1. Terhadap unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi.
Majelis Hakim berpendapat bahwa yang dimaksud dengan perbuatan dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja. Kesengajaan tersebut haruslah meliputi tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau korporasi. Dengan demikian, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi adalah kehendak dan
tujuan dari Terdakwa karena Terdakwa telah mempergunakan uang setoran pembayaran raskin dari 8 desa yang keseluruhannya berjumlah
Rp. 69.218.000,- untuk setoran bulan Oktober 2010 dan sesuai pengakuan Terdakwa bahwa uang tersebut dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan Terdakwa sendiri yaitu biaya berobat dan opname atau mondok dirumah sakit.
103
2. Terhadap unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan.
Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa menerima setoran uang untuk pembayaran beras raskin adalah disebabkan karena selain sebagai
PNS di Kantor Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali juga karena kedudukan Terdakwa sebagai anggota satuan tugas pendistribusian beras
untuk rumah tangga miskin diwilayah Kecamatan Ampel. Akan tetapi
103
Ibid, hlm. 44.
Universitas Sumatera Utara
kewajiban Terdakwa setelah menerima uang setoran raskin tersebut adalah meneruskan menyetorkan ke rekening Sub. Dolog Wilayah III
Surakarta di Delanggu dan kenyataannya bahwa ada setoran pembayaran beras raskin dari delapan desa sejumlah Rp. 69.218.000,- tidak disetorkan
dan dipakai Terdakwa untuk kepentingan pribadi Terdakwa. Dengan demikian, menurut Majelis Hakim perbuatan Terdakwa yang tidak
menyetorkan uang pembayaran raskin sebagaimana tersebut diatas adalah bentuk penyalahgunaan kedudukan Terdakwa sebagai anggota satgas
pendistribusian beras untuk rumah tangga miskin diwilayah Kecamatan Ampel yang seharusnya uang tersebut disetorkan ke Sub. Dolog Wilayah
III Surakarta.
104
3. Terhadap unsur dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.