Komponen Aktif Aktivitas antihiperglikemik dari biomassa dan polisakarida ekstraseluler Porphyridium cruentum sebagai inhibitor alfa glukosidase

Gambar 4 Struktur kimia acarbose Info Obat Indonesia 2009

2.7 Komponen Aktif

Komponen aktif merupakan kelompok senyawa fungsional yang terkandung dalam bahan pangan dan dapat memberikan pengaruh biologis. Kannan et al. 2009. Penapisan komponen aktif ini dapat dilakukan dengan metode uji fitokimia yang meliputi alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, dan fenol hidrokuinon Harborne 1987. 1 Alkaloid Komponen alkaloid merupakan golongan senyawa organik yang paling banyak ditemukan di alam. Alkaloid umumnya dapat didefinisikan sebagai substansi dasar yang memiliki satu atau lebih atom nitrogen yang bersifat basa dan tergabung dalam suatu sistem siklis, yaitu cincin heterosiklik. Alkaloid biasanya tidak berwarna dan sebagian besar berbentuk kristal dengan titik lebur tertentu, tetapi ada pula yang berbentuk amorf atau cairan pada suhu ruang. Secara organoleptik, alkaloid akan terasa pahit di lidah Harborne 1987. Alkaloid dikategorikan sebagai hasil metabolisme sekunder, dimana kelompok molekul ini merupakan substansi organik yang tidak bersifat vital bagi organisme yang menghasilkannya Kutchan 1995. Alkaloid kerap kali bersifat racun pada manusia, tetapi ada pula yang memiliki aktivitas fisiologis pada kesehatan manusia sehingga digunakan secara luas dalam pengobatan Harborne 1987. Senyawa metabolit alkaloid diduga juga mempunyai aktivitas inhibitor α- glukosidase. Hal ini sesuai dengan penelitian Samson 2010 yang menyatakan bahwa 1 bv ekstrak alkaloid buah mahkota dewa yang berwarna merah dan merah-hijau memiliki aktivitas inhibitor enzim α- glukosidase sebesar 35.16 dan 36,80. 2 Steroidtriterpenoid Triterpenoid merupakan komponen dengan kerangka karbon yang tersusun oleh 6 unit isoprene dan dibuat secara biosintesis dari skualen C 30 hidrokarbon asiklik. Triterpenoid tidak berwarna, jernih, memiliki titik lebur tinggi dan merupakan komponen aktif yang sulit dikarakterisasi. Pengujian yang telah digunakan secara luas untuk mendeteksi triterpenoid adalah dengan pereaksi Liebermann-Burchard, yang memberikan warna biru-hijau pada triterpenoid dan steroid Harborne 1987. Hasil penelitian Setzer 2008 menunjukkan bahwa sejumlah produk triterpenoid alami memiliki aktivitas antitumor karena memiliki kemampuan menghambat kinerja enzim topoisomerase II, dengan cara berikatan dengan sisi aktif enzim yang nantinya akan mengikat DNA dan membelahnya. Hal ini menyebabkan enzim menjadi terkunci dan tidak dapat mengikat DNA. Steroid merupakan golongan triterpena yang tersusun atas sistem cincin cyclopetana perhydrophenanthrene. Steroid pada mulanya dipertimbangkan hanya sebagai komponen pada substansi hewan saja sebagai hormon seks, asam empedu, dan lain sebagainya, akan tetapi akhir-akhir ini steroid juga ditemukan pada substansi tumbuhan Harborne 1987. Prekursor pembentukan steroid adalah kolesterol atau fitosterol. Hasil penelitian Silva et al. 2002 menunjukkan bahwa komponen steroid yang diekstrak dari daun Agave attenuata memiliki aktivitas anti-inflamasi, walaupun aktivitas ini diikuti dengan efek hemolitik yang tidak diinginkan. Komponen steroid dapat meningkatkan aktivitas hemolitik karena steroid memiliki afinitas lebih tinggi dari kolesterol pada membran eritrosit. 3 Flavonoid Flavonoid umumnya merupakan komponen larut air polar. Komponen ini dapat diekstrak dengan etanol 70 dan tetap berada pada lapisan air setelah pemisahan ekstrak menggunakan petroleum ether. Flavonoid pada tanaman berikatan dengan gula sebagai glikosida dan adapula yang berada dalam aglikon. Flavonoid dapat dikelompokkan menjadi 9 kelas, yaitu anthosianin, proanthosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, chlacone dan aurone, flavanon, serta isoflavon Harborne 1987. Flavonoid sangat efektif untuk digunakan sebagai antioksidan, antibakteri dan inhibitor enzim α-glukosidase. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Bernardi et al 2007 yang menunjukkan bahwa seluruh komponen flavonoid yang diisolasi dari Hypericum ternum memiliki aktivitas antioksidan. Hasil penelitian Sukadana 2009 menunjukkan bahwa komponen flavonoid yang diisolasi dari buah belimbing manis memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 500 ppm dan bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 100 ppm. Berdasarkan penelitian Hartika 2009 menyatakan bahwa ekstrak flavonoid buah mahkota dewa dengan konsentrasi 1 bv mampu menginhibisi aktivitas enzim α-glukosidase sebesar 23,06-40,26. 4 Saponin Saponin merupakan agen aktif permukaan dengan sifat yang menyerupai sabun. Saponin larut dalam air, sedikit larut atau tidak sama sekali dalam etanol dan metanol pekat yang dingin. Kehadirannya dapat dideteksi dengan mudah karena komponen ini mampu membentuk busa dan dapat menyebabkan hemolisis sel darah Harborne 1987. Saponin memiliki aktivitas antimikroba, merangsang sistem imun, dan mengatur tekanan darah Astawan dan Kasih 2008. Hasil penelitian Cui et al. 2004 menunjukkan bahwa ekstrak air dari tumbuhan herbal Dioscorea nipponica Mak mengandung komponen furostanol saponin yang tergolong dalam steroidal saponin dan biasa digunakan sebagai obat penyakit cardiovascular. Selain untuk kesehatan, saponin juga dapat digunakan sebagai agen bioaktif pengendali nyamuk. Hasil penelitian Wiesman dan Chapagain 2003 menunjukkan bahwa ekstrak saponin yang diisolasi dari Quillaja saponaria dan Balanites aegyptiaca mampu digunakan sebagai agen pengendali nyamuk Aedes aegypti dan Culex pipiens yang aman bagi mamalia. 5 Fenol hidrokuinon Komponen fenolat merupakan struktur aromatik yang berikatan dengan satu atau lebih gugus hidroksil, beberapa mungkin digantikan dengan gugus metil atau glikosil. Komponen fenolat bersifat larut air selama komponen tersebut berikatan dengan gula membentuk glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel. Flavonoid merupakan kelompok yang terbesar di antara komponen fenolat alami yang strukturnya telah diketahui, tetapi fenol monosiklik sederhana, fenilpropanoid dan fenolat quinon terdapat dalam jumlah sedikit Harborne 1987. Pigmen quinon alami berada pada kisaran warna kuning muda hingga hitam. Quinon mengandung kromatofor dasar yang sama dengan kromatofor benzoquinon, yang terdiri dari dua grup karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Hasil penelitian Escudero et al. 2008 menunjukkan bahwa komponen polifenol yang diisolasi dari daun Piper aduncum L. memiliki aktivitas antioksidan dan menurunkan kandungan hidrogen peroksida secara in-vivo. Komponen polifenol tersebut meliputi asam gallat, asam klorogenat, katekin, dan quercetin yang dilaporkan memiliki nilai IC 50 1-8 ppm.

2.8 Inhibisi α-Glukosidase