Kerangka Pemikiran Peranan Pariwisata dalam Perekonomian Daerah Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

Penelitian Bahri 2005 tentang ”Identifikasi Sektor-Sektor Sumber Pertumbuhan Perekonomian Kota Bekasi” menunjukkan bahwa selama tahun analisis 2000-2002, Kota Bekasi memiliki lima sektor basis yaitu sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan konstruksi, sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan, yang diukur melalui pendapatan wilayah. Sektor-sektor tersebut dianggap dapat menghasilkan barang dan jasa selain untuk memenuhi permintaan pasar domestik juga dapat memenuhi kebutuhan luar wilayah, melalui perdagangan antar wilayah. Jadi, perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada lokasi penelitian, alat analisis yang digunakan, dan ruang lingkup penelitian.

2.3. Kerangka Pemikiran

2.3.1. Pembangunan Wilayah

Pembangunan wilayah pada hakikatnya adalah pelaksanaan pembangunan nasional di suatu wilayah atau region yang disesuaikan dengan kemampuan fisik dan sosial region tersebut, serta tetap menghormati peraturan perundang- undangan yang berlaku Rahman, 2003. Secara keseluruhan pembangunan wilayah diarahkan pada peningkatan kualitas masyarakat, pertumbuhan dan pemerataan yang optimal, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, dan pada peningkatan pendapatan nyata, kesejahteran sosial serta taraf hidup seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, istilah wilayah merupakan hal yang penting untuk didefinisikan secara tegas terutama dalam menganalisis kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Hanafiah 1988 menyatakan bahwa dalam usaha menetapkan batas-batas wilayah didasarkan pada pengelompokkan atas kriteria tertentu, yaitu: a. Konsep Homogenitas. Menurut kriteria homogenitas, wilayah dapat diberikan berdasarkan beberapa persamaan unsur tertentu, seperti unsur ekonomi wilayah, yaitu pendapatan perkapita, kelompok industri maju, tingkat pengangguran atau keadilan sosial politik, seperti identitas wilayah berdasarkan sejarah, budaya dan sebagainya. b. Konsep Nodalitas Dalam konsep nodal yang ditekankan adalah perbedaan struktur tata ruang di dalam wilayah di mana terdapat sifat ketergantungan fungsional. Pusat atau kota dan wilayah belakangnya hiterland akan saling bergantung, dan tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus-arus penduduk, faktor produksi barang-barang dan pelayanan, atau pun komunikasi dan transportasi. c. Konsep Administrasi atau Unit Program Penentuan batas wilayah administrasi atau unit program didasarkan atas perlakuan kebijaksanaan yang seragam, seperti sistim dan tingkat pajak yang sama dan lain sebagainya. Wilayah seperti ini disebut sebagai wilayah perencanaan atau wilayah program. Lebih lanjut klasifikasi wilayah menurut Hanafiah 1988 dibedakan atas: a. Wilayah Formal Wilayah yang mempunyai beberapa persamaan dalam beberapa kriteria tertentu. Pada mulanya, klasifikasi wilayah formal didasarkan atas persamaan fisik, seperti topografi, iklim atau vegetasi, kemudian berkembang lebih lanjut dengan pemakaian kriteria ekonomi, seperti adanya wilayah industri dan pertanian bahkan sosial politik. b. Wilayah Fungsional Wilayah yang memperlihatkan adanya suatu kekompakkan fungsional, saling tergantung dalam kritertia tertentu. Kadang-kadang dimaksudkan sebagai wilayah nodal atau wilayah polarisasi dan terdiri atas unit-unit heterogen seperti kota besar, kota-kota kecil dan desa-desa yang secara fungsional saling tergantung. Pengembangan wilayah atau pembangunan wilayah tersebut akan tercapai bila komponen-komponen dalam tersebut aktif, dinamis, tumbuh dan berkembang sehingga akan meningkatkan perekonomian wilayah atau daerah.

2.3.2. Teori Basis Ekonomi

Inti dari model ekonomi basis economic base model adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut. Ekspor tersebut berupa barang-barang dan jasa, termasuk tenaga kerja. Akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang asing yang berada di wilayah tersebut terhadap barang-barang tidak bergerak immobile, seperti yang berhubungan dengan aspek geografi, iklim, peninggalan sejarah, atau daerah pariwisata dan sebagainya. Sektor industri yang bersifat seperti ini disebut sektor basis. Tenaga kerja dan pendapatan pada sektor basis adalah fungsi permintaan dari luar exogeneous, yaitu permintaan dari luar yang mengakibatkan terjadinya ekspor dari wilayah tersebut Budiharsono, 2001. Semua kegiatan lain yang bukan kegiatan basis termasuk ke dalam sektor nonbasis. Sektor nonbasis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal. Karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan lokal, permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat setempat. Oleh sebab itu, kenaikannya sejalan dengan pendapatan masyarakat. Dengan demikian, sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan tersebut, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis Tarigan, 2005. Analisis basis dan nonbasis pada umumnya didasarkan atas nilai tambah PDRB ataupun lapangan kerja. Misalnya, penggabungan lapangan kerja basis dan lapangan kerja nonbasis merupakan total lapangan kerja yang tersedia untuk wilayah tersebut. Demikian pula penjumlahan pendapatan sektor basis dan pendapatan sektor nonbasis merupakan total pendapatan wilayah tersebut. Di dalam suatu wilayah dapat dihitung berapa besarnya lapangan kerja basis dan nonbasis, dan apabila kedua angka itu dibandingkan, dapat dihitung nilai rasio base ratio dan kemudian dapat dipakai untuk menghitung nilai pengganda basis base multiplier. Rasio basis adalah perbandingan antara banyaknya lapangan kerja nonbasis yang tersedia untuk setiap satu lapangan kerja basis. Misalnya, dalam satu wilayah terdapat 3.000 lapangan kerja yang terdiri atas 1.000 lapangan kerja basis dan 2.000 lapangan kerja nonbasis. Dengan demikian, rasio basis base ratio adalah 1 : 2 artinya, setiap satu lapangan kerja basis tersedia dua lapangan kerja nonbasis. Menurut Budiharsono 2001, untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau nonbasis dapat digunakan beberapa metode, yaitu: 1. Metode pengukuran langsung Metode pengukuran langsung dapat dengan survei langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat, akan tetapi metode ini memerlukan biaya, waktu dan tenaga kerja yang banyak. 2. Metode pengukuran tidak langsung a Metode melalui pendekatan asumsi Semua sektor industri primer dan manufaktur adalah sektor basis. Sedangkan sektor jasa adalah nonbasis. Pada wilayah tertentu yang luasnya relatif kecil dan tertutup, maka metode ini cukup baik bila digunakan. Akan tetapi pada banyak kasus, dalam suatu kelompok industri bisa merupakan sektor basis juga merupakan sektor nonbasis. b Metode Location Quotient LQ Metode LQ merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat wilayah terhadap pendapatan tenaga kerja total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat nasional terhadap pendapatan tenaga kerja nasional. Dalam bentuk rumus dituliskan sebagai berikut: E L e l LQ i i =

2.1 Keterangan: