1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upperbound du dan 4-du, maka
koefisien korelasi autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2.
Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-dl, maka koefesien autokorelasi lebih
kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4.
Bila nilai DW terletak diantara batas atas du dan batas bawah dl atau DW terletak antara 4-du dan 4-dl maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilihat dengan uji Glejser. Ada dua tahapan yang dilakukan dalam uji Glejser. Tahap pertama adalah melakukan regresi OLS
dengan menggunakan Y sebagai variabel dependen dan X1, X2, dan X3 sebagai variabel independen. Tahap kedua adalah dengan meregresikan nilai absolut residual
terhadap variabel independen. Jika setiap variabel independen nilai signifikannya lebih besar dari
α
0,05,
maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
4.8 Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengukuran variabel dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian hipotesis. Untuk melakukan hipotesis yang diajukan, maka perlu dilakukan
pengujian secara statistik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda yaitu bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan,
Investment Opportunity SetIOS, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan operating leverage terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia BEI, yang diolah dengan program komputer Statistical Package For Social Science SPSS. Pengujian hipotesis diuji dengan
menggunakan uji t dan uji F.
a. Uji F
Melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama simultan digunakan uji F. Jika
dengan tingkat signifikan 5, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. sebaliknya
tabel hit
F F
hit
F
tabel
F
dengan tingkat signifikan 5, maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Uji t
Melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial digunakan uji t onetaild test. Jika
dengan tingkat signifikan 5 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh
tabel hit
t t
Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap variabel dependen atau dapat dilakukan dengan melihat signifikannya yang berada dibawah 5 . Sebaliknya
tabel hit
t t
dengan tingkat
signifikasi 5, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau dapat dilakukan dengan
melihat signifikan yang berada diatas 5.
c. Koefisien Determinasi R