Surplus tenaga kerja sektor pariwisata tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebanyak 1.291 orang, sedangkan surplus tenaga kerja terendah terjadi pada
tahun 1999 yaitu sebanyak 510 orang. Penurunan surplus tenaga kerja pada tahun 1999 diduga disebabkan oleh terjadinya serentetan peristiwa yang terjadi di dalam
negeri. Menurut konsep ekonomi basis, kegiatan sektor basis akan menggerakkan
kegiatan sektor ekonomi lainnya dalam wilayah di mana pada akhirnya akan menggerakkan perekonomian wilayah. Kekuatan aktivitas sektor basis dalam
menggerakkan sektor lainnya dilihat dari besarnnya koefisien pengganda pendapatan dan kesempatan kerja. Koefisien pengganda pendapatan atau tenaga
kerja dapat dihitung dengan membagi total pendapatan atau tenaga kerja wilayah Kabupaten Sukabumi dengan pendapatan atau tenaga kerja suatu sektor wilayah
tersebut sektor basis. Nilai pengganda pendapatan dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Nilai Pengganda Pendapatan Sektor Perekonomian Kabupaten Sukabumi Tahun 1998-2003.
No Sektor Ekonomi Basis
1998 1999
2000 2001
2002 2003
1. Pertanian 2,81
2,74 2,97
2,91 2,85
2,86 2.
Angkutan dan komunikasi 15,42
15,25 16,44
16,39 16,57
16,67 3. Jasa-jasa
6,36 6,30
6,93 7,02
7,19 7,25
4. Pariwisata 13,77 13,81 15,22 15,49 15,86 16,27
Sumber : BPS Jawa Barat dan BPS Kabupaten Sukabumi, 1998-2003 diolah. Keterangan :
: Jasa-jasa meliputi pemerintahan umum, swasta sosial kemasyarakatan, perorangan dan rumah tangga.
Pada Tabel 5.5, terdapat empat sektor ekonomi basis berdasarkan indikator pendapatan yaitu sektor pertanian, sektor angkutan dan komunikasi,
sektor jasa-jasa dan sektor pariwisata, hal ini dikarenakan selama periode analisis yaitu tahun 1998-2003 keempat sektor tersebut memiliki nilai LQ1. Ini
menunjukkan keempat sektor inilah yang dapat dihitung nilai pengganda
pendapatannya. Nilai pengganda pendapatan sektor pariwisata selama tahun analisis tahun 1998-2003 tidak konstan, yaitu 13,77; 13,81; 15,22; 15,49; 15,86;
dan 16,27. Ini berarti bahwa setiap Rp.1.000.000 di sektor pariwisata maka pendapatan wilayah secara berturut-turut meningkat sebesar Rp.13.770.000;
Rp.13.810.000; Rp.15.220.000; Rp.15.490.000; Rp.15.860.000; dan Rp.16.270.000.
Nilai koefisien pengganda pendapatan sektor pariwisata selama tahun analisis mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan cenderung terjadinya
penurunan perubahan pendapatan sektor pariwisata selama tahun analisis walaupun terdapat beberapa tahun mengalami peningkatan perubahan
pendapatan. Penyebab lain diduga karena pada periode analisis kondisi politik dan keamanan Indonesia yang tidak stabil akibat serentetan peristiwa yang
membawa dampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia bahkan ke daerah termasuk ke daerah Kabupaten Sukabumi, terlihat dari jumlah
kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sukabumi Tabel 1.4. Penurunan jumlah kunjungan ini mengakibatkan jumlah pendapatan yang diterima mengalami
penurunan. Dampak kesempatan kerja dari sektor basis suatu wilayah dapat dihitung
dengan nilai koefisien pengganda dari sektor tersebut. Besarnya nilai koefisien pengganda tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Nilai Pengganda Tenaga Kerja Sektor Perekonomian Kabupaten Sukabumi
Tahun 1998-2003.
No. Sektor Ekonomi Basis
1998 1999
2000 2001
2002 2003
1. Pertanian
2,30 1,97 2,19 2,03 2,19 2,11 2.
Angkutan dan komunikasi 10,95
13,62 11,11
12,49 12,29
12,87
3. Pariwisata