Perumusan Masalah Peranan Pariwisata dalam Perekonomian Daerah Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

Tabel 1.4. Arus Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Sukabumi Tahun 1997- 2005. Wisatawan DomestikWinus AsingWisman No Tahun Menginap Tidak Menginap Menginap Tidak Menginap Total 1. 1997 109.681 1.718.873 9.436 10.713 1.848.703 2. 1998 174.353 1.987.455 9.337 8.181 2.179.326 3. 1999 104.851 2.097.868 3.967 13.096 2.219.782 4. 2000 108.924 2.548.416 5.684 13.728 2.676.752 5. 2001 115.938 1.802.278 6.038 3.217 1.927.471 6. 2002 115.938 1.802.278 6.038 3.217 1.927.471 7. 2003 128.075 1.299.980 4.569 8.132 1.440.756 8. 2004 130.971 1.424.978 4.535 8.946 1.569.430 9. 2005 239.184 210.066.235 4.904 6.765 210.317.088 Sumber: Dinas Kepariwisataan Kabupaten Sukabumi, 2001-2005. Secara geografis posisi Kabupaten Sukabumi sangat strategis karena: 1 Letak Kabupaten Sukabumi yang berada diantara Ibukota Negara Jakarta dan Ibukota Propinsi Jawa Barat; 2 Kabupaten Sukabumi memiliki kekayaan yang melimpah dalam jenis atau keanekaragaman Objek dan Daya Tarik Wisata ODTW yang meliputi wisata Gunung, Rimba, Laut, Pantai, dan Sungai GURILAPS. Adanya kegiatan pariwisata di daerah ini diharapkan menciptakan kesempatan kerja yang dapat menyerap sejumlah besar tenaga kerja dan memberikan kontribusi tersendiri terhadap pendapatan daerah setempat.

1.2. Perumusan Masalah

Pariwisata sebagai salah satu komoditi ekspor terus meningkat perannya dalam perekonomian negara maupun daerah. Sektor pariwisata mempunyai potensi besar sebagai sumber devisa andalan sehingga mendorong pemerintah untuk terus menggali dan mengembangkan sektor pariwisata. Heriawan 2004 menjelaskan bahwa kegiatan pariwisata merupakan kegiatan yang multisektor, yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran. Pariwisata dari sisi permintaan demand-side tourism yaitu permintaan atas barang dan jasa yang muncul karena adanya kegiatan pariwisata, sedangkan pariwisata dari sisi penawaran supply-side tourism memfokuskan pada struktur output barang dan jasa yang disediakan oleh unit-unit ekonomi untuk memenuhi permintaan konsumsi wisatawan, serta investasi dan promosi terkait pariwisata yang dilakukan pemerintah atau swasta. Jadi sektor inti core dari pariwisata mencakup hotel, restoran, jasa hiburan dan rekreasi, transportasi domestik dan lokal, biro perjalanan Heriawan 2004. Sektor-sektor tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan, baik pendapatan negara maupun pendapatan daerah dan dapat menyerap sejumlah tenaga kerja. Demikian halnya dengan daerah Kabupaten Sukabumi yang berusaha memanfaatkan kondisi ini, namun permasalahannya apakah pemanfaatan sektor pariwisata tersebut telah mampu meningkatkan perekonomian daerah berdasarkan indikator pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan bahwa masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah peranan sektor pariwisata dalam perekonomian daerah Kabupaten Sukabumi berdasarkan indikator pendapatan dan tenaga kerja? 2. Kebijakan apa sajakah yang sejauh ini telah diterapkan oleh Pemda Kabupaten Sukabumi dalam rangka pengembangan sektor pariwisata? Berdasarkan permasalahan di atas maka ruang lingkup penelitian ini, yaitu menjadikan Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat sebagai objek penelitian. Indikator yang digunakan untuk melihat peranan pariwisata terhadap perekonomian daerah Kabupaten Sukabumi yaitu pendapatan daerah dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, konsep pariwisata dibatasi dengan pendekatan proksi pada usaha pariwisata yaitu hotel, restoran dan jasa hiburan.

1.3. Tujuan Penelitian