2.4 Kualitas lingkungan perairan
Kualitas perairan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme baik secara langsung maupun tidak langsung. Kualitas
lingkungan perairan mencakup parameter fisika dan kimia perairan.
2.4.1 Parameter fisika
Parameter fisika yang umum diukur dalam penentuan kualitas lingkungan perairan sunga i adalah kedalaman, suhu, kecerahan, kekeruhan, TSS, dan
kecepatan arus.
2.4.1.1 Suhu
Suhu merupakan pengatur utama proses fisika dan kimia yang terjadi di dalam perairan. Suhu air secara tidak langsung akan mempengaruhi kelarutan
oksigen dan secara langsung mempengaruhi proses kehidupan organisme. Walaupun ikan tergolong hewan yang suhu tubuhnya kurang lebih sama
dengan suhu air lingkungannya polikiloterm, secara fisiologis ikan akan merespon apabila terjadi pe rubahan suhu air yang ekstrim. Effendi 2003
mengemukakan bahwa peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, yang mengakibatkan
peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar 10°C menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik
sekitar 2 – 3 kali lipat. Hariyadi et al. 1992 menyatakan untuk daerah tropis suhu perairan yang
baik untuk kepentingan perikanan adalah suhu norma l 27°C dengan fluktuasi 3°C. Menurut Axelrod dan Schultz 1983 ikan beunteur dapat hidup pada kisaran
suhu antara 21,1 – 29,4°C.
2.4.1.2 Kecerahan
Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan yang diamati secara visual dengan alat bantu secchi disk. Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan
cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta ketelit ian
orang yang melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah Effendi, 2003.
Nilai kecerahan sebesar 30 – 60 cm pada umumnya cukup baik untuk produksi perikanan. Nilai kecerahan kurang dari 30 cm akan mengurangi
kandungan oksigen terlarut, sedangkan nilai kecerahan lebih besar dari 60 cm mengakibatkan sinar matahari akan menembus ke bagian yang lebih dalam
sehingga mendorong pertumbuhan tanaman air Boyd dan Lichkoppler, 1979 in Effendi, 2003 .
2.4.1.3 Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
di dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut misalnya lumpur dan pasir halus, maupun bahan
anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain APHA, 1976 in Effendi, 2003.
Menurut Effendi 2003 kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya pernafasan dan daya lihat organisme
akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air.
2.4.1.4 TSS Total Suspended Solid