V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Peranan Sektor Pariwisata
Sektor perekonomian di suatu wilayah diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu sektor basis dan sektor nonbasis. Untuk mengetahui potensi
aktivitas ekonomi merupakan sektor basis dan nonbasis digunakan metode Location Quotient LQ
yang merupakan perbandingan tentang besaran peranan suatu sektor industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor industri
secara nasional wilayah atasnya. Untuk mengetahui besarnya sektor dalam perekonomian yang memberikan
kesempatan kerja sebanyak-banyaknya maka digunakan indikator tenaga kerja, sedangkan bila keperluannya untuk mengetahui tingkat pendapatan daerah maka
indikator pendapatan lebih tepat digunakan. Hasil analisis LQ menurut indikator pendapatan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Nilai LQ Sektor Perekonomian Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Indikator Pendapatan Wilayah Tahun 1998-2003.
No Sektor 1998 1999
2000 2001
2002 2003
1. Pertanian 2,61
2,41 2,39
2,36 2,64
2,83 2. Pertambangan
dan penggalian
1,06 1,29 0,69 0,75 0,79 0,84 3. Industri
pengolahan 0,28
0,27 0,42
0,43 0,44
0,44 4.
Listrik, gas dan air minum 0,29
0,26 0,29
0,30 0,29
0,35 5. Bangunankontruksi
0,38 0,39
0,40 0,45
0,45 0,64
6. Perdagangan 0,79
0,79 0,87
0,85 0,77
0,75 7.
Angkutan dan komunikasi 1,10
1,11 1,25
1,23 1,13
1,08 8.
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
1,37 1,30 1,17 1,10 1,02 0,93 9. Jasa-jasa
1,64 1,67
1,72 1,71
1,60 1,42
10. Pariwisata 1,74
1,74 1,86
1,69 1,70
1,64
Sumber : BPS Jawa Barat dan BPS Kabupaten Sukabumi, 1998-2003 diolah. Keterangan :
: Perdagangan meliputi perdagangan besar dan eceran. : Jasa-jasa meliputi pemerintahan umum, swasta sosial kemasyarakatan, perorangan dan rumah
tangga.
Berdasarkan Tabel 5.1, nilai LQ sektor pariwisata dengan indikator pendapatan menunjukkan bahwa selama periode analisis yaitu tahun 1998-2003
merupakan sektor basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Sukabumi, terlihat dari nilai LQ1. Nilai koefisien LQ sektor pariwisata berdasarkan
indikator pendapatan wilayah pada tahun 1998 dan 1999 adalah 1,74 dan tahun 2000 adalah 1,86 kemudian meningkat menjadi 1,69 dan 1,70 pada tahun 2001
dan 2002, dan kemudian menurun menjadi 1,64 pada tahun 2003. Sektor pariwisata sebagai sektor basis berarti bahwa sektor basis ini
menghasilkan barang dan jasa selain mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar di dalam wilayah Kabupaten Sukabumi sendiri juga dapat diekspor ke luar
wilayah, baik melalui perdagangan antar wilayah maupun perdagangan antar pulau dan bahkan perdagangan luar negeri. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor
pariwisata mempunyai peranan yang cukup besar bagi Kabupaten Sukabumi dari segi pendapatan wilayah.
Selain menggunakan indikator pendapatan wilayah, untuk menganalisis sektor ekonomi yang menjadi sektor basis di Kabupaten Sukabumi digunakan
juga indikator pendekatan tenaga kerja. Dengan indikator tenaga kerja diperoleh hasil perhitungan LQ pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2.
Nilai LQ Sektor Perekonomian Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Indikator Tenaga Kerja Tahun 1998-2003.
No Sektor 1998 1999
2000 2001
2002 2003
1. Pertanian 1,35
1,61 1,54
1,40 1,51
1,36 2. Pertambangan
dan penggalian
1,32 1,53 1,38 0,80 0,83 0,30 3. Industri
pengolahan 0,70
0,70 0,66
0,66 0,70
0,77 4.
Listrik, gas dan air minum 0,59
0,42 0,19
- -
1,10 5. Bangunankontruksi
1,10 1,03
1,02 1,21
0,98 0,97
6. Perdagangan 0,62
0,55 0,66
0,65 0,66
0,66 7.
Angkutan dan komunikasi 1,31
1,10 1,15
1,17 1,12
1,08 8.
Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
0,25 0,09 0,30 0,45 0,40 0,06 9. Jasa-jasa
0,77 0,55
0,54 0,56
0,61 0,69
10. Pariwisata 1,36