polisakarida ke medium. Polisakarida disintesis dan disekresikan oleh badan golgi. Kondisi lingkungan yang berbeda berpengaruh terhadap jumlah produksi
polisakarida. Produksi polisakarida tertinggi ketika jumlah sumber nitrogen terbatas. Polisakarida dapat diisolasi melalui presipitasi menggunakan
cetylpiridinium chloride, diikuti dengan konversi menjadi kalsium dan dipresipitasi kembali dengan etanol. Prosedur ini akan menghasilkan polisakarida
murni dan menjaga viskositas terhadap perubahan pH dan suhu Vonshak 1988. Prosedur isolasi polisakarida dari mikroorganisme tergantung pada letak
biopolimer terikat pada dinding sel atau diekskresikan oleh sel sebagai pelindung atau pengotor. Isolasi dapat dilakukan dengan ekstraksi dari biomassa sel. Namun,
akhir-akhir ini isolasi polisakarida dilakukan dengan sentrifugasi maupun filtrasi untuk memisahkan produk dari sel Giavasis dan Biliaderis 2006.
Viskositas polisakarida Porphyridium sp.dalam larutan terkonsentrasi 1-2 gL, stabil pada berbagai nilai pH 2-9, suhu 30-120
o
C dan air garam. Ketergantungan dari viskositas intrinsik pada kekuatan ionik, diperkirakan bahwa
kekakuan dari rantai polisakarida Porphyridium sp. berada dalam kisaran yang sama seperti yang dari getah xanthan dan DNA Eteshola et al. 1996 diacu dalam
Arad dan Richmond 2004.
2.5 Diabetes Mellitus DM
Diabetes mellitus DM merupakan suatu kelainan metabolik kronis serius yang memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan seseorang atau suatu kondisi
konsentrasi glukosa dalam darah secara kronis lebih tinggi daripada nilai normal hiperglikemia akibat tubuh kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak efektif.
Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh secara progresif menurun karena usia
ataupun gaya hidup Subroto 2006. Klasifikasi Diabetes mellitus Subroto 2006 adalah sebagai berikut :
a. Diabetes mellitus Tipe I Diabetes Mellitus tergantung Insulin
Tipe ini disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas sehingga kekurangan insulin absolut. Faktor keturunan juga merupakan salah satu penyebab. Penderita
Diabetes mellitus Tipe I tergantung pada terapi insulin dan tidak dianjurkan
mengonsumsi obat antidiabetika oral. Penderita Diabetes mellitus Tipe I tidak dapat disembuhkan dan tergantung pada injeksi insulin selama hidupnya.
b. Diabetes mellitus Tipe II Diabetes Mellitus tidak tergantung Insulin
Tipe ini disebabkan oleh gangguan sekresi insulin yang progresif karena resistensi insulin. Diabetes mellitus Tipe II dipicu oleh pola hidup yang kurang
sehat. Rata-rata penderita berumur lebih dari 40 tahun. Proses penuaan juga menjadi penyebab akibat penyusutan sel-sel beta yang progresif sehingga sekresi
insulin semakin berkurang dan kepekaan reseptornya juga menurun. Diabetes mellitus Tipe II dapat dikontrol dengan mengubah pola hidup, terutama dengan
mengatur pola makan yang baik dan seimbang, berolah raga dengan teratur, tidak merokok, dan menghindari konsumsi minuman beralkohol.
c. Diabetes Mellitus Kehamilan
Diabetes tipe ini hanya diderita oleh wanita selama kehamilannya dan umumnya akan kembali normal sesudah hamil. Walaupun demikian, beberapa
kasus yang tidak terkontrol dapat berkembang lebih lanjut pasca-kelahiran. Penanganan yang kurang baik terhadap penderita akan berakibat buruk pada janin
seperti kelainan bawaan, gangguan pernapasan pada bayi bahkan kematian janin. d.
Diabetes mellitus tipe lain Diabetes tipe ini disebabkan oleh keadaan atau sindrom tertentu seperti
pernyakit pankreas, penyakit hormonal, keadaan yang disebabkan oleh obat atau zat kimia, gangguan reseptor insulin, dan sindrom genetik tertentu.
2.6 Pengobatan Diabetes Mellitus DM