Perkembangan gonad tersebut dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi perbedaan spesies, umur dan ukuran ikan serta sifat-
sifat fisiologis masing-masing individu. Sedangkan faktor luar adalah suhu, makanan, dan arus perairan Lagler et al., 1977.
Effendie 1997 menyatakan dalam biologi perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui
perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan kapan
ikan itu memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah. Menurut Inger dan Chin 1962 ukuran pertama kali matang gonad ikan
beunteur Puntius binotatus jantan dan betina masing-masing adalah 73 mm dan
66,2 mm, sedangkan menurut Lumbanbatu 1979 in Saepudin 1999 ukuran pertama kali matang gonad ikan beunteur jantan dan betina masing-masing adalah
61 mm dan 63 mm.
2.3.4 Indeks kematangan gonad IKG
Indeks kematangan gonad IKG adalah nilai perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh ikan yang dinyatakan dalam persen . Menurut
Effendie 1997 indeks ini akan meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada waktu akan terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih
besar dibandingkan dengan ikan jantan. Perkembangan gonad ikan betina selain dapat menunjukkan hubungan antara TKG dan IKG, dapat dihubungkan dengan
perkembangan diameter telur yang didalamnya sebagai hasil dari pengendapan kuning telur selama proses vitellogenesis. Berdasarkan hubungan ini akan
didapatkan ukuran diameter telur yang terbesar pada waktu akan terjadi pemijahan. Penelusuran ukuran telur masak dalam komposisi ukuran telur secara
keseluruhan dapat menuntun kepada pendugaan pola pemijahan ikan tersebut.
2.3.5 Fekunditas
Fekunditas merupakan ukuran yang paling umum dipakai untuk mengukur potensi produksi pada ikan, karena relatif lebih mudah dihitung, yaitu jumlah telur
didalam ovari ikan betina Sjafei et al., 1992. Menurut Effendie 1979
fekunditas yaitu jumlah telur masak sebelum dikeluarkan pada waktu ikan memijah. Fekunditas lebih sering dihubungkan dengan panjang daripada dengan
berat, karena panjang penyusutannya relatif kecil tidak seperti berat ya ng dapat berkurang dengan mudah Effendie, 1997.
Peningkatan fekunditas berhubungan dengan peningkatan berat tubuh dan berat gonad Nikolskii, 1969. Fekunditas berbeda-beda tiap spesies dan kondisi
lingkungan yang berbeda. Spesies ikan yang mempunyai fekunditas besar, pada umumnya memijah di daerah permukaan perairan sedangkan spesies yang
mempunyai fekunditas kecil biasanya melindungi telurnya dari pemangsa atau menempelkan telurnya pada tanaman atau substrat lainnya Nikolsky, 1963.
Fekunditas ikan beunteur Puntius binotatus di Waduk Cirata dengan panjang dan berat rata-rata 12,5 cm dan 33,5 gram adalah 3.350-5.230 butir
Satr ia, 1991 in Saepudin, 1999, sedangkan menurut Lumbanbatu 1979 in Saepudin 1999 fekunditas ikan beunteur di Waduk Lahor dengan panjang 45-93
cm dan berat 2,9-9,8 gram berkisar antara 200-2.524 butir.
2.3.6 Diameter telur