Pariwisata 1,36 Analisis Peranan Sektor Pariwisata

Tabel 5.2. Nilai LQ Sektor Perekonomian Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Indikator Tenaga Kerja Tahun 1998-2003. No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 1. Pertanian 1,35 1,61 1,54 1,40 1,51 1,36 2. Pertambangan dan penggalian 1,32 1,53 1,38 0,80 0,83 0,30 3. Industri pengolahan 0,70 0,70 0,66 0,66 0,70 0,77 4. Listrik, gas dan air minum 0,59 0,42 0,19 - - 1,10 5. Bangunankontruksi 1,10 1,03 1,02 1,21 0,98 0,97 6. Perdagangan 0,62 0,55 0,66 0,65 0,66 0,66 7. Angkutan dan komunikasi 1,31 1,10 1,15 1,17 1,12 1,08 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,25 0,09 0,30 0,45 0,40 0,06 9. Jasa-jasa 0,77 0,55 0,54 0,56 0,61 0,69

10. Pariwisata 1,36

1,20 1,39 1,27 1,43 1,44 Sumber : BPS Jawa Barat dan BPS Kabupaten Sukabumi, 1998-2003 diolah. Keterangan : : Perdagangan meliputi perdagangan besar dan eceran. : Jasa-jasa meliputi pemerintahan umum, swasta sosial kemasyarakatan, perorangan dan rumah tangga. Berdasarkan Tabel 5.2, diketahui bahwa terdapat beberapa sektor ekonomi yang menjadi sektor basis berdasarkan indikator tenaga kerja, dan dapat diketahui bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi sektor basis selama tahun analisis, terlihat dari nilai LQ1. Nilai LQ1 menunjukkan bahwa sektor pariwisata merupakan kegiatan basis, artinya bahwa pariwisata di Kabupaten Sukabumi secara proposional dapat menyediakan lapangan kerja melebihi porsi sektor pariwisata tersebut di Propinsi Jawa Barat. Dengan membandingkan kedua indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa sektor pariwisata sebagai sektor basis selama tahun analisis baik berdasarkan indikator pendapatan maupun tenaga kerja sama besarnya. Hal ini mengindikasikan bahwa secara kumulatif sektor perekonomian di Kabupaten Sukabumi sama-sama banyak menghasilkan pendapatan dan menyerap tenaga kerja dibandingkan perekonomian di Propinsi Jawa Barat Sektor ekonomi yang menjadi sektor basis akan memberikan surplus pendapatan dan surplus tenaga kerja yang positif SP0. Apabila nilai SP0, maka sektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan kabupaten lain serta memberikan surplus baik pendapatan maupun tenaga kerja bagi masyarakat yang menghasilkannya. Jika SP0 berarti sektor tersebut masih kurang dari kebutuhan masyarakat setempat dan perlu mengimpor dari kabupaten lain. Besarnya surplus pendapatan dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Surplus Pendapatan Sektor Perekonomian Kabupaten Sukabumi Tahun 1998-2003. Dalam Juta Rupiah No Sektor 1998 1999 2000 2001 2002 2003 1. Pertanian 153.463,18 155.532,50. 148.474,55 162.826,16 193.068,38 210.427,52 2. Pertambangan dan penggalian 327,61 966,28 -1.879,13 -1.401,50 -1.122,48 -814,74 3. Industri pengolahan -50.062,50 -48.059,26 -84.435,22 -90.337,99 -94.809,16 -98.900,86 4. Listrik, gas dan air minum -382,98 -446,03 -481,30 -547,13 -609,04 -688,02 5. Bangunan kontruksi -685,81 -643,26 -634,30 -612,12 -704,54 -735,06 6. Perdagangan -7.910,77 -8.403,72 -4.252,78 -4.929,400 -8.215,28 -9.135,91 7. Angkutan dan komunikasi 690,74 850,82 1.665,09 1.662,25 1.070,41 741,52 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1.390,45 1.190,56 730,72 472,86 60,49 -418,86 9. Jasa-jasa 19.065,86 20,112.12 19.638,46 20.202,07 18.427,23 115.289,64

10. Pariwisata