dalam kontrak yaitu lift typemerk ex Jepang adalah merupakan perbuatan melawan hukum.
85
3. Terhadap unsur melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi. Majelis Hakim berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa yang
memberikan seluruh pekerjaan rehabilitasi lift dikantor keuangan negara Semarang II dengan merk yang tidak sesuai kontrak adalah perbuatan
yang dilakukan oleh Terdakwa dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi.
86
4. Terhadap unsur yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Majelis Hakim berpendapat berdasarkan fakta-fakta yang terungkap
dipersidangan, bahwa perbuatan Terdakwa yang memasang komponen lift dengan merk Cina yang seharusnya merk Jepang sesuai dengan
kesepakatan adalah perbuatan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
87
2. Terhadap Putusan Perkara Nomor: 10Pid.Sus2011PN.Tipikor.Smg.
a. Identitas Terdakwa.
Nama Lengkap : Wiwik Budi Santoso, SH Bin Ramlan Mardi
85
Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor: 02Pid.Sus2011PN.Tipikor.Smg. hlm. 156.
86
Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor: 02Pid.Sus2011PN.Tipikor.Smg. hlm. 160.
87
Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor: 02Pid.Sus2011PN.Tipikor.Smg. hlm. 164.
Universitas Sumatera Utara
Utomo. Tempat Lahir
: Pati. UmurTanggal Lahir
: 50 Tahun30 Desember 1960. Jenis Kelamin
: Laki-laki. Kebangsaan
: Indonesia. Tempat Tinggal
: Jl. Kolonel Sugiono GWB II No. 19 Desa Winong RT 06 RW 02 Kec. Pati Kab. Pati.
Agama : Islam.
Pekerjaan : Swasta Mantan Ketua DPRD Kab. Pati
Periode 2002-2004. Pendidikan
: Strata Satu S-1. b.
Kasus Posisi. Terdakwa selaku Ketua DPRD Kabupaten Pati Periode 2002-2004 bersama-
sama dengan Bupati Pati, Wakil Bupati Pati, Sekretaris Daerah serta Panitia Anggaran DPRD Kabupaten Pati dan Tim Anggaran Eksekutif dalam
menetapkan anggaran LPJ Bupati dan bantuan untuk pihak ke III adalah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, secara
bersama-sama dengan eksekutif bertindak sewenang-wenang karena memutuskan dan mengeluarkan keuangan yang tidak sesuai dengan maksud
dari dibuatnya ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga kepada mereka dapat dimintai pertanggungjawaban secara hukum.
c. Amar Pertimbangan Unsur Pidana Yang Dilakukan Oleh Majelis Hakim.
Universitas Sumatera Utara
1. Terhadap unsur setiap orang.
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Semarang dalam memutus perkara Nomor 10Pid.Sus2011PN.
Tipikor.Smg. mengemukakan bahwa unsur setiap orang maksudnya adalah orang perorang atau termasuk korporasi, yaitu kumpulan orang danatau
kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum atau bukan badan hukum.
88
Atau siapa saja yang menjadi subjek hukum pidana, yang melakukan suatu tindak pidana dan diancam pidana, dan kepadanya dapat
dimintai pertanggungjawaban pidana serta apakah tidak ada alasan pemaaf atau alasan pembenar yang menghapuskan ancaman pidananya.
89
Berdasarkan fakta yang doperoleh dipersidangan bahwa Terdakwa yang dihadapkan didepan persidangan adalah manusia seorang laki-laki
yang mempunyai hak dan kewajiban hukum, oleh karenanya jelas termasuk orang dalam arti hukum dan disamping itu juga, Terdakwa selama
pemeriksaan persidangan dapat menjawab dengan jelas, terang dan terinci identitasnya, nama, tempattanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
agama, pekerjaan dan alamat, dan setelah diperiksa dengan seksama telah sesuai dengan identitas sebagaimana tertera dalam dakwaan penuntut
umum, maupun dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan dakwaan
88
Perhatikan Pasal 1 butir 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
89
Perhatikan Putusan Perkara Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor: 10Pid.Sus2011PN.Tipikor.Smg. hlm. 8.
Universitas Sumatera Utara
penuntut umum, dan Terdakwa adalah orang yang sehat jasmani dan rohani, oleh karenanya Terdakwa adalah subjek hukum yang mampu
bertanggungjawab atas perbuatannya, serta selama dipersidangan tidak diperoleh hal-hal yang dapat menghapuskan tuntutan atas diri terdakwa,
sehingga unsur setiap orang telah terpenuhi.
90
2. Terhadap unsur dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi. Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur menguntungkan diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi, maka kata “atau” dalam rumusan tersebut dirumuskan secara alternatif, artinya cukup salah satu atau apabila
salah satu saja telah terpenuhi oleh perbuatan terdakwa, maka unsur delik itu dianggap telah terpenuhi. Oleh karena itu, berdasarkan fakta-fakta yang
terungkap dipersidangan maka dapat disimpulkan Terdakwa sebagai Ketua DPRD Kabupaten Pati Periode Tahun 2002-2004 dan juga sebagai Ketua
Panitia Anggaran, telah menyetujui anggaran LPJ Bupati Kabupaten Pati dalam masa pertanggungjawaban Tahun 2002 dan bantuan untuk pihak ke
III bersama dengan pihak eksekutif, Bupati, Wakil Bupati, Sekda dan perangkat lainnya yang berhubungan dengan anggaran Kabupaten Pati
serta seluruh anggota DPRD, dengan masing-masing sebesar Rp. 250.000.000,- untuk pertanggungjawaban LPJ Bupati Kabupaten Pati dan
90
Ibid, hlm. 9.
Universitas Sumatera Utara
Rp. 1.650.000.000,- untuk bantuan keuangan Pihak ke III, sehingga jumlah total Rp. 1.900.000.000,-
91
Bahwa perbuatan Terdakwa, Bupati, Wakil Bupati, Sekda, semua anggota DPRD dan Panitia Anggaran Eksekutif lainnya yang
mengeluarkan anggaran LPJ Bupati dan bantuan untuk Pihak ke III adalah sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam
pertanggungjawaban hukum, karena tindakan tersebut tidak dibenarkan oleh hukum sebagimana maksud dari ketentuan Undang-Undang terutaa
menurut Undang-Undang Keuangan Negara dan pihak yang seharusnya menerima dana bantuan keuangan untuk pihak ke III yaitu tidak sesuai
dengan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002, karena belanja bagi hasil dan bantuan keuangan yang penggunaannya adalah
belanja kepada organisasi kemasyarakatan, antara lain: panti sosial kemasyarakatan, panti jompo, dan lain-lain.
92
3. Terhadap Unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan. Majelis Hakim mengemukakan bahwa kewenangan, kesempatan dan
sarana karena jabatan dan kedudukan dari Terdakwa sebagai Ketua DPRD Kabupaten Pati Tahun 2002-2004 telah dipergunakan dengan maksud dan
tujuan lain, sehingga LPJ Bupati Pati dan bantuan keuangan pihak ke III
91
Ibid, hlm. 17.
92
Ibid, hlm. 21.
Universitas Sumatera Utara
disetujui dan dibuatkan Perda serta dibagi-bagi tersebut adalah sangat mencederai rasa keadilan masyarakat, karena sebagai Ketua DPRD dan
wakil rakyat, Terdakwa bersama-sama dengan Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Panitia Anggaran DPRD dan Eksekutif serta bagian anggaran dan
perbendaharaan Kabupaten Pati tidak perduli kepada kondisi sosial kemasyarakatan sendiri, tidak peka terhadap responsibility social
didaerahnya sendiri.
93
Lahirnya peraturan daerah yang dibuat sebagai akibat dari LPJ Bupati Pati dan bantuan keuangan Pihak ke III adalah digunakan sebagai alat
untuk melegitimasi dibagi-baginya dan LPJ Bupati dan bantuan keuangan kepada pihak ke III setidak-tidaknya dijadikan alat untuk mensahkan
perbuatan terdakwa secara bersama-sama tersebut, padahal masih banyak kebutuhan masyarakat yang harus menjadi bagian dari pembangunan
masyarakat Kabupaten Pati. Oleh karena itu, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau kedudukan telah terpenuhi dan terbukti.
94
4. Terhadap unsur dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara. Majelis Hakim berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa bersama-
sama dengan Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Panitia Anggara Eksekutif dan
93
Putusan Perkara Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor: 10Pid.Sus2011PN.Tipikor.Smg. hlm. 21.
94
Ibid, hlm.22.
Universitas Sumatera Utara
Legislatif serta seluruh anggota DPRD Kabupaten Pati yang telah menetapkan dana LPJ sebesar Rp. 250.000.000,- dan bantuan keuangan
untuk pihak ke III sebesar Rp. 1.650.000.000,- sehingga total keseluruhannya berjumlah Rp. 1.900.000.000,- dan telah dibagi-bagi
sedemikian rupa, dimana Terdakwa mendapat bahagian sebesar Rp. 7.000.000,- untuk LPJ Bupati Tahun Anggaran 2002, sedangkan untuk
bantuan keuangan Pihak ke III Terdakwa mendapat bahagian sebesar Rp. 30.000.000,-, sehingga total yang diterima terdakwa adalah sebesar Rp.
37.000.000,-. Oleh karena itu, sesuai dengan fakta yang terungkap dipersidangan, negara telah mengalami kerugian sebesar Rp.
1.900.000.000,- dimana atas jumlah tersebut Terdakwa telah menerima dan menikmati sebesar Rp. 37.000.000,-
95
3. Terhadap Putusan Perkara Nomor: 24Pid.Sus2011PN.Tipikor.Smg.