54
agreement tersebut. Konsekuensi yuridis dari perjanjian berbagi jaminan sebagai accesoir dari loan agreement antara lain adalah:
75
- jika sesuatu dan lain sebab, loan agreement misalnya batal atau tidak berlaku
maka perjanjian berbagi jaminan pun menjadi batal atau tidak berlaku; -
perjanjian berbagi jaminan tidak boleh mengatur hal-hal yang melampaui danatau bertentangan dengan perjanjian pokok yaitu loan agreement. Jika ada
ketentuan dalam perjanjian berbagi jaminan yang melampaui danatau bertentangan seperti itu maka ketentuan dalam perjanjian berbagi jaminan
seperti itu secara yuridis akan menjadi null and void batal demi hukum.
76
3. Kedudukan
Security Agent ”Agen Jaminan” dalam Perjanjian Berbagi Jaminan
Sama seperti dalam sistem keagenan biasa maka siapa saja yang cakap berbuat secara hukum dapat menjadi agen dalam sistem berbagi jaminan. Hanya saja, dengan
alasan-alasan lebih praktis, efektif dan efisien maka yang lebih sering justru salah seorang dari kreditur tersebut yang menjadi agennya. Dengan demikian, agen tersebut
akan bertindak untuk dan atas nama semua kreditur, termasuk untuk dirinya sendiri dalam kedudukannya sebagai kreditur.
Prinsip dasar hukum keagenan ini diatur secara sangat sederhana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ”KUHD” tentang komisioner dalam Pasal 76
75
Jhon Langsung, Wawancara, NotarisPejabat Pembuat Akta Tanah Kota Medan, di Medan, tanggal 6 Juni 2011.
76
Munir, Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, Op. Cit, hlm. 126.
Universitas Sumatera Utara
55
sampai dengan 85 huruf a dan dalam KUH Perdata tentang pemberian kuasa dalam Pasal 1792 sampai dengan Pasal 1819 KUH Perdata. Di samping itu, hubungan
keagenan tunduk pula baik kepada ketentuan-ketentuan umum tentang perikatan seperti yang diatur dalam Pasal 1233 sampai dengan Pasal 1312 KUH Perdata
maupun kepada ketentuan-ketentuan tentang perikatan yang lahir karena perjanjian yang diatur dalam Pasal 1313 sampai dengan Pasal 1351 dan tentang hapusnya
perjanjian Pasal-pasal 1381 sampai dengan Pasal 1456 KUH Perdata. Selanjutnya terkait dengan sah tidaknya agen dalam bertindak untuk dirinya
sendiri, hal ini sebenarnya sudah tidak sesuai dengan prinsip dasar hukum keagenan dimana dalam hal keagenan mesti ada 2 dua pihak yaitu pihak agen dan pihak
prinsipal. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah krusial karena kalaupun terjadi kasus paling jelak bahwa oleh hukum, perjanjian keagenan khusus terhadap
dirinya sendiri dianggap tidak pernah ada maka akibat yang paling jauh akan terjadi bahwa si agen tersebut dalam hal ini dianggap bertindak untuk dirinya sendiri, bukan
lagi dalam kedudukannya sebagai agen, melainkan sebagai para pihak langsunng. Jadi, tidak mempunyai konsekuensi yuridis serius yang berbeda dengan seandainya
dia bertindak sebagai agen. Disamping itu, karena umumnya dalam sistem berbagi jaminan, seorang agen di
samping bertindak untuk dirinya sendiri, dia juga bertindak untuk dan atas nama orang lain maka akan terjadi semacam conflict of interest dalam tindakannya itu.
Dalam hal demikian, dengan adanya pengaturan yang rinci dalam kontrak sistem berbagi jaminan maka conflict of interest ini dapat dihilangkan atau ditekan
Universitas Sumatera Utara
56
seminimal mungkin.
77
Oleh karena itu pula, pengaturan kedudukan, hak dan kewajiban dari agen dalam kontrak sistem berbagi jaminan menjadi sangat krusial.
Pada pokoknya, kedudukan agen berbagi jaminan sama dengan kedudukan agen pada umumnya, yakni mewakili prinsipalnya untuk melakukan sesuatu perbuatan
tertentu. Dalam hal agen dalam sistem berbagi jaminan maka kedudukannya adalah untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. mewakili prinsipal kreditur-kreditur dalam hal pengikatan jaminan hutang; b. mewakili prinsipal dalam hal eksekusi jaminan hutang;
c. membagi-bagi hasil eksekusi jaminan hutang kepada para kreditur menurut imbangan seperti yang diperjanjikan, in casu, biasanya secara proporsioanl
persentase jumlah piutangnya pari passu; d. melakukan hal-hal lain dalam hubungannya dengan jaminan hutang seperti
mengawasi barang yang menjadi objek jaminan hutang, menerimamemegang polis asuransi dari jaminan hutang dan bila perlu mengurusi masalah-masalah
administrasi lainnya.
4. Prosedur Eksekusi Sistem Berbagi Jaminan Pada Umumnya