14
dari hasil penjualan tersebut.
23
Dengan ketentuan tersebut maka dalam hal joint financing kredit dengan pemberian jaminan tanah dan bangunan yang diikat dengan Hak Tanggungan tidak
menutup kemungkinan akan timbul masalah dikemudian hari terkait dengan proses penjualan objek jaminan, pelunasan hutang dan pelaksanaan joint financing kredit itu
sendiri. Disebabkan karena kreditur kedua danatau seterusnya selaku pemegang Hak Tanggungan selain peringkat pertama atau terdahulu menurut ketentuan UUHT lebih
memberikan hak preferen atau hak didahulukan pada kreditur pemegang Hak Tanggungan pertama dibandingkan dengan kreditur kedua dan atau seterusnya guna
menjamin pelunasan hutangnya debitur lebih utama pemegang Hak Tanggungan pertama.
Selain itu, terdapat hubungan yang sangat erat antara masyarakat yang membutuhkan dan dengan perkembangan hukum perbankan khususnya mengenai
perjanjian pemberian kredit secara joint financing dalam praktek dan kebijakan hukum perbankan di Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Dari latar
belakang permasalahan
diatas maka
dapat diidentifikasikan
permasalahan utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan sistem pemberian kredit secara joint financing dengan
23
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.
Universitas Sumatera Utara
15
pemberian jaminan Hak Tanggungan? b. Apakah di atas tanah yang sedang dibebankan Hak Tanggungan dapat diletakkan sita
jaminan oleh pihak ketiga ? c. Bagaimana penyelesaian sengketa hukum bagi para kreditur pemegang Hak
Tanggungan bila debitur wanprestasi dalam joint financing kredit tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian mengenai sistem pemberian kredit secara joint financing ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui dan mengkaji pelaksanaan perjanjian joint financing kredit
dengan pemberian jaminan Hak Tanggungan; b.
Untuk mengetahui apakah di atas tanah yang sedang dibebankan Hak Tanggungan dapat diletakkan sita jaminan oleh pihak ketiga sehingga dapat menimbulkan
ketidakpastian hukum bagi para kreditur yang telah memberikan kredit kepada debitur dalam sistem joint financing.
c. Untuk mengetahui dan mengkaji penyelesaian masalah yang timbul dalam
pelaksanaan joint financing kredit dengan pemberian jaminan Hak Tanggungan;
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian mengenai sistem pemberian kredit secara joint financing ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Universitas Sumatera Utara
16
Dikarenakan pemberian kredit dengan joint financing merupakan hal yang masih jarang dilaksanakan dalam sistem hukum di Indonesia maka hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang hukum perbankan pada umumnya dan ilmu
hukum dibidang kenotariatan pada khususnya yaitu memberikan gambaran yang jelas mengenai aspek hukum pelaksanaan joint financing kredit dengan pemberian
jaminan Hak Tanggungan di Indonesia b.
Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kalangan
perbankan dan Notaris sebagai bahan masukan terutama dalam hal pembuatan akta dan penyelesaian akibat hukum yang berkaitan dengan sistem joint financing
kredit dengan pemberian jaminan Hak Tanggungan.
E. Keaslian Penelitian