BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sectio Caesarea
Istilah sectio caesarea berasal dari perkataan Latin yaitu ”caedere”, yang artinya memotong. Pengertian ini semula ditemukan dalam Roman Law Lex Regia
dan Emperor’s Law Lex Caesarea, yaitu undang-undang yang meghendaki supaya janin dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal harus dikeluarkan dari dalam rahim
Mochtar, 2000. Sectio caesarea adalah persalinan melalui pembedahan untuk mengeluarkan bayi dari rahim lewat suatu irisansayatan pada perut bagian bawah dan
rahim Whalley dkk, 2008. Menurut Mochtar 2000, pada masa dulu, sectio caesarea dilakukan atas indikasi yang terbatas pada panggul sempit dan plasenta
previa. Meningkatnya angka kejadian sectio caesarea pada waktu sekarang ini, disebabkan karena berkembangnya indikasi dan makin kecilnya resiko dan mortalitas
dengan cara ini karena kemajuan teknik operasi dan anastesi, serta ampuhnya antibiotika dan kemoterapi.
Menurut Indiarti 2006, alasan untuk melakukan sectio caesarea pada ibu hamil atau ibu dalam persalinan adalah plasenta menghalangi jalan lahir placenta
previa, perdarahan dalam kehamilan lanilla, kelainan letak seperti letak lintang, letak sungsang, ketidaksesuaian antara jalan lahir ibu dengan besarnya janin atau
presentasi janin panggul sempit, anak besar, letak dahi, letak muka, dan sebagainya, ketuban pecah sebelum waktunya yang setelah diantisipasi tidak memberikan
kemajuan dalam persalinan, persalinan tidak maju, drip oksitosin yang gagal, ibu
Universitas Sumatera Utara
mengalami preeklamsi berat keracunan kehamilan, hipertensi dalam kehamilan atau eklamsi preeklamsi yang disertai kejang, serta kelainan bentuk rahim.
2.2. Jenis Sectio Caesarea
Menurut Sinaga 2009, ada dua jenis jenis sectio caesarea yang dikenal yaitu sectio caesarea transperitonealis dan sectio caesarea ekstraperitonealis. Sectio
caesarea transperitonealis terdiri atas dua bagian yaitu sectio caesarea klasik dan
sectio caesarea profunda. Sectio caesarea klasik merupakan pembedahan dimana pembedahan dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira
sepanjang 10 cm. Keuntungan tindakan ini adalah mengeluarkan janin lebih cepat, tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik dan sayatan bias
diperpanjang proksimal dan distal. Kerugian yang dapat muncul adalah infeksi mudah menyebar secara intraabdominal dan lebih sering terjadi ruptura uteri spontan pada
persalinan berikutnya. Sectio caesarea profunda dikenal juga dengan sebutan low cervical yaitu
sayatan pada segmen bawah rahim. Keuntungannya adalah penjahitan luka lebih mudah, kemungkinan rupture uteri spontan lebih kecil dibandingkan dengan sectio
caesarea dengan cara klasik, sedangkan kekurangannya yaitu perdarahan yang banyak dan keluhan pada kandung kemih postoperative tinggi.
Sectio caesarea ekstraperitonealis, yaitu sectio caesarea berulang pada seorang pasien yang pernah melakukan sectio caesarea sebelumnya. Biasanya
dilakukan di atas bekas luka yang lama. Tindakan ini dilakukan dengan insisi dinding dan fasia abdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk memaparkan
Universitas Sumatera Utara
segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum. Pada saat ini pembedahan ini tidak banyak dilakukan lagi untuk mengurangi bahaya infeksi
puerperal.
2.3. Indikasi Sectio Caesarea 2.3.1. Indikasi Medis