Penelitian Terdahulu Peranan Pariwisata dalam Perekonomian Daerah Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; dan 3 Mendorong pendayagunaan produksi nasional. Seperti halnya Kabupaten Sukabumi, dalam upaya pengembangan pariwisata berbagai kebijakan bidang kepariwisataan terus dikeluarkan dan dilaksanakan guna mencapai tujuan dan sasaran pengembangan kepariwisataan. Pada tahun 2005, Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi mengeluarkan kebijakan di sektor pariwisata yaitu ”Meningkatkan Kualitas Sapta Pembangunan Kawasan Pariwisata Terpadu”.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian Heriawan 2004 tentang ”Peranan dan Dampak Pariwisata pada Perekonomian Indonesia Suatu Pendekatan Model I-O dan SAM” menunjukkan bahwa pariwisata merupakan sektor yang strategis dan potensial bagi perekonomian Indonesia karena peranannya yang cukup signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, perolehan devisa, dan pengembangan ekonomi daerah. Hasil analisis multipler I-O, sektor-sektor yang terkait pariwisata seperti restoran, hotel, angkutan, dan jasa umumnya memiliki kemampuan daya penyebaran tinggi dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya, tetapi sebaliknya memiliki responsi derajat kepekaan rendah terhadap pertumbuhan sektor-sektor lain, sedangkan besarnya peranan pariwisata dalam output nasional tahun 2000 dan 2003 adalah 8,40 persen dan 5,81 persen. Penurunan ini disebabkan karena menurunnya transaksi ekonomi pariwisata terutama berkurangnya jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia. Sementara itu, kontribusi pariwisata pada PDB nasional adalah 7,83 persen dan 5,39 persen, lebih rendah dari kontribusi pariwisata pada output nasional. Selanjutnya kontribusi pariwisata pada lapangan kerja nasional mencapai 8,29 persen dan 7,94 persen lebih tinggi dibanding kontribusinya pada output nasional, yang berarti pola pengeluaran pariwisata cenderung pada produk- produk yang memiliki daya serap tenaga kerja lebih tinggi dibanding pola permintaan akhir secara umum. Penelitian yang sama dilakukan oleh Oktavianti 2005, yaitu tentang ”Peranan Pariwisata Terhadap Perekonomian Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis Ekonomi”, menggunakan tabel I-O 1995 dan 2000. Pengagregasian sektoral hanya dilakukan hingga 25 sektor utama sebagai sektor yang diagregasi, di mana sektor pariwisata diturunkan dari sektor rekreasi dan hiburan. Hasil analisis tabel I-O tahun 1995 sebelum krisis dan tahun 2000 setelah krisis klasifikasi 25 sektor, terlihat bahwa sektor industri pariwisata terhadap perekonomian Indonesia cukup berperan penting. Sektor pariwisata memiliki peranan terhadap pembentukan struktur permintaan output pada masa sebelum krisis ekonomi tahun 1995 sebesar Rp. 4,267 miliar. Sedangkan untuk tahun 2000 setelah krisis sebesar Rp. 10,135 miliar. Ditinjau dari kontribusinya terhadap pembentukan nilai tambah bruto tahun 1995 sebesar Rp. 2,204 miliar meningkat menjadi Rp. 4,514 miliar pada tahun 2000. Berdasarkan analisis dampak penyebarannya, secara umum nilai koefisien penyebaran sektor pariwisata relatif lebih besar dibandingkan nilai kepekaan penyebarannya, baik tahun 1995 maupun tahun 2000. Penelitian Bahri 2005 tentang ”Identifikasi Sektor-Sektor Sumber Pertumbuhan Perekonomian Kota Bekasi” menunjukkan bahwa selama tahun analisis 2000-2002, Kota Bekasi memiliki lima sektor basis yaitu sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan konstruksi, sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan, yang diukur melalui pendapatan wilayah. Sektor-sektor tersebut dianggap dapat menghasilkan barang dan jasa selain untuk memenuhi permintaan pasar domestik juga dapat memenuhi kebutuhan luar wilayah, melalui perdagangan antar wilayah. Jadi, perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada lokasi penelitian, alat analisis yang digunakan, dan ruang lingkup penelitian.

2.3. Kerangka Pemikiran