Pariwisata Analisis Peranan Sektor Pariwisata

Sektor ekonomi yang menjadi sektor basis akan memberikan surplus pendapatan dan surplus tenaga kerja yang positif SP0. Apabila nilai SP0, maka sektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan kabupaten lain serta memberikan surplus baik pendapatan maupun tenaga kerja bagi masyarakat yang menghasilkannya. Jika SP0 berarti sektor tersebut masih kurang dari kebutuhan masyarakat setempat dan perlu mengimpor dari kabupaten lain. Besarnya surplus pendapatan dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Surplus Pendapatan Sektor Perekonomian Kabupaten Sukabumi Tahun 1998-2003. Dalam Juta Rupiah No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 1. Pertanian 153.463,18 155.532,50. 148.474,55 162.826,16 193.068,38 210.427,52 2. Pertambangan dan penggalian 327,61 966,28 -1.879,13 -1.401,50 -1.122,48 -814,74 3. Industri pengolahan -50.062,50 -48.059,26 -84.435,22 -90.337,99 -94.809,16 -98.900,86 4. Listrik, gas dan air minum -382,98 -446,03 -481,30 -547,13 -609,04 -688,02 5. Bangunan kontruksi -685,81 -643,26 -634,30 -612,12 -704,54 -735,06 6. Perdagangan -7.910,77 -8.403,72 -4.252,78 -4.929,400 -8.215,28 -9.135,91 7. Angkutan dan komunikasi 690,74 850,82 1.665,09 1.662,25 1.070,41 741,52 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1.390,45 1.190,56 730,72 472,86 60,49 -418,86 9. Jasa-jasa 19.065,86 20,112.12 19.638,46 20.202,07 18.427,23 115.289,64

10. Pariwisata

4.418,56 4.457,35 4.474,97 4.081,13 4.131,85 3.925,62 Sumber : BPS Jawa Barat dan BPS Kabupaten Sukabumi, 1998-2003 diolah. Keterangan : : Perdagangan meliputi perdagangan besar dan eceran. : Jasa-jasa meliputi pemerintahan umum, swasta sosial kemasyarakatan, perorangan dan rumah tangga. Berdasarkan Tabel 5.3, besarnya surplus pendapatan sektor pariwisata di Kabupaten Sukabumi selama tahun analisis bernilai positif dan berubah setiap tahunnya. Nilai surplus yang positif menunjukkan bahwa sektor pariwisata tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan mempunyai surplus yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dari sektor nonbasis, sedangkan surplus yang negatif selama tahun analisis menunjukkan bahwa sektor- sektor tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk itu perlu mengimpor dari kabupaten lain. Surplus pendapatan sektor pariwisata pada tahun 1998 sebesar Rp.4.418,56 juta, tahun 1999 sebesar Rp.4.457,35 juta, tahun 2000 sebesar Rp.4.474,97 juta, kemudian menurun menjadi Rp.4.081,13 juta pada tahun 2001, dan meningkat lagi pada tahun 2002 menjadi Rp.4.131,85 juta dan menurun menjadi Rp.3.925,62 juta pada tahun 2003. Ketidakstabilan nilai surplus pendapatan selama periode analisis disebabkan oleh ketidakstabilan politik dan keamanan Indonesia selama tahun 1998-2003 seperti meningkatnya tingkat kriminalitas sepanjang tahun 1998, tragedi World Trade Center WTC tahun 2001, pemboman bali tahun 2002, serta munculnya fenomena berjangkitnya penyakit SARS Severe Acute Respiratory Syndrome dan teror bom di Jakarta yang terjadi pada tahun 2003. Hal tersebut membawa dampak pada jumlah kunjungan wisman dan wisnus ke Indonesia termasuk ke daerah Kabupaten Sukabumi. Jumlah kunjungan wisman dan wisnus ke Kabupaten Sukabumi selama tahun 1998-2003 cenderung menurun sehingga berpengaruh pada sektor hotel, restoran dan jasa hiburan yang mengakibatkan penurunan pada lama menginap wisatawan dan penurunan jumlah konsumsi makanan dan minuman, yang akhirnya berpengaruh pada tingkat pendapatan wilayah. Selain menggunakan indikator pendapatan, sektor ekonomi yang menjadi sektor basis akan memberikan surplus tenaga kerja sehingga indikator yang digunakan adalah tenaga kerja. Perhitungan surplus tenaga kerja bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai relatif surplus tenaga kerja dengan menghitung selisih perbandingan tenaga kerja sektor i pada wilayah Jawa Barat dengan total tenaga kerjanya, kemudian dikalikan dengan tenaga kerja sektor i pada tingkat Kabupaten Sukabumi. Besarnya surplus tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Surplus Tenaga Kerja Sektor Perekonomian Kabupaten Sukabumi Tahun 1998-2003. No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 1. Pertanian 3.287,91 83.698,13 59.481,48 61.042,51 57.507,59 49.258,05 2. Pertambangan dan penggalian 13,96 30,30 14,63 -2,36 -2,34 -10,10 3. Industri pengolahan -3.864,74 -4.907,51 -5.479,17 -5.702,49 -7.870,65 -3.737,61 4. Listrik, gas dan air minum -2,37 -1,94 -1,22 - - 1,11 5. Bangunan kontruksi 257,24 59,30 34,25 655,92 -48,60 -55,08 6. Perdagangan -5.059,56 -7.666,21 -7.067,13 -6.270,66 -5.465,66 -5.860,60 7. Angkutan dan komunikasi 1.327,28 401,45 857,80 819,67 586,08 356,47 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan -13,19 -10,74 -7,33 -52,08 -44,61 -8,12 9. Jasa-jasa -2.227,10 -4.251,90 -3.789,89 -2.453,93 -2.644,72 -2.475,20

10. Pariwisata 766,87