mengonsumsi obat antidiabetika oral. Penderita Diabetes mellitus Tipe I tidak dapat disembuhkan dan tergantung pada injeksi insulin selama hidupnya.
b. Diabetes mellitus Tipe II Diabetes Mellitus tidak tergantung Insulin
Tipe ini disebabkan oleh gangguan sekresi insulin yang progresif karena resistensi insulin. Diabetes mellitus Tipe II dipicu oleh pola hidup yang kurang
sehat. Rata-rata penderita berumur lebih dari 40 tahun. Proses penuaan juga menjadi penyebab akibat penyusutan sel-sel beta yang progresif sehingga sekresi
insulin semakin berkurang dan kepekaan reseptornya juga menurun. Diabetes mellitus Tipe II dapat dikontrol dengan mengubah pola hidup, terutama dengan
mengatur pola makan yang baik dan seimbang, berolah raga dengan teratur, tidak merokok, dan menghindari konsumsi minuman beralkohol.
c. Diabetes Mellitus Kehamilan
Diabetes tipe ini hanya diderita oleh wanita selama kehamilannya dan umumnya akan kembali normal sesudah hamil. Walaupun demikian, beberapa
kasus yang tidak terkontrol dapat berkembang lebih lanjut pasca-kelahiran. Penanganan yang kurang baik terhadap penderita akan berakibat buruk pada janin
seperti kelainan bawaan, gangguan pernapasan pada bayi bahkan kematian janin. d.
Diabetes mellitus tipe lain Diabetes tipe ini disebabkan oleh keadaan atau sindrom tertentu seperti
pernyakit pankreas, penyakit hormonal, keadaan yang disebabkan oleh obat atau zat kimia, gangguan reseptor insulin, dan sindrom genetik tertentu.
2.6 Pengobatan Diabetes Mellitus DM
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol. Untuk mengendalikan penyakit DM, perlu dilakukan
pengaturan pola konsumsi makanan, olahraga, pengontrolan berat badan, dan penggunaan obat hipoglikemik. Ada dua macam obat hipoglikemik, yaitu berupa
suntikan dan berupa tablet yang disebut hipoglikemik oral. Antiglikemik oral dapat dibagi dalam 5 golongan Subroto 2006, yaitu :
a. Golongan sulfonilurea
Derivat sulfonilurea bekerja dengan cara merangsang sel beta pulau Langerhans pankreas untuk mengekskresikan insulin.. Obat-obat yang termasuk
golongan sulfonilurea yaitu Tolbutamide, Chlorpropamide, Tolazamide, Acetohexamide, Glibenklamide, Glipizide, dan Glibonuride.
b. Golongan biguanid
Derivat biguanid mempunyai mekanisme kerja yang berlainan dengan derivat sulfonylurea. Obat golongan ini bekerja dengan mengurangi resistensi
insulin, sehingga glukosa dapat memasuki sel-sel hati, otot dan organ tubuh lainnya. Obat-obat yang termasuk golongan biguanid adalah metformin,
phenformin, dan buformin. c.
Golongan thiazolidinedion Derivat thiazolidinedion bekerja dengan cara yang sama dengan derivat
biguanid, yaitu dengan mengurangi resistensi insulin, sehingga glukosa dapat memasuki sel-sel hati, otot dan organ tubuh lainnya,. Obat yag tergolong
thiazolidinedion adalah Troglitazone. d.
Golongan miglitinida Obat ini bekerja dengan cara mencetuskan pelepasan insulin dari pankreas
segera setelah makan. Obat golongan ini adalah replaginida. Efek samping dari obat ini yaitu hipoglikemia dan peningkatan berat badan.
e. Golongan inhibitor α-glukosidase
Obat ini bekerja dengan cara menginhibisi secara reversible kompetitif terhadap enzim hidrolase
α-amilase pankreatik dan enzim-enzim pencernaan di usus halus, seperti isomaltase, sukrase dan maltase. Enzim-enzim ini berperan
pada hidrolisis karbohidrat makanan menjadi glukosa dan monosakarida lainnya. Pada penderita DM, inhibisi terhadap enzim ini menyebabkan
penghambatan absorbsi glukosa, sehingga menurunkan keadaan hiperglikemia setelah makan. Obat yang termasuk golongan ini adalah acarbose dan di Indonesia
telah dipasarkan dengan nama Glucobay. Acarbose merupakan suatu oligosakarida yang diperoleh dari proses fermentasi mikroorganisme Actiniplanes
utahensis. Acarbose merupakan serbuk berwarna putih dengan berat molekul 645.6 bersifat larut dalam air dan memiliki pKa 5.1 Info Obat Indonesia 2009.
Rumus empirik acarbose adalah C
25
H
43
NO
18
dan struktur kimianya dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Struktur kimia acarbose Info Obat Indonesia 2009
2.7 Komponen Aktif