11.74 2.17 14.20 4.59 7.3 7.3 5.8 5.9 5.5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

menunjukkan terjadinya fenomena bubble economy. Artinya aset-aset keuangan yang ditawarkan oleh neraca transaksi modal jauh lebih besar dibandingkan yang diminta oleh sektor riil neraca transaksi berjalan dan kondisi ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan harga asset-asset keuangan di atas tingkat harga yang sebenarnya. Bagi para investor terjadinya fenomena bubble economy tersebut menunjukkan terjadinya ketidakseimbangan dalam kondisi perekonomian makro, dan hal ini akan menjadi isyarat bagi mereka untuk mengurangi, menghentikan, atau bahkan menarik kembali capital inflows-nya. Tabel 4.9: Posisi Utang Luar Negeri Indonesia Menurut Sektor Periode 1993-1998 Keterangan 1993 1994 1995 1996 1997 1998

1. ULN Menurut Sektor Juta USD

a. Sektor Pemerintah 52,462 58,616 59,588 55,303 53,865 54,159 b. Sektor Swasta 28,131 37,884 48,244 54,868 71,952 77,428 ● Swasta Bank 7,758 8,202 10,081 9,049 14,364 12,826 ● Swasta Non Bank 20,373 29,682 38,163 45,819 57,588 64,602 Total Utang Luar Negeri 80,593 96,500 107,832 110,171 125,817 131,587 2. Rasio ULN terhadap Total ULN a. Sektor Pemerintah 65.09 60.74 55.26 50.20 42.81 41.16 b. Sektor Swasta 34.91 39.26 44.74 49.80 57.19 58.84 ● Swasta Bank 9.63 8.50 9.35 8.21 11.42 9.75 ● Swasta Non Bank 25.28 30.76 35.39 41.59 45.77 49.09

3. Pertumbuhan ULN -

19.74 11.74 2.17 14.20 4.59

a. Sektor Pemerintah - 11.73 1.66 -7.19 -2.60 0.55 b. Sektor Swasta - 34.67 27.35 13.73 31.14 7.61 ● Swasta Bank - 5.72 22.91 -10.24 58.74 -10.71 ● Swasta Non Bank - 45.69 28.57 20.06 25.69 12.18

4. Cadangan

Devisa 12,352 13,158 14,674 19,125 21,418 23,762

5. PDB

Juta USD 156,292 173,736 196,930 223,486 134,988 119,097 6. Rasio ULN terhadap Cad. Devisa

6.5 7.3 7.3 5.8 5.9 5.5

a. Sektor Pemerintah 4.2 4.5 4.1 2.9 2.5 2.3 b. Sektor Swasta 2.3 2.9 3.3 2.9 3.4 3.3 ● Swasta Bank 0.6 0.6 0.7 0.5 0.7 0.5 ● Swasta Non Bank 1.6 2.3 2.6 2.4 2.7 2.7

7. Rasio ULN terhadap PDB 51.6 55.5 54.8 49.3 93.2

110.5 a. Sektor Pemerintah 33.6 33.7 30.3 24.7 39.9 45.5 b. Sektor Swasta 18.0 21.8 24.5 24.6 53.3 65.0 ● Swasta Bank 5.0 4.7 5.1 4.0 10.6 10.8 ● Swasta Non Bank 13.0 17.1 19.4 20.5 42.7 54.2 Sumber: BI dan BPS Diolah Indikator lain yang menunjukkan bahwa struktur keuangan dan perekonomian Indonesia sangat rentan terhadap gejolak siklus ekonomi adalah perkembangan dalam utang luar negeri Indonesia Tabel 4.9. Dalam kurun waktu 1993-1998, total utang luar negeri Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari 80.593 Juta USD pada tahun 1993 meningkat menjadi 131.587 Juta USD pada tahun 1998. Sedangkan rasionya terhadap PDB untuk periode 1993-1996 rata-rata sebesar 52,8 dan pada tahun 1997 telah mencapai 93,2 terhadap PDB. Bila ditinjau dari segi pertumbuhannya, perkembangan utang luar negeri yang pesat ini terutama disumbangkan oleh sektor swasta, yang mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 26,72 per tahun selama periode 1993-1997. Lebih jauh, utang luar negeri sektor swasta tersebut, sebagian besar merupakan utang jangka pendek yang mempunyai karakteristik jatuh tempo kurang dari 1,5 tahun. Sementara itu, bila dilihat dari rasio utang luar negeri terhadap cadangan devisa terlihat bahwa rasio utang luar negeri terhadap cadangan devisa menunjukkan nilai yang selalu lebih besar dari satu lihat Tabel 4.9. Rasio yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia sangat rentan terhadap gejolak siklus ekonomi. Artinya, terjadinya gejolak siklus ekonomi akan menyebabkan kepanikan di kalangan kreditur yang kemudian akan menyebabkan para kreditur menarik pinjaman utangnya, terutama utang jangka pendeknya. Lebih lanjut, bila para kreditur menarik pinjaman utang jangka pendeknya secara tiba-tiba maka hal tersebut tidak bisa ditutupi oleh persediaan cadangan devisa yang ada, sehingga akan menimbulkan ketidakstabilan tidak hanya pada nilai tukar rupiah, tapi juga pada sektor keuangan atau bahkan pada kondisi perekonomian secara keseluruhan. Indikator lain, yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa Indonesia terperangkap dalam jeratan utang debt trap adalah perkembangan DSR debt service ratio , yang merupakan rasio antara pembayaran utang luar negeri pokok dan cicilannya yang jatuh tempo terhadap ekspor. Pada periode 1990-1996, rata- rata DSR Indonesia cenderung tinggi mencapai rata-rata sebesar 32,6. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 30 proporsi hasil ekspor harus digunakan untuk membayar utang luar negeri yang jatuh tempo. Kemudian pada tahun 1997 angka DSR tersebut telah mencapai 44,5, bahkan pada tahun 1998 mencapai 57,9. Grafik 4.22: Perkembangan DSR Indonesia Tahun 1990-2007

30.9 32.0

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

1 30 100

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional di Propinsi Jawa Barat (periode 1995-2008

0 22 150

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1986-2013.

0 3 14

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1983 – 2007 Dengan Pendekatan Error Correction Model.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Tahun 1986-2014.

0 1 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN 1987-2014 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Tahun 1987-2014.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN 1987-2014 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Tahun 1987-2014.

0 3 15

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta Tahun 1987-2014.

0 5 14

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI NANGGROE ACEH FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 1988-2008.

0 3 15

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Pemerintahan Daerah COVER

0 0 15