oleh sel melalui badan golgi ke dalam media kultur. Polisakarida ekstraseluler yang dihasilkan terdiri dari D-xylose, D-glucose, D-galactose, L-galactose,
3-O-methylxylose, 3-O-metylgalactose,
dan D-glucuronic
acid Percival dan Foyle 1979.
Selain sebagai penghasil polisakarida ekstraseluler dalam jumlah besar, Porphyridium cruentum juga menghasilkan asam lemak jenis arakidonat.
Arakidonat merupakan asam lemak tak jenuh yang memiliki atom karbon 20 dengan 4 ikatan rangkap, sehingga biomassa berpotensi sebagai pangan
fungsional. Penelitian tentang antihiperglikemik dari polisakarida ekstraseluler dan komposisi biokimia biomassa Porphyridium cruenttum belum banyak
dilakukan. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian aktivitas antihiperglikemik polisakarida dan biomassa dari Porphyridium cruentum.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk : 1
Mendapatkan kurva pertumbuhan Porphyridium cruentum. 2
Mendapatkan dan mengukur polisakarida ekstraseluler dan biomassa kering dari Porphyridium cruentum.
3 Menganalisis aktivitas antihiperglikemik pada polisakarida ekstraseluler dan biomassa kering dari Porphyridium cruentum.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Porphyridium cruentum
Porphyridium cruentum adalah mikroalga merah bersel satu yang termasuk divisi Rhodophyta, hidup bebas atau berkoloni yang terikat dalam
mucilago. Senyawa mucilago dieksresikan secara konstan oleh sel membentuk sebuah kapsul yang mengelilingi sel. Mucilago merupakan polisakarida sulfat
yang bersifat larut dalam air Vonshak 1988. Klasifikasi Porphyridium cruentum Vonshak 1988 adalah sebagai
berikut : Divisi
: Rhodophyta
Sub Kelas :
Bangiophycidae Ordo
: Porphyridiales
Famili :
Porphyridiaceae Genus
: Porphyridium
Gambar 1 Porphyridium cruentum Department of Enviromental Science 2008
Sel Porphyridium cruentum berbentuk bulat dengan diameter 4- 9 μm.
Struktur selnya terdiri dari sebuah nukleus inti, kloroplas, badan golgi, mitokondria, lendir, pati dan vesikel Lee 2008. Porphyridium cruentum tidak
memiliki dinding sel. Setiap sel memiliki kloroplas dengan pirenoid di tengahnya. Permukaan membran tilakoid pada kloroplas diselimuti oleh phycobilisome
Vonshak 1988.
Porphyridium dapat hidup di berbagai habitat alam seperti air laut, air tawar, maupun pada permukaan tanah yang lembab dan membentuk lapisan
kemerah-merahan yang sangat menarik. Habitat asli dari Porphyridium cruentum diduga berasal dari laut karena dapat hidup dengan baik pada media cair maupun
media padat air laut Vonshak 1988. Porphyridium cruentum dibungkus oleh polisakarida yang merupakan
heteropolimer asam yang dibentuk oleh gula sulfat. Polisakaridanya membentuk jembatan ion melalui dua ikatan kation dan memiliki bobot molekul yang tinggi.
Ketebalan polisakarida bervariasi tergantung pada fase pertumbuhan dan kondisi pertumbuhan. Sebagian polisakarida diekskresikan ke dalam
medium pertumbuhan, sehingga viskositasnya semakin tinggi Arad et al. 1985.
Biomasa sel Porphyridium cruentum mengandung kadar air 1,25-8,83, kadar abu 16,8-23,6, karbohidrat 22,8-39,3, protein 27,7-40,8, dan total
lemak 5,78-7,55 Fuentes et al. 2000. Produk komersial dari Porphyridium diantaranya adalah asam arakidonat, polisakarida, dan fikoeritrin. Biomassa
kering sel Porphyridium cruentum mengandung 2 asam arakidonat, 35 polisakarida, dan 8 fikoeritrin Vonshak 1988.
2.2 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Porphyridium