Nisbah kelamin Indeks kematangan gonad IKG Fekunditas

Keeratan hubungan antara panjang dan bobot ikan ditunjukkan dengan koefisien korelasi r yang diperoleh. Nilai r mendekati satu menunjukkan hubungan antara kedua peubah tersebut kuat dan terdapat korelasi yang tinggi, tetapi apabila r mendekati 0, maka hubungan keduanya sangat lemah atau hampir tidak ada Steell dan Torrie, 1993.

3.4.3 Faktor kondisi

Faktor kondisi ditentukan setelah pola pertumbuhan diketahui. Pola pertumbuhan ikan betina yang didapat pada saat pengamatan bersifat isometrik b = 3, maka faktor kondisi dihitung dengan menggunakan rumus Effendie, 1979: 3 5 10 L W K TI × = Sedangkan pola pertumbuhan ikan jantan yang didapat pada saat pengamatan bersifat a llometrik b 3, maka faktor kondisi dihitung dengan rumus Effendie, 1979: b aL W K = Keterangan; K = faktor kondisi W = berat tubuh ikan gram L = panjang total ikan mm a dan b = konstanta

3.4.4 Nisbah kelamin

Nisbah kelamin ditentukan dengan membandingkan antara jumlah ikan jantan dengan jumlah ikan betina yang tertangkap selama penelitian, menggunakan rumus Effendie, 1979: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − × − − = 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n r B J X = Keterangan: X = nisbah kelamin J = jumlah ikan jantan ekor B = jumlah ikan betina ekor Selanjutnya keseragaman nisbah kelamin diuji dengan menggunakan uji Chi-square Steel dan Torrie, 1993: ∑ = − = n i i i i E E O 1 2 2 χ Keterangan: ÷ 2 = Nilai bagi peubah acak ÷ 2 yang mempunyai sebaran penarikan contoh mendekati Chi-square O i = Frekuensi ikan jantan dan betina yang teramati E i = Frekuensi harapan dari ikan jantan dan betina

3.4.5 Indeks kematangan gonad IKG

Indeks kematangan gona d IKG dihitung berdasarkan berat gonad dan berat tubuh ikan contoh secara keseluruhan dengan menggunakan rumus Effendie, 1979: 100 × = t g B B IKG Keterangan: IKG = indeks kematangan gonad B g = berat gonad gram B t = berat tubuh ikan contoh gram

3.4.6 Fekunditas

Fekunditas ikan ditentukan dengan metode gravimetrik, dengan rumus Effendie, 1979: X Q G F × = Keterangan: F = fekunditas G = berat gonad total gram X = jumlah telur contoh butir Q = berat gonad contoh gram Hubungan fekunditas dengan panjang total tubuh dapat diketahui dengan rumus Effendie, 1979: b aL F = Keterangan: F = fekunditas L = panjang total ikan mm Nilai a dan b adalah konstanta yang dihitung menurut Rousefell dan Everhart 1960 dan Lagler 1961 dalam Effendie 1979 sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − × × × − × = 2 2 2 LogL LogL n LogF LogL LogL LogL LogF Loga ∑ ∑ × − = LogL Loga n LogF b Keterangan: F = fekunditas L = panjang total ikan mm n = jumlah total ikan Keeratan hubungan antara panjang total ikan dengan fekunditas diketahui dari koefisien korelasi r seperti pada perhitungan r hubungan panjang dengan berat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi stasiun di bagian hulu daerah aliran sungai DAS Ciliwung Stasiun 1 Lampiran 15

Lokasi stasiun 1 adalah Taman R. E. Martadinata Cikamasan , merupakan daerah perairan yang dekat mata air, sungainya jernih dengan kedalaman yang dangkal, lebar sungai ± 1 m, ukuran bebatuan relatif kecil, banyak sampah anorganik, terdapat tebing bekas longsoran, dan berada di area perkebunan teh. Stasiun 2 Lampiran 15 Lokasi stasiun 2 adalah Desa Neglasari, merupakan daerah pencampuran masa air yang berasal dari dua sungai yaitu Sungai Cikamasan dengan Sungai Ciliwung, lebar sungai ± 5 m, sungai cukup dalam dengan arus deras , ukuran bebatuan relatif besar, di bagian kiri dan kanan sungai terdapat pemukiman penduduk, banyak sampah dan masukan limbah organik lainnya. Stasiun 3 Lampiran 15 Lokasi stasiun 3 adalah di bawah Jembatan Hankam Desa Jogjogan, merupakan daerah perairan yang dekat dengan persawahan dan pemukiman penduduk villa -villa , sehingga buangan nutrien dari sawah dan limbah penduduk masuk ke perairan, lebar sungai ± 20 m, sungai cukup dalam dengan arus deras, berbatu-batu dengan ukuran sedang. Stasiun 4 Lampiran 15 Lokasi stasiun 4 adalah di bawah Jembatan Nusa Dua, Kampung Muara, Kecamatan Cisarua, merupakan daerah perairan yang dekat dengan daerah pemukiman penduduk sehingga limbah domestik di lokasi perairan ini tinggi, lebar sungai ± 20 m, sungai cukup dalam dengan arus deras, berbatu-batu dengan ukuran sedang hingga besar. Stasiun 5 Lampiran 15 Lokasi stasiu n 5 adalah Bendungan Cibalok, merupakan daerah bendungan perairan, terdapat keramba, ada kegiatan rumah tangga mandi, mencuci, berbatu- batu dengan ukuran sedang hingga besar, sungainya dalam, lebar sungai ± 40-50 m, di sekitar sungai terdapat hutan bambu dan pemukiman penduduk.