2.14 Struktur Asset dan Struktur Modal
Pecking Order Theory menyatakan bahwa permasalahan utama penentuan struktur modal adalah informasi yang tidak simetris Myers, 1984. Hal ini karena
asset tangibility merupakan variabel yang sangat menentukan besar kecilnya masalah ini. Aset tidak berwujud yang semakin besar akan menyebabkan penilaiannya
menjadi semakin sulit disebabkan karena aset tersebut sangat dipengaruhi oleh peluang investasi perusahaan dimasa depan, yang besarnya sulit diestimasi oleh
investor. Sifat dari aset ini akan menyebabkan permasalahan asimetri informasi yang semakin besar antara manajer perusahaan dengan investor, sehingga teori ini
memprediksi hubungan yang berkebalikan antara asset tangibility dengan tingkat hutang jangka panjang.
Sebaliknya, teori hutang konvensional memprediksi bahwa semakin tinggi proporsi aset berwujud menunjukkan kemampuan pengembalian pinjaman yang lebih
baik, sehingga perusahaan akan memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi. Semakin
banyak assets tangibility suatu perusahaan berarti semakin banyak collateral assets untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang. Hal ini dikarenakan
pihak kreditur akan meminta collateral assets untuk memback-up hutang. Berdasar pada Trade Off Theory, assets tangibility berpengaruh positif terhadap leverage.
Harris dan Raviv 1991 menyatakan perusahaan dengan level fixed assets yang rendah mempunyai lebih banyak masalah asymetric information dibandingkan
perusahaan dengan level fixed assets yang tinggi. Perusahaan dengan level fixed assets yang tinggi umumnya adalah perusahaan yang besar, yang dapat menerbitkan
Universitas Sumatera Utara
saham dengan harga yang fair sehingga tidak menggunakan hutang untuk mendanai investasi. Dengan demikian berdasar pada teori Pecking Order Theory, tangibility
assets berpengaruh negatif terhadap leverage. Hasil Penelitian dari Harris dan Raviv 1991
menyimpulkan bahwa Tangibility Of Assets berpengaruh positif terhadap pemakaian hutang.
Hasil penelitian Masidonda, Maski, dan Idrus 2001 menunjukkan hal yang serupa yakni struktur aktiva mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur
modal. Namun dalam penelitian Arifin 2001 menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan pada penelitian
yang dilakukan Nasruddin 2001 bertujuan untuk menguji pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia yang
terdaftar Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Chen dan Jiang 2001, menunjukkan struktur aktiva berkorelasi positif terhadap hutang. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Pandey 2001, menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
2.15 Operating Leverage dan Struktur Modal