Latar Belakang Aktivitas antihiperglikemik dari biomassa dan polisakarida ekstraseluler Porphyridium cruentum sebagai inhibitor alfa glukosidase

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus DM merupakan suatu kelainan metabolik kronis serius yang memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan seseorang atau suatu kondisi konsentrasi glukosa dalam darah secara kronis lebih tinggi daripada nilai normal hiperglikemia akibat tubuh kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak efektif Subroto 2006. Sekitar 171 juta jiwa penduduk dunia menderita diabetes. Angka kematian penduduk dunia akibat diabetes sekitas 3,2 juta jiwa per tahun berarti 6 orang meninggal tiap menit. Jumlah penderita diabetes di Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat WHO 2010. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan melakukan upaya-upaya, seperti perencanaan diet, mempertahankan bobot badan normal, dan melakukan cukup olah raga. Obat hanya perlu diberikan, bila setelah melakukan berbagai upaya tersebut secara maksimal tidak berhasil mengendalikan kadar glukosa darah Sugiwati 2005. Obat antihiperglikemik terdiri dari dua macam, yaitu berupa suntikan insulin dan obat antidiabetik oral meliputi golongan sulfonilurea, biguanid, thiazolidinedion, miglitinida dan inhi bitor α-glukosidase Subroto 2006. Senyawa inhibitor α-glukosidase bekerja menghambat enzim α-glukosidase yang terletak pada dinding usus halus. Enzim-enzim α-glukosidase maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa postprandial pada pasien diabetes. Senyawa inhibitor α-glukosidase juga menghambat enzim α-amilase pankreas yang bekerja menghidrolisis polisakarida di dalam lumen usus halus Info Obat Indonesia 2009. Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya aktivitas hipoglikemik pada polisakarida berupa alginat, xanthan, dan polisakarida yang berasal dari mikroba Giavasis dan Biliaderis 2006. Porphyridium cruentum merupakan mikroalga yang juga menghasilkan polisakarida ekstraseluler yang diekskresikan oleh sel melalui badan golgi ke dalam media kultur. Polisakarida ekstraseluler yang dihasilkan terdiri dari D-xylose, D-glucose, D-galactose, L-galactose, 3-O-methylxylose, 3-O-metylgalactose, dan D-glucuronic acid Percival dan Foyle 1979. Selain sebagai penghasil polisakarida ekstraseluler dalam jumlah besar, Porphyridium cruentum juga menghasilkan asam lemak jenis arakidonat. Arakidonat merupakan asam lemak tak jenuh yang memiliki atom karbon 20 dengan 4 ikatan rangkap, sehingga biomassa berpotensi sebagai pangan fungsional. Penelitian tentang antihiperglikemik dari polisakarida ekstraseluler dan komposisi biokimia biomassa Porphyridium cruenttum belum banyak dilakukan. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian aktivitas antihiperglikemik polisakarida dan biomassa dari Porphyridium cruentum.

1.2 Tujuan