Implementasi sanksi. Hambatan Dari Sisi Yuridis Normatif.

pembayaran kembali kerugian merupakan kompensasi secara perdata. Akan tetapi tindak pidana korupsi yang dilakukan sebagai suatu pidana adalah tanggungjawab pidana yang harus ditanggung olwh pelaku. Tanggung jawab pidana itulah yang harus dilakukan dengan menjalani hukuman penjara atau bahkan hukuman mati.

3. Implementasi sanksi.

Nilai keadilan sangat terasa bagi masyarakat untuk menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya bagi terdakwa pelaku tindak pidana korupsi. Kerugian yang diderita oleh negara terlebih lagi untuk masyarakat kebanyakan sangat tidak memungkinkan apabila tidak memenuhi perhatian masyarakat luas. Atensi publik dimaksud tentunya memberikan tekanan yang besar bagi pengadilan tindak pidana korupsi untuk berhati-hati dalam menjatuhkan sanksi bagi pelaku tindak pidana korupsi. 182 Selanjutnya sanksi seperti apa yang diberikan oleh negara yang dalam hal ini adalah pengadilan tindak pidana korupsi bagi pelaku tindak pidana korupsi? Undang-Undang yang didalamnya telah dapat dicantumkan adanya sanksi pidana dan sanksi pemaksa, serta merupakan peraturan yang sudah dapat langsung berlaku dan mengikat umum. 183 Dengan demikian, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 telah diberikan oleh kekuatan oleh kedaulatan negara untuk memberikan sanksi pidana. Bahkan dalam keadaan tertentu sanksi pidana mati dapat dijatuhkan bagi pelaku tindak 182 Ari Wahyudi Hertanto dan Arief Nurul Wicaksono, op.cit, hlm. 29. 183 Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu Perundang-Undangan, Dasar-Dasar dan Pembentukannya, Jakarta: Kanisius, 1998, hlm. 93. Universitas Sumatera Utara pidana korupsi. 184 Sanksi pidana yang diberikan sangat tergantung pada rasa keadilan. Rasa keadilan yang objektif tentunya adalah yang diharapkan. Namun demikian, subyektifitas pasti akan berperan. Perlu untuk digaris bawahi bahwa masalah tindak pidana korupsi sebenarnya bukan merupakan masalah yang merupakan tanggungjawab dari pemerintah dan sekelompok lembaga maupun orang tertentu saja, melainkan juga merupakan kewajiban dari masyarakat untuk mengatasinya. Pola-pola pemberantasan korupsi pada tingkat masyarakat dapat dilakukan melalui pengawasan, pelaporan, penyebarluasan informasi dan pengetahuan serta pola-pola lainnya. Upaya ini sebenarnya adalah untuk kepentingan bangsa dan Akan tetapi, sejak Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korpsi diundangkan hingga sampai saat sekarang ini, belum ada satupun terpidana perkara korupsi yang dipidana mati. Penjatuhan pidana mati memang mudah untuk diucapkan dalam tataran ideal. Akan tetapi konsekuensi yang berat harus dipikul oleh Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebagai pemutus perkara apakah hukuman mati memang memenuhi rasa keadilan. Ini adalah suatu wacana moral yang tidak pernah padam. 184 Yang dimaksud dengan keadaan tertentu adalah keadaan yang dapat dijadikan alas an pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi yaitu apabila tindak pidana tersebut dilakukan terhadap dana-dana yang diperuntukkan bagi penanggulangan keadaan bahaya, bencana alam nasional, penanggulangan akibat kerusuhan sosial yang meluas, penanggulangan krisis ekonomi dan moneter, dan penanggulangan tindak pidana korupsi. Perhatikan Penjelasan Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Universitas Sumatera Utara negara Indonesia, terutama dalam memperbaiki citra dan kepercayaan internasional. 185

D. Hambatan Dari Sisi Teknis.