Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya antara 10 tahun sebelum dengan setelah krisis. Sedangkan metode yang digunakan untuk analisis
komparatif menggunakan metode komparatif dengan teknik t-test dua sampel independen. Sementara itu, komparasi yang diperbandingkan meliputi kesamaan
rata-rata equality of means dan kesamaan variance equality of variances. Selain itu, guna memahami lebih dalam mengenai objek penelitian
gambaran umum kondisi perekonomian, ekonomi-sosial, dan politik di Indonesia dan menginterprestasi serta menganalisis hasil penelitian akan
diberikan penjelasan atau uraian deskriptif.
3.7 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Eviews 6 dan SPSS versi 16. Untuk model Solow, model MRW, dan model business cycle akan
dianalisis dengan menggunakan program Eviews 6. Sedangkan untuk analisis komparatif dua sampel independen tidak berkorelasi antara sepuluh tahun
sebelum dengan setelah krisis akan dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 15. Alasan digunakannya dua alat pengolah data ini, hanyalah demi
kemudahan dalam menganalisis dan mengintreprestasikan hasil pengolahan data.
3.8 Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan kebenaran akan hipotesis yang telah dirumuskan maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis statistik dalam
penelitian ini meliputi: pengujian hipotesis secara individu atau parsial uji t-test, pengujian hipotesis secara serempak atau simultan uji F-test statistik, pengujian
ketetapan perkiraan R
2
, uji hipotesis constant return to scale menggunakan uji
Wald Test , serta pengujian hipotesis perbedaan mean dan variance sampel
antara sebelum dengan setelah Independent Sample T-Test dan Levene Test.
a. Uji Parsial Uji t-test
Pengujian terhadap variabel independen secara parsial individu bertujuan untuk melihat signifikansi dan pengaruh variabel independen secara individu
terhadap variabel dependen dengan tingkat kepercayaan tertentu. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t-test statistik. Rumusan t-test untuk menguji
hipotesis pengaruh secara parsial individu adalah sebagai berikut:
Sb B
- b
t =
Dimana : t = nilai statistik uji t
b = koefesien regresi parsial sampel estimator B = koefesien regresi parsial populasi parameter
Sb = standar error koefesien regresi sampel Sedangkan kriteria pengambilan keputusannya dilakukan dengan cara
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika t hitung t tabel uji pihak kanan atau jika t hitung
–
t tabel uji pihak kiri, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti variabel independen secara individu tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika t hitung t tabel uji pihak kanan atau jika t hitung
–
t tabel uji pihak kiri, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti variabel independen secara individu berpengaruh signifikan.
b. Uji Koefesien Determinasi Uji R
2
Koefesien determinasi goodness of fit yang dinotasikan dengan R
2
merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat
menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain, koefesien determinasi R
2
berguna untuk mengukur seberapa besar variasi dari variabel tergantung dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya.
Nilai koefesien determinasi R
2
berada di antara 0 sampai 1, dimana semakin dekat nilai R
2
dengan 1 menunjukkan R
2
yang semakin baik. Jika nilai R
2
sama dengan 1, maka garis regresi variabel-variabel independen menjelaskan 100 variasi dalam variabel dependen. Sebaliknya, kalau nilai R
2
sama dengan 0, maka garis regresi tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel dependen.
c. Uji Hipotesis Return to Scale