Analisis terhadap unsur pidana dalam putusan perkara nomor: 10Pid.Sus2011PN.Tipikor.Smg.

maupun daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan memberi manfaat, kemakmuran, dan kesejahteraan kepada seluruh kehidupan rakyat. 113 Oleh karena itu, berdasarkan pengertian keuangan negara dan perekonomian negara sebagaimana dikemukakan diatas dan dikaitkan dengan perbuatan Terdakwa, maka perbuatan Terdakwa adalah perbuatan yang telah merugikan keuangan negara.

2. Analisis terhadap unsur pidana dalam putusan perkara nomor: 10Pid.Sus2011PN.Tipikor.Smg.

a. Terhadap unsur setiap orang. Berdasarkan uraian Majelis Hakim tentang setiap orang sebagaimana dikemukakan diatas, apabila dilakukan analisa bahwa yang dimaksud dengan setiap orang dalam dunia hukum berarti pembawa hak, yaitu sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban dan disebut sebagai subjek hukum yang terdiri dari manusia persoon dan badan hukum rechtspersoon 114 . Sedangkan menurut Soedjono, setiap orang yaitu subjek hukum atau subject van een recht adalah orang yang mempunyai hak, baik manusia pribadi atau badan hukum yang berhak, berkehendak atau melakukan perbuatan hukum. 115 113 Perhatikan Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sedangkan perbuatan hukum adalah setiap perbuatan yang akibatnya diatur 114 C.S.T. Kansil, op.cit, hlm. 117. 115 Soedjono sebagaimana dikutip oleh Sudarsono dalam buku Pengantar Ilmu Hukum, op.cit, hlm. 275. Universitas Sumatera Utara oleh hukum, karena akibat itu boleh dianggap menjadi kehendak dari yang melakukan perbuatan itu. 116 b. Terhadap unsur dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi. Berdasarkan uraian unsur dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi sebagaimana dipaparkan diatas, maka dapat dilihat bahwa secara harafiah, memperkaya artinya bertambah kaya, sedangkan kata kaya artinya mempunyai banyak harta, uang dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa memperkaya berarti menjadikan orang yang belum kaya menjadi kaya atau orang yang sudah kaya bertambah kaya. 117 Pembuat Undang-Undang tidak memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, akan tetapi apabila dihubungkan dengan Pasal 37 ayat 4 Undang- Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, tersangkaterakwa berkewajiban memberikan keterangan tentang sumber kekayaan sedemikian rupa sehingga kekayaan yang tidak seimbang dengan penghasilan atau penambahan dapat digunakan sebagai alat bukti. 118 116 Ibid, hlm. 289. 117 Moch. Faisal Salam, op.cit, hlm. 92. 118 Perhatikan Pasal 37 ayat 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang berbunyi: Dalam hal terdakwa tidak dapat membuktikan tentang kekayaan yang tidak seimbang dengan penghasilannya atau sumber penambahan kekayaannya, maka keterangan tersebut dapat Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, penafsiran istilah memperkaya adalah adanya perubahan kekayaan seseorang atau pertambahan kekayaan yang diukur dari penghasilan yang diperolehnya. Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dikemukakan bahwa perbuatan Terdakwa bersama dengan Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Tim Anggaran Eksekutif dan seluruh anggota DPRD yang mengeluarkan anggaran untuk kepentingan LPJ Bupati dan bantuan kepada pihak ke III yang diterima oleh Terdakwa, Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Tim Anggaran Eksekutif dan seluruh anggota DPRD sendiri yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan, karena mereka tidak berhak untuk menerimanya adalah perbuatan yang memperkaya atau menambah kekayaan mereka, sehingga perbuatan tersebut merugikan keuangan negara. c. Terhadap unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan. Berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim terhadap unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan, dapat dikemukakan bahwa penyalahgunaan wewenang dapat diartikan sebagai pelanggaran terhadap asas keadilan atau kewajaran principle of reseonableness or prohibition of arbitrariness yang merupakan salah satu asas dari Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik digunakan untuk memperkuat alat bukti yang sudah ada bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi. Universitas Sumatera Utara AAUPB. Dalam asas ini menuntut ditegakkannya aturan hukum agar tidak terjadi kesewenang-wenangan. Berdasarkan hal tersebut suatu keputusan yang didasarkan pada kesewenang-wenangan atau penyalahgunaan wewenang dapat dibatalkan. Asas ini disebut juga asas tidak boleh melakukan detournement de pouvouir. 119 Menyalahgunakan wewenang, kesempatan atau sarana yang ada padanya sebagaimana dipaparkan diatas, apabila dikaitkan dengan pengertian keuangan negara atau perekonomian negara maka tidak terlepas dari manajemen sehingga jabatan atau kedudukan tersebut berada dalam ruang lingkup perencanaan dan pengawasan, atau dengan perkataan lain bahwa menyalahgunakan wewenang, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan dimaksudkan bahwa yang bersangkutan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hak dan kewajibannya. 120 Oleh karena itu, perbuatan yang bertentangan dengan hak dan kewajiban Terdakwa dalam perkara ini adalah bahwa Terdakwa selaku Ketua DPRD Kabupaten Pati bersama-sama dengan Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Panitia Anggara Eksekutif dan Legislatif serta seluruh anggota DPRD Kabupaten Pati telah menggunakan anggaran untuk LPJ Bupati Pati dan bantuan untuk pihak ke III yang diterima oleh Terdakwa bersama-sama dengan Bupati, Wakil 119 Saiful Anwar dan Marzuki Lubis, Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara, Medan: Gelora Madani Press, 2004 hlm. 58. 120 Leden Marpaung, Tindak Pidana Korupsi, Pemberantasan dan Pencegahan, Jakarta: Djambatan, 2004, hlm. 44. Universitas Sumatera Utara Bupati, Sekda, Panitia Anggaran Legislatif dan Eksekutif serta seluruh anggota DPRD Kabupaten Pati, sedangkan penerimaan tersebut bertentangan dengan hak mereka atau dengan perkataan lain peraturan perundang-undangan telah mengatur bahwa bantuan untuk pihak ke III tidak diperuntukkan untuk perangkat daerah dan tidak ada dikenal istilah anggaran LPJ. d. Terhadap unsur dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim terhadap unsur dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sebagaimana diuraikan diatas, dapat dikemukakan bahwa terdapat 2 dua teori yang berkaitan dengan unsur merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, yaitu teori Von Buri dan teori Von Kries, yaitu: 121 1. Teori dari Von Buri terkenal dengan nama ekivalensi teori atau teori conditio sine quanon, yaitu: semua syarat yang turut serta menyebabkan suatu akibat dan yang tidak dapat dihilangkan dari rangkaian faktor yang bersangkutan harus dianggap sebagai sebab akibat. 2. Teori Von Kries mengatakan bahwa diantara faktor-faktor dalam rangkaian faktor-faktor yang dapat dihubungkan dengan terjadinya tindak pidana, ada satu yang dianggap menjadi causa faktor yang seimbang adaequaat dengan terjadinya perbuatan yang bersangkutan. Di Indonesia menganut teori yang dikemukakan oleh Von Kries, dengan demikian dapat dilihat bahwa unsur merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sangat luas jangkauannya dan mudah membuktikan tentang adanya kerugian negara sebagaimana dimaksud dalam penjelasan 121 Moch. Faisal Salam, op.cit, hlm. 92. Universitas Sumatera Utara Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu: Dalam ketentuan ini, kata “dapat” sebelum frasa merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, menunjukkan bahwa tindak pidana korupsi merupakan delik formil, yaitu adanya tindak pidana korupsi cekup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukan dengan timbulnya akibat. 122

3. Analisis terhadap unsur pidana dalam putusan perkara nomor: 24Pid.Sus2011PN.Tipikor.Smg.