenangkan. Dan penciptaan suasana yang menyenangkan jauh lebih penting dari pada segala teknik atau metode atau medium yang mungkin dipilih untuk digunakan. Dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle bantuan CD interaktif akan membantu siswa berperan aktif dan dapat memvisualisasikan apa yang dipelajari dalam sejarah. Siklus Belajar Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pembelajar student centered. Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan fase yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Tahapan-tahapan tersebut yaitu fase engagement, fase exploration, fase explanation, fase elaboration dan fase evaluation. Implementasi Learning Cycle dalam pembelajaran menempatkan guru sebagai fasilitator yang mengelola berlangsungnya fase-fase tersebut Dasna dan Fajaroh, 2006. CD interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD Compact Disk dengan tujuan aplikasi intertaktif di dalamnya. CD interaktif dapat membantu mempertajam pesan yang disampaikan dengan kelebihannya menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan. Penggunaan CD ini mampu untuk memvisualisasikan konsep-konsep yang abstrak dalam sejarah Arsyad, 2009: 4. Untuk membantu siswa memahami konsep Sejarah dengan mudah, peneliti menawarkan pembelajaran dengan cara siswa diberi tugas terstruktur yang dikemas dalam CD interaktif dengan maksud siswa dapat menggali informasi dipandu dengan literatur lain sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, dan model Learning Cycle diterapkan pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan latar belakang diatas penulis memilih judul ―EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DENGAN MODEL LEARNING CYCLE BERBANTUAN CD INTERAKTIF MATERI MASA KOLONIAL BANGSA EROPA DI NUSANTARA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG‖

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS TEKNOLOGI BERBANTUAN CD INTERAKTIF BERORIENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE STA PADA MATERI BANGUN RUANG KELAS IX

0 5 129

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII MATERI PELUANG

4 107 174

HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN MEDIA KOMIK Efektifitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Learning Cycle 5e Berbantuan Media Komik Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kelas Vii SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun

0 4 12

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN MEDIA KOMIK Efektifitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Learning Cycle 5e Berbantuan Media Komik Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kelas Vii SMP Muhammadiyah 1 S

0 1 16

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Pada IPS Terpadu Dengan Materi Potensi Dan Persebaran Sumber Daya Laut Di Kelas VII SMP Negeri 2 Colomadu.

0 2 12

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Pada IPS Terpadu Dengan Materi Potensi Dan Persebaran Sumber Daya Laut Di Kelas VII SMP Negeri 2 Colomadu.

0 1 16

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model Problem Based Learning Berbantuan CD Interaktif Materi Persegi Panjang dan Persegi Kelas VII SMPN 1 Limpung Batang.

0 1 184

masa kolonial eropa 2

0 0 18

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

1 1 12

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VII SMP MUJAHIDIN PONTIANAK

0 0 11