alami yang strukturnya telah diketahui, tetapi fenol monosiklik sederhana, fenilpropanoid dan fenolat quinon terdapat dalam jumlah sedikit Harborne 1987.
Pigmen quinon alami berada pada kisaran warna kuning muda hingga hitam. Quinon mengandung kromatofor dasar yang sama dengan kromatofor
benzoquinon, yang terdiri dari dua grup karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Hasil penelitian Escudero et al. 2008
menunjukkan bahwa
komponen polifenol
yang diisolasi
dari daun
Piper aduncum L. memiliki aktivitas antioksidan dan menurunkan kandungan hidrogen peroksida secara in-vivo. Komponen polifenol tersebut meliputi asam
gallat, asam klorogenat, katekin, dan quercetin yang dilaporkan memiliki nilai IC
50
1-8 ppm.
2.8 Inhibisi α-Glukosidase
Enzim α-glukosidase berfungsi memecah karbohidrat menjadi glukosa
pada usus halus manusia. Enzim ini merupakan enzim yang terlibat dalam degradasi glikogen. Degradasi lanjutan dari glikogen oleh fosforilase dapat terjadi
hanya setelah kerja enzim glukan otransferase dan α-glukosidase, yang
mengkatalis dua reaksi. Pada reaksi pertama, enzim glukanotransferase memindahkan tiga dari residu glukosa yang tersisa ke ujung cabang-cabang di
sebelah luar molekul lain. Kemudian enzim α-glukosidase menghidrolisis ikatan α1-6 pada titik percabangan rantai glikogen dan menghasilkan D-glukosa dan
membuat residu glukosa dengan ikatan α1-4. Pada rantai lanjutan molekul
tersebut kini terbuka terhadap kerja glikogen fosforilase yang menghasilkan glukosa 1-fosfat Lehninger 2004.
Substrat p-nitrofenil- α-D-glukopiranosa merupakan model yang digunakan
untuk merepresentasikan karbohidrat yang akan dipecah oleh enzim α-glukosidase. Inhibisi enzim α-glukosidase terjadi karena enzim α-glukosidase
akan menghidrolisis
p-nitrofenil- α-D-glukopiranosa menjadi p-nitrofenol
berwarna kuning dan glukosa Gambar 5.
p-nitrofenil- α-D-glukopiranosa
+ +
α-glukosidase p-nitrofenol
α-D-Glucose Gambar 5 Persamaan reaksi enzimatik α-glukosidase dan p-nitrofenil-α-D-
glukopiranosa Sugiwati 2005 Aktivitas enzim diukur berdasarkan hasil absorbansi p-nitrofenol. Apabila
memiliki kemampuan menghambat aktivitas enzim α-glukosidase, maka p-nitrofenol yang dihasilkan akan berkurang Basuki et al. 2002 diacu dalam
Sugiwati 2005. Sehingga semakin tinggi selisih absorbansi sampel dengan penambahan enzim dan absorbansi sampel tanpa penambahan enzim, maka
persentase inhibisi α-glukosidase semakin rendah.
3 METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2010, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Hasil Perairan II, Laboratorium
Mikrobiologi Hasil Perairan, Laboratorium Biokimia Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil Perairan, Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Hewan,
dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka.
3.2 Alat dan Bahan