Faktor kondisi Aspek biologi reproduksi .1 Nisbah kelamin

Gambar 7. Hasil uji Chi-square pada taraf nyata 0,05 diperoleh bahwa nisbah kelamin setiap stasiun berdasarkan TKG IV adalah seimbang Lampiran 6E. Seimbangnya jumlah ikan jantan dan betina setiap stasiun berdasarkan TKG III dan IV dapat disimpulkan bahwa satu ekor ikan jantan diduga membuahi satu ekor ikan betina.

4.2.4.2 Faktor kondisi

Nilai rata-rata faktor kondisi ikan beunteur jantan berkisar 0,87– 1,05 sedangkan untuk ikan betina berkisar 1,40–1,54 Gambar 8; Lampiran 7A. Baik pada ikan jantan maupun ikan betina, faktor kondisi rata-rata tertinggi terdapat pada stasiun dua. Diduga pada stasiun tersebut ikan beunteur mencapai tingkat kematangan gonad yang tinggi dan siap memijah. Tingginya persentase ikan mengalami matang gonad menyebabkan nilai faktor kondisi meningkat pula. Nilai faktor kondisi ikan betina lebih besar dari ikan jantan, diduga karena pengaruh pertumbuhan ovarium terhadap faktor kondisi lebih besar daripada testes, yang menunjukkan bahwa ikan betina memiliki kondisi yang lebih baik untuk bertahan hidup dan melakukan proses reproduksinya. Pada saat pengamatan didapatkan ukuran gonad TKG IV ikan betina lebih be sar daripada gonad ikan jantan pada berat tubuh yang sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lagler 1972 bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi faktor kondisi selain umur dan musim. Stasiun Gambar 8. Faktor kondisi rata-rata ikan beunteur Puntius binotatus jantan dan betina setiap stasiun. Betina n = 87 0.5 1 1.5 2 1 2 3 4 5 Jantan n = 100 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1 2 3 4 5 Faktor kondisi Nilai faktor kondisi ikan beunteur untuk masing-masing selang panjang Gambar 9 secara umum cenderung berfluktuasi baik pada ikan jantan maupun ikan betina . Ikan jantan memiliki nilai faktor kondisi antara 0,84–1,37 sedangkan untuk ikan betina berkisar antara 1,39–1,73 Lampiran 7B. Fluktuasi ini diduga berkaitan dengan aktivitas pemijahan dan adanya perbedaan aktivitas makan pada setiap selang panjang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lagler 1972 dan Effendie 1997 bahwa jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan biasanya bergantung pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, ukuran dan umur ikan, musim, serta habitat hidupnya. Faktor kondisi relatif berfluktuasi terhadap ukuran ikan. Ikan yang berukuran kecil juvenil mempunyai faktor kondisi relatif yang tinggi, kemudian menurun ketika ikan bertambah besar. Hal ini berhubungan dengan perubahan jenis makanan ketika ikan mengalami pertumbuhan. Pada awal masa pertumbuhan terjadi pembentukan sel dan jaringan pada tubuh ikan yang membutuhkan banyak energi. Keadaan ini yang mendorong ikan untuk makan sebanyak mungkin, sehingga faktor kondisi meningkat. Menurut Asyarah 2006 ikan beunteur yang berukuran kecil cenderung herbivora, kemudian ketika ikan berukuran sedang cenderung karnivora, dan ketika ikan beunteur dewasa cenderung omnivora. Panjang Total mm Gambar 9. Faktor kondisi rata-rata ikan beunteur Puntius binotatus jantan dan betina setiap selang panjang. Jantan n = 100 0.5 1 1.5 2 2.5 33-42 43-52 53-62 63-72 73-82 83-92 93-102 103-112113-122 Faktor Kondisi Betina n = 87 0.5 1 1.5 2 33-42 43-52 53-62 63-72 73-82 83-92 93-102 103-112113-122 Berdasarkan tingkat kematangan gonad, nilai faktor kondisi ikan beunteur jantan berkisar 0,92–0,99 dan ikan beunteur betina berkisar 1,41– 1,49 Gambar 10; Lampiran 7C. Nilai faktor kondisi ikan jantan dan betina cenderung meningkat menjela ng pemijahan TKG IV. Diduga dipengaruhi oleh proses perkembangan gonad yang berjalan dengan baik. Hal ini berkaitan dengan dengan pernyataan Effendie 1997 bahwa tingginya faktor kondisi dapat pula terjadi pada saat ikan mengisi gonadnya dengan sel kelamin dan akan mencapai puncak sebelum terjadi pemijahan. TKG Gambar 10. Faktor kondisi rata -rata ikan beunteur Puntius binotatus jantan dan betina setiap TKG. Berdasarkan waktu pengambilan sample Gambar 11 nilai faktor kondisi pada ikan jantan berkisar antara 0,80-1,04 dan ikan betina berkisar antara 1,31- 1,61 Lampiran 7D. Nilai faktor kondisi tertinggi terjadi pada akhir bulan Juli baik untuk ikan jantan 1,04 maupun ikan betina 1,61. Diduga waktu itu merupakan puncak pemijahan sehingga faktor kondisi meningkat. Jantan n = 100 0.88 0.9 0.92 0.94 0.96 0.98 1 I II III IV Faktor Kondisi Betina n = 87 1.36 1.38 1.4 1.42 1.44 1.46 1.48 1.5 I II III IV Waktu pengambilan sample Gambar 11. Faktor kondisi rata-rata ikan beunteur Puntius binotatus jantan dan betina setiap waktu pengambilan sample Keterangan: 1=Akhir Juni, 2=Awal Juli, 3=Akhir Juli, 4=Awal Agustus.

4.2.4.3 Tingkat kematangan gonad TKG