memberikan kontribusi rata-rata sebesar 59,49 terhadap PDB, diikuti dengan PMTDB yang memberikan kontribusi rata-rata sebesar 27,93 terhadap PDB,
konsumsi pemerintah memberikan kontribusi rata-rata sebesar 8,39 terhadap PDB, dan ekspor bersih memberikan kontribusi rata-rata sebesar 3,20 terhadap
PDB, sedangkan sisanya berupa perubahan stok.
Tabel 4.1: Distribusi Persentase PDB Riil 1987 = 100 Menurut Penggunaan
Tahun C
G PMTDB
Ekspor Bersih
Perubahan Stok
Total
1987 57.68 9.42
24.82 1.54 6.54 100
1988 56.64 9.58
26.17 5.65 1.96 100
1989 54.90 9.85
27.61 5.33 2.32 100
1990 56.24 9.48
29.49 1.15 3.63 100
1991 56.43 9.49
29.38 1.88 2.82 100
1992 54.52 9.44
28.96 3.76 3.33 100
1993 54.18 8.87
28.74 4.23 3.99 100
1994 54.32 8.44
30.40 2.17 4.67 100
1995 56.51 7.90
32.02 -0.90 4.46 100
1996 57.51 7.52
34.01 -0.71 1.67 100
1997 59.22 7.19
35.27 -2.56 0.89 100
1998 63.97 7.00
27.19 2.48 -0.64 100
1999 65.41 7.00
22.57 3.81 1.22 100
2000 64.29 7.10
24.56 5.64 -1.59 100
2001 64.09 7.36
25.19 4.67 -1.30 100
2002 63.75 7.97
25.26 5.10 -2.08 100
2003 63.25 8.37
24.27 6.04 -1.94 100
2004 63.21 8.29
26.50 3.92 -1.93 100
2005 62.17 8.36
27.80 4.05 -2.39 100
2006 60.80 8.69
27.04 4.42 -0.95 100
2007 60.04 8.49
27.80 4.37 -0.69 100
2008 59.66 8.84
29.33 4.38 -2.21 100
Rata-rata
1987-2008 59.49 8.39 27.93 3.20 0.99
100 1987-1996 55.89 9.00 29.16 2.41
3.54 100
1997-1998 61.60 7.10 31.23 -0.04 0.12
100 1999-2008 62.67 8.05 26.03 4.64
-1.39 100
Tanpa Krisis 59.28
8.52 27.60
3.52 1.08
100
Sumber: BPS
Bila ditinjau dari segi trend atau kecenderungan sepanjang periode 1987- 2008, terlihat bahwa kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB cenderung
mengalami penurunan pada periode 1987-1995, dari 57,68 pada tahun 1987 mengalami penurunan kontribusinya menjadi 56,51 pada tahun 1995. Kemudian
pada tahun 1996 kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 57,51 dan
terus meningkat menjadi sebesar 65,41 pada tahun 1999, sebelum akhirnya kembali mengalami penurunan sejak tahun 2000 menjadi sebesar 64,29 dan
terus mengalami penurunan hingga akhir tahun 2008 menjadi sebesar 59,66. Untuk kontribusi konsumsi pemerintah terhadap PDB, cenderung menurun
kontribusinya sejak tahun 1989 hingga tahun 1999, yakni dari 9,85 pada tahun 1989 terus mengalami penurunan menjadi sebesar 7,00 pada tahun 1999.
Kemudian mulai tahun 2000 hingga akhir tahun 2008 cenderung kembali mengalami peningkatan kontribusinya terhadap PDB, dari 7,10 pada tahun 2000
terus mengalami peningkatan menjadi sebesar 8,84 pada akhir tahun 2008. Sementara itu, untuk kontribusi PMTDB terhadap PDB terlihat
kecenderungan yang menarik, yakni cenderung mengalami peningkatan sepanjang periode 1987-1997, dari 24,82 pada tahun 1987 terus mengalami peningkatan
menjadi sebesar 35,27 pada akhir tahun 1997. Meningkatnya kontribusi PMTDB sepanjang tahun 1987-1997 tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah dalam
mendorong sektor swasta agar lebih berperan dalam menggerakkan pembangunan ekonomi. Namun akibat terjadinya krisis, kontribusi PMTDB mengalami penurunan
yang cukup tajam menjadi sebesar 27,19 pada tahun 1998 dan menurun kembali pada tahun 1999 menjadi sebesar 22,57. Selanjutnya, pada tahun 2000 hingga
akhir tahun 2008 cenderung kembali mengalami peningkatan, dari 24,56 pada tahun 2000 meningkat menjadi sebesar 29,33 pada akhir tahun 2008.
Selanjutnya, untuk kontribusi ekspor bersih terhadap PDB sepanjang tahun 1987-2008 terlihat cenderung berfluktuasi. Secara rata-rata untuk periode sebelum
krisis kontribusi ekspor bersih sebesar 2,41 terhadap PDB, mengalami penurunan
pada masa krisis menjadi rata-rata sebesar negatif 0,04, dan meningkat lagi pada periode setelah krisis menjadi rata-rata sebesar 4,64. Peningkatan kontribusi
ekspor bersih untuk periode 1998-2008 lebih dikarenakan terjadinya penurunan yang tajam dalam nilai tukar rupiah terhadap USD, terdepresiasinya nilai tukar
rupiah menyebabkan harga barang-barang ekspor Indonesia mengalami penurunan nilainya dibandingkan harga barang-barang luar negeri, hal ini mengakibatkan
ekspor mengalami peningkatan dan impor cenderung mengalami penurunan sehingga ekspor bersih cenderung mengalami kenaikan yang cukup tajam.
Tabel 4.2: Distribusi Persentase PDB Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Berlaku
No. Keterangan
1987-2008 1987-1996
1997-1998 1999-2008
1 Pertanian 17.51
20.06 17.09
15.05 2 Pertambangan
Penggalian 10.81
11.34 10.72
10.29 3 Industri
Pengolahan 24.72
21.16 25.89
28.05 4
Listrik, Gas Air Bersih 0.91
0.88 1.21
0.88 5 Bangunan
6.44 6.19
6.95 6.59
6 Perdagangan, Hotel Restoran
16.16 16.73
15.61 15.70
7 Pengangkutan Komunikasi
6.03 6.31
5.79 5.80
8 Keuangan, Persewaan, Jasa
7.76 7.50
7.99 7.97
9 Jasa-Jasa 9.66
9.83 8.75
9.67
Total 100
100 100
100
Sumber: BPS Dioalah
Apabila ditinjau dari sisi lapangan usaha, secara keseluruhan sepanjang periode 1987-2008 pembangunan ekonomi lebih banyak didorong oleh sektor
industri pengolahan yang memberikan kontribusi rata-rata sebesar 24,72 terhadap PDB; diikuti dengan sektor pertanian yang memberikan kontribusi rata-
rata sebesar 17,51 terhadap PDB; sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi rata-rata sebesar 16,16 terhadap PDB; sektor
pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi rata-rata sebesar 10,81 terhadap PDB; sektor jasa-jasa memberikan kontribusi rata-rata sebesar 9,66
terhadap PDB; sektor keuangan, persewaan dan jasa memberikan kontribusi rata- rata sebesar 7,76 terhadap PDB; sektor bangunan memberikan kontribusi
sebesar 6,44 terhadap PDB; sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi rata-rata sebesar 6,03 terhadap PDB; dan sektor listrik, gas dan air
bersih memberikan kontribusi rata-rata sebesar 0,91 terhadap PDB.
b Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
Kapital atau modal merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam suatu proses produksi guna menghasilkan output. Salah satu indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur kapital adalah PMTDB Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto. Perkembangan PMTDB riil Indonesia sepanjang periode
1987-2008 dapat dilihat pada grafik 4.2.
Grafik 4.2: PMTDB 1987 = 100 dan Pertumbuhan PMTDB Indonesia Periode 1987-2008
20,000 40,000
60,000 80,000
100,000 120,000
19 86
19 87
19 88
19 89
19 90
19 91
19 92
19 93
19 94
19 95
19 96
19 97
19 98
19 99
20 00
20 01
20 02
20 03
20 04
20 05
20 06
20 07
20 08
P M
T D
B M
ilia r R
p
-40 -30
-20 -10
10 20
Pe rt
um bu
han P
M T
D B
PMTDB Riil Miliar Rp Pertumbuhan PMTDB
Sumber: Data BPS Diolah
Berdasarkan grafik 4.2 terlihat bahwa pergerakan PMTDB riil Indonesia
yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1987 cenderung mengalami peningkatan dari sebesar 30.980,20 miliar rupiah pada tahun 1987 meningkat menjadi sebesar
85.476,29 miliar rupiah pada tahun 1997, sebelum akhirnya mengalami penurunan yang tajam akibat krisis menjadi sebesar 57.262,11 miliar rupiah pada tahun 1998
dan menurun kembali pada tahun 1999 menjadi 47.890,19 miliar rupiah.
Selanjutnya pada tahun 2000 mulai kembali mengalami kenaikan menjadi 54.683,24 miliar rupiah dan terus mengalami peningkatan hingga akhir tahun
2008 menjadi sebesar 97.860,93 miliar rupiah. Meskipun demikian, apabila dilihat dari pertumbuhannya terlihat bahwa
pertumbuhan PMTDB riil sepanjang periode 1987-2008 cenderung berfluktuasi, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,31 per tahun. Apabila krisis diabaikan
rata-rata pertumbuhan PMTDB riil sebesar 8,17 per tahun. Sementara itu, jika dibandingkan antara periode sebelum krisis dengan setelah krisis terlihat bahwa
pertumbuhan PMTDB riil pada periode sebelum krisis cenderung lebih tinggi ketimbang pada periode setelah krisis. Pada periode sebelum krisis rata-rata
pertumbuhan PMTDB riil sebesar 10,44 per tahun, sedangkan pada periode setelah krisis sebesar 5,90 per tahun.
Grafik 4.3: Incremental Capital Output Ratio ICOR Indonesia Periode 1987-2008
5.29 4.79