II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan morfologi ikan beunteur Puntius binotatus C. V. 1842
2.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi ikan beunteur menurut Roberts 1989 dan Kottelat et al. 1993 adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei
Ordo : Cypriniformes Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae Genus : Puntius
Spesies : Puntius binotatus, C. V. 1842
Nama sinonim : Barbus maculatus van Hasselt 1823, Barbus oresigenes Bleeker 1850, Barbus maculatus Cuvier Valenciennes 1842, Barbus
palavanensis Boulenger 1895, Barbus quinquemaculatus Seale Bean 1907, Barbodes hemictenus Jordan Richardson 1907,
Puntius sibukensis Fowler 1940 Roberts, 1989 Nama umum : ‘Spotted barb’ dengan ciri khusus berupa bintik hitam pada
pangkal ekor dan di bagian depan pangkal sirip punggung Roberts, 1989.
Nama loka l : benter, beunteur, dan bunter Bandung; sepadak, dan tanah
Sumatra Selatan; bada putia Padang; pujan Kalimantan Selatan; tewaring Kalimantan Timur; bilak, klemar, dan wader
cakul Jawa Tengah Saanin, 1984; Schuster dan Djajadiredja, 1952.
2.1.2 Morfologi
Roberts 1989 menyatakan bahwa sirip punggung ikan beunteur memiliki jari-jari keras D.IV.8 dan sirip dubur A.III.5. Menurut Kottelat, et al. 1993,
sirip punggung ikan beunteur memiliki 7-10
1 2
jari-jari bercabang dan sirip duburnya memiliki 5-6
1 2
jari-jari bercabang. Jari-jari terakhir sirip dubur tidak
mengeras. Jari-jari sirip punggung ada yang bergerigi, dan ada yang tidak bergerigi pada bagian belakangnya . Menurut Saanin 1984 sirip punggung ikan
beunteur memiliki beberapa jari-jari lemah mengeras dengan bagian belakangnya bergerigi dan 7-9 jari-jari lemah; sirip duburnya memiliki beberapa jari-jari lemah
mengeras dan 5 jari-jari lemah bercabang; jari-jari lemah mengeras paling belakang tidak bergerigi.
Saanin 1984 menyatakan bahwa ikan ini perutnya membundar, memilik i 2 pasang sungut, mulutnya dapat disembulkan, rahang tidak bergigi, permulaan
sirip punggung di depan permulaan sirip perut, dan sirip perut jauh ke belakang, di muka dubur. Menurut Kottelat et al. 1993, mulutnya kecil, bibir halus, dan tidak
ada tonjolan di ujung rahang bawah. Menurut Saanin 1984, ikan ini memiliki beberapa bercak hitam dan
seluruh tubuhnya bersisik. Menurut Roberts 1989, warnanya ber variasi, dari abu-abu keperakan sampai abu-abu kehijauan, agak gelap atau kehitaman pada
bagian punggung, terdapat tanda bintik atau pita pada tubuh ikan kecil yang akan menghilang pada saat ikan dewasa atau ukurannya besar, kecuali bintik pada
pangkal ekor. Menurut Kottelat et al. 1993, ikan ini tidak memiliki duri di bagian manapun dari tubuhnya.
Menurut Saanin 1984, ikan ini memiliki ukuran kepala 3,3-4,5 kali lebar mata, dan tinggi batang ekornya sama dengan panjangnya dan 13-12 kepala.
Menurut Roberts 1989, panjang maksimalnya bisa mencapai 20 cm. Saanin 1984 dan Kottelat et al. 1993 menyatakan ikan beunteur
memiliki gurat sisi yang lengkap. Memiliki kurang dari 40 sisik sepanjang gurat sisi, dan tidak ada pori tambahan pada sisik sepanjang gurat sisi; di antara gurat
sisi dengan sirip punggung terdapat maksimal 7 sisik. Sekeliling batang ekor terdapat 12 sisik.
2.2 Habitat dan penyebaran