Pihak-pihak dalam perjanjian kredit Berakhirnya perjanjian kredit

45 rekening koran, demand loan atau fasilitas kredit lainnya. Akan tetapi terdapat pula penyediaan kredit secara riil, misalnya fasilitas kredit secara fixed loan atau fasilitas kredit konsumtif, misalnya untuk pembelian rumah atau kenderaan. - Syarat penggunaannya tidak selalu menggunakan cara giral melalui cek, giro ataupun pemindahbukuan. Dalam praktik perbankan, tidak mustahil pula dilakukan penarikan secara tunai melalui kasir dengan menggunakan kuitansi atau tanda terima lainnya sebagai bukti pengambilan. Oleh karenanya, perjanjian kredit masih berakar pada perjanjian pinjam meminjam yang diatur dalam KUH Perdata tetapi mengalami berbagai perubahan sesuai dengan tuntutan jaman. Adapun perjanjian kredit mempunyai beberapa fungsi yaitu : 61 - Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok, artinya perjanjian kredit merupakan sesuatu yang menentukan batal atau tidaknya perjanjian lain yang mengikutinya, misalnya perjanjian pengikatan jaminan. - Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-batas hak dan kewajiban di antara kreditur dan debitur. - Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit. Bentuk perjanjian kredit sendiri dapat bermacam-macam. Setiap bank, dengan atau tanpa menggunakan bantuan kantor notaris atau konsultan hukum dapat membuat sendiri perjanjian kredit yang digunakan oleh banknya. 62 Namun pada umumnya untuk pemberian kredit dalam jumlah yang besar, bentuk yang lazim digunakan adalah akta notariel.

2. Pihak-pihak dalam perjanjian kredit

61 Johannes, Ibrahim, Cross Default Cross Collateral Dalam Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, Op. Cit., hlm. 30. 62 Sutan Remy, Sjahdeini, Kredit Sindikasi Proses, Teknik Pemberian, dan Aspek Hukumnya, Op Cit, hlm 190. Universitas Sumatera Utara 46 Pada dasarnya subjek hukum terdiri dari manusia person dan badan hukum rechtpersoon, misal : Perseroan Terbatas PT, Yayasan, Koperasi. Namun dalam prakteknya joint financing kredit pada umumnya diberikan kepada subjek hukum berbentuk badan usaha berbadan hukum. Hal ini disebabkan karena jumlah kredit yang diberikan dalam joint financing sangat besar dan biasanya diperuntukkan dalam hal pembiayaan proyek-proyek besar, seperti : pembangunan mall, hotel, pabrik- pabrik, pembelian kapal tanker dan sebagainya. Adapun pihak-pihak dalam perjanjian kredit antara lain: 63 - Pihak pemberi kredit atau kreditur Pihak pemberi kredit atau kreditur adalah bank sebagai badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas atau lembaga pembiayaan lain selain bank misalnya pegadaian, anjak piutang atau factoring, leasing yang memiliki kegiatan hampir sama dengan bank. - Pihak penerima kredit atau debitur Pihak penerima kredit atau debitur adalah pihak yang mana bertindak sebagai subjek hukum. Subjek hukum adalah sesuatu badan yang mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan suatu perbuatan hukum, baik perbuatan sepihak maupun perbuatan dua pihak.

3. Berakhirnya perjanjian kredit

Mengenai hapusnya atau berakhirnya perjanjian kredit mengacu pada ketentuan dalam Pasal 1381 KUHPER, yaitu mengenai hapusnya perikatan. Namun pada prakteknya hapusnya atau berakhirnya perjanjian kredit lebih banyak disebabkan : - Pembayaran, merupakan kewajiban debitur secara sukarela untuk memenuhi perjanjian yang telah diadakan; 63 Herlina, Suyati Bachtiar, Serial Contoh Akta Notaris dan Akta Di Bawah Tangan Buku I Mengenai Akta-Akta Umum Perbankan Perusahaan Multi Finance, CV. Mandar Maju , Bandung, 2002, hlm. 176. Universitas Sumatera Utara 47 - Subrogasi, diatur dalam Pasal 1400 KUHPER dimana disebutkan bahwa subrogasi adalah penggantian hak-hak si berpiutang kreditur oleh seorang pihak ketiga yang membayar kepada si berpiutang kreditur. - Pembaharuan utang novasi yaitu dibuatnya perjanjian kredit yang baru untuk atau sebagai pengganti perjanjian kredit yang lama. Sehingga dengan demikian yang hapus atau berakhir adalah perjanjian kredit yang lama. Dalam Pasal 1413 KUHPER disebutkan ada 3 tiga cara untuk terjadinya novasi yaitu : a. Membuat perjanjian baru yang bertujuan mengganti kreditur lama dengan kreditur baru; b. Membuat perjanjian baru yang bertujuan mengganti debitur lama dengan debitur baru; c. Membuat perjanjian baru yang bertujuan untuk memperbaharui atau merubah objek atau isi perjanjian. Pembaharuan objek perjanjian ini terjadi jika kewajiban tertentu dari debitur diganti dengan kewajiban lain. - Perjumpaan utang atau kompensasi, menurut Pasal 1425 KUHPER adalah suatu keadaan di mana pihak kreditur dan debitur memperjumpakan atau memperhitungkan utang piutang sehingga perjanjian kredit tersebut menjadi hapus. Disamping itu kreditur atau bank juga berhak secara sepihak mengakhiri perjanjian kredit dan meminta agar debitur melunasi sekaligus outstanding kredit apabila salah satu atau lebih syarat-syarat yang diatur dalam perjanjian kredit dilanggar. Universitas Sumatera Utara 48 Pelanggaran tersebut merupakan even of default 64 yang memungkinkan bank untuk menghentikan penggunaan kredit lebih lanjut oleh debitur sekaligus memberikan hak pada bank untuk menagih kredit. 65 Salah satu asas fundamental dari Joint Financing kredit adalah Klausula ingkar janji silang dirumuskan karena seorang debitur terikat dalam 2 dua hubungan kontraktual atau 2 dua orang debitur yang memiliki kepentingan sama antara satu dan lainnya diikat dalam konsep one obligor system. 66 Klausula ingkar janji silang dalam perjanjian kredit sendiri bertujuan untuk : 67 a.meminimalisir resiko kredit dikarenakan kelalaian debitur dalam melakukan pemenuhan berbagai kewajiban yang dipersyaratkan bank dari berbagai hubungan kontraktual berdasarkan perjanjian-perjanjian kredit yang ditanda- tangani debitur; b. untuk mengalokasikan risiko kredit dalam penanganan one obligor system sehingga bank dapat melakukan pemantauan secara efektif; c.menyelesaikan kewajiban debitur secara keseluruhan dan tidak dilakukan secara partial; d. menumbuhkan saling kepercayaan antara bank dan debitur sebagai mitra dalam berbisnis. 64 Johanes, Ibrahim, Cross Default Cross Collateral Dalam Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, Op. Cit, hlm. 59, menjelaskan pengakhiran perjanjian sebelum berakhirnya masa berlaku perjanjian tersebut pada tanggal semula yang disepakati bersama pengakhiran yang bersifat mendahului dapat dikembalikan pada tiga sebab, yaitu : a kegagalan atau kelalaian default yang dilakukan oleh salah satu pihak yang memberi alasan kepada pihak lainnya untuk mengakhiri atau membatalkan berlakunya kontrak; b keadaan kahar force majeur yang dialami oleh salah satu atau semua pihak pada suatu perjanjian dan yang berlangsung secara berkepanjangan sehingga mendorong para pihak untuk sepakat mengakhiri saja perjanjian yang mengikat mereka; c ketentuan hukum yang mengatasi kehendak dan kesepakatan para pihak, yang dapat terjadi jika misalnya pada suatu ketika lahir undang-undang yang melarang dibuatnya kontrak-kontrak tertentu. 65 Sutan Remy, Sjahdeini, Kredit Sindikasi Proses, Teknik Pemberian, dan Aspek Hukumnya, Op Cit, hlm 249. 66 Johanes, Ibrahim, Cross Default Cross Collateral Dalam Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, Op. Cit, hlm. 64. 67 Ibid, hlm 69 Universitas Sumatera Utara 49 Rumusan klausula ingkar janji silang cross default yang dicantumkan dalam perjanjian kredit dapat dituliskan sebagai berikut: 68 “Para pihak dengan ini, sepakat dan setuju untuk memberlakukan seluruh ketentuan-ketentuan yang diatur didalam ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat perjanjian kredit atas perjanjian kredit, karenanya ketentuan-ketentuan dan syarat- syarat perjanjian kredit mengikat debitur kepada bank serta merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan perjanjian kredit. Debitur dan bank sepakat bahwa debitur akan dinyatakan lalai terhadap fasilitas kredit berdasarkan akta ini; apabila telah terjadi keadaan lalai dari debitur baik berdasarkan akta ini, maupun berdasarkan akta perjanjian kredit nomor ….. tanggal …. Demikian pula sebaliknya” 69

D. Perjanjian Berbagi Jaminan antara Bank-Bank sebagai Kreditur dengan