Uji Hipotesis Return to Scale Uji Hipotesis Analisis Komparatif

menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain, koefesien determinasi R 2 berguna untuk mengukur seberapa besar variasi dari variabel tergantung dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Nilai koefesien determinasi R 2 berada di antara 0 sampai 1, dimana semakin dekat nilai R 2 dengan 1 menunjukkan R 2 yang semakin baik. Jika nilai R 2 sama dengan 1, maka garis regresi variabel-variabel independen menjelaskan 100 variasi dalam variabel dependen. Sebaliknya, kalau nilai R 2 sama dengan 0, maka garis regresi tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel dependen.

c. Uji Hipotesis Return to Scale

Untuk menguji return to scale yang dihasilkan pada model regresi Solow dan MRW akan dilakukan pengujian Wald Test. Walt Test merupakan suatu test statistik berdasarkan unrestricted regression, yang mengukur seberapa erat dekat estimasi yang tidak direstriksi unrestricted dapat memenuhi restriksi restricted di bawah hipotesis nol. Dengan kata lain, Wald Test dapat digunakan untuk menunjukkan apakah terdapat kesesuaian antara estimasi yang tidak direstriksi dengan yang direstriksi. Dengan menggunakan Wald Test, return to scale yang dihasilkan pada model regresi Solow dan MRW akan diuji untuk membuktikan apakah return to scale yang dihasilkan tersebut memenuhi constant return to scale atau tidak. Untuk itu, restriksi constant return to scale dapat dituliskan sebagai berikut: α + β = 1 atau c2 + c3 = 1; untuk persamaan model regresi Solow α + β + θ = 1 atau c2 + c3 + c4 = 1; untuk persamaan model regresi MRW Sementara itu, rumusan hipotesisnya dapat dituliskan sebagai berikut: H O : β 1 + ... + β n = 0; artinya penjumlahan semua koefisien elastisitas menunjukkan adanya constant return to scale H O : β 1 + ... + β n ≠ 0; artinya penjumlahan semua koefisien elastisitas tidak menunjukkan adanya constant return to scale Sedangkan kriteria pengambilan keputusannya dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, yakni jika F hitung F tabel maka H O diterima dan Ha ditolak. Berarti penjumlahan semua koefisien elastisitas menunjukkan adanya constant return to scale. Sebaliknya, jika F hitung F tabel maka H O ditolak dan Ha diterima, berarti penjumlahan semua koefisien elastisitas tidak menunjukkan adanya constant return to scale.

d. Uji Hipotesis Analisis Komparatif

Uji t-test komparatif rata-rata dua sampel independen bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi perbedaan dari rata-rata dua sampel tidak berkorelasi bila datanya berbentuk interval atau rasio. Sementara itu, komparasi yang akan diperbandingkan meliputi kesamaan rata-rata equality of means dan kesamaan variasi equality of variances. Rumusan t-test untuk menguji hipotesis kesamaan rata-rata dua sampel independen adalah sebagai berikut: n s n s X X t 2 2 2 1 2 1 2 1 + − = Dimana : t = nilai statistik uji t X 1 = rata-rata sampel 1 X 2 = rata-rata sampel 2 s 1 2 = varian sampel 1 s 2 2 = varian sampel 2 Sedangkan kriteria pengambilan keputusannya dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung t tabel uji pihak kanan atau jika t hitung – t tabel uji pihak kiri, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata data sampel sebelum dengan setelah. Sebaliknya jika t hitung t tabel uji pihak kanan atau jika t hitung – t tabel uji pihak kiri, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata data sampel sebelum dengan setelah. Sementara itu, rumusan hipotesis untuk uji kesamaan variasi equality of variances dari dua sampel independen, dapat dituliskan sebagai berikut: Ho = 0; artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variasi data sampel sebelum dengan setelah. Ho ≠ 0; artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara variasi data sampel sebelum dengan setelah. Sedangkan kriteria pengambilan keputusannya pada pengujian Levene Test dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung, yakni: • Jika F hitung F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variasi nilai data sampel sebelum dengan setelah. Sebaliknya jika F hitung F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara variasi nilai data sampel sebelum dengan setelah.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

1 30 100

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional di Propinsi Jawa Barat (periode 1995-2008

0 22 150

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1986-2013.

0 3 14

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1983 – 2007 Dengan Pendekatan Error Correction Model.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Tahun 1986-2014.

0 1 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN 1987-2014 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Tahun 1987-2014.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN 1987-2014 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Tahun 1987-2014.

0 3 15

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Tahun 1987-2014.

0 5 14

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI NANGGROE ACEH FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 1988-2008.

0 3 15

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Pemerintahan Daerah COVER

0 0 15