glikogen, zat besi, dan zat gizi lain, serta memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
Syarat pemberian diet pascabedah adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari
tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien yaitu pada pascabedah kecil, makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau
normal. Pada pascabedah besar , makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk menerimanya. Adapun pemberian diet pascabedah
secara bertahap mulai dari diet pascabedah I, II, III, dan IV.
2.4.1. Diet Pascabedah I DPB I
Diet ini diberikan kepada pasien pascabedah sectio caesarea setelah pasien sadar dan tidak mual serta ada tanda-tanda usus mulai bekerja. Diet ini diberikan
selama 6 jam setelah proses bedah sectio caesarea. Diet diberikan dalam bentuk makanan cair jernih. Menurut Almatsier 2006, makanan cair jernih adalah makanan
yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa residu minimal dan tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening.
Pemberian makanan dalam waktu yang singkat yaitu 1-2 hari, karena nilai gizinya sangat rendah dengan syarat pemberian yaitu porsi kecil dan diberikan sering.
Adapun menu makanan sehari diet pascabedah I yang merupakan makanan cair jernih dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Contoh Menu Sehari Diet Pascabedah I Waktu Makan
Menu Pagi
Pukul 10.00 Siang
Pukul 16.00 Malam
Teh Air bubur kacang hijau
Kaldu jernih Air jeruk
Teh Kaldu jernih
Air jeruk
Sumber: Almatsier, 2006
2.4.2. Diet Pascabedah II DPB II
Diberikan sebagai perpindahan dari diet pascabedah I, dimana makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah, sop, susu,
dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Diet pascabedah II diberikan secara berangsur dimulai 50 mljam. Air jeruk dan minuman yang
mengandung karbondioksida tidak boleh diberikan pada DPB II ini. Bahan makanan sehari dan nilai gizi DPB II dapat dilihat pada Tabel berikut.
Menurut Almatsier 2006, makanan cair kental adalah makanan yang mempunyai konsistensi kental atau semipadat pada suhu kamar, yang tidak
membutuhkan proses mengunyah dan mudah ditelan. Makanan yang diberikan harus cukup energi dan protein, tidak merangsang saluran cerna, dan diberikan secara
bertahap dalam porsi kecil dan sering tiap 2-3 jam. Pemberian makanan cair kental sebagai peralihan DPB I menuju DPB II kepada pasien pascabedah sectio caesarea
bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan mencegah aspirasi
Universitas Sumatera Utara
cairan masuk ke dalam saluran napas. Pembagian bahan makanan sehari DPB II dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2. Bahan Makanan Sehari Diet Pascabedah II Bahan Makanan
Berat g URT
Beras Maizena
Telur ayam Sayuran
Jagung muda Pepaya
Gula pasir Margarin
Susu 200
15 100
100 85
200 90
10 800
1 bh bsr 3 sdm
2 btr 1 gls
2 bh sdg 2 ptg sdg
9 sdm 1 sdm
4 gls
Sumber: Almatsier, 2006
Nilai gizi bahan makanan sehari diet pascabedah II yang diberikan kepada pasien pascabedah sectio caesarea dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Nilai Gizi Diet Pascabedah II DPB II Zat Gizi
Jumlah Satuan
Energi Protein
Lemak Karbohidrat
Kalsium Besi
Vitamin A Tiamin
Vitamin C 1385
49 50
199 386
21,8 2628,6
0,8 190
kkal g
g g
mg mg
RE mg
mg
Sumber: Almatsier, 2006
2.4.3. Diet Pascabedah III DPB III