mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.
Dengan menggunakan operating leverage, perusahaan berharap dengan adanya perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak
yang lebih besar. Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak disebut dengan degree of operating leverage atau disingkat
menjadi DOL. Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa operating leverage terjadi pada saat adanya biaya tetap yang harus ditutupi oleh besarnya
volume yang dihasilkan.
2.9 Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Modal
Perusahaan yang tumbuh memerlukan banyak dana didalam menjalankan aktivitas perusahaan. Hal ini dilihat melalui perusahaan yang terus-menerus tumbuh
akan lebih banyak membutuhkan dana didalam menjalankan aktivitas operasinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kieso 2004 perusahaan dapat tumbuh
menjadi lebih besar dengan cara meminjam uang untuk diinvestasikan dalam proyek baru. Demikian juga, perusahaan dapat menerbitkan saham baru untuk perluasan.
Bagi perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi cenderung menggunakan utang sebagai sumber dana yang berasal dari
eksternal dibandingkan dengan perusahaan–perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang rendah. Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh Thies dan Klock 1992, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan dengan leverage. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Baskin 1989 yang menemukan tingkat pertumbuhan penjualan berhubungan positif dengan utang.
Menurut Sriwardany, 2006 tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai
sumber pembiayaannya. Dalam hubungannya dengan leverage, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber
pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan agency cost antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut
membayar bunga secara teratur. Sedangkan Myers 1977 menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan yang
tinggi memberikan lebih banyak pilihan yang riil untuk investasi dimasa yang akan datang dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang rendah.
Jika pertumbuhan suatu perusahaan tinggi maka memerlukan tambahan pembiayaan pendanaan yang cukup tinggi untuk pembiayaan dimasa yang akan datang.
Perusahaan yang memiliki kesempatan pertumbuhan yang tinggi tidak mungkin mengeluarkan utang pada tempat pertama, dan diharapkan berhubungan
negatif dengan kesempatan pertumbuhan. Pernyataan diatas didukung oleh penelitian yang dilakukan Jensen dan Meckling 1976 yaitu leverage meningkat dengan
Universitas Sumatera Utara
berkurangnya kesempatan pertumbuhan. Sebaliknya penelitian yang dilakukan Pandey, 2001 menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif
terhadap kebijakan struktur modal. Ini berarti semakin besar pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula perusahaan membutuhkan dana yang berasal dari hutang
untuk mendanai pertumbuhannya tersebut. Hasil penelitian Mayangsari, 1996 menjelaskan bahwa perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi cenderung menggunakan hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan
yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Baskin 1989 yang juga menemukan tingkat pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif dengan hutang.
2.10 Investment Opportunity Set IOS dan Struktur Modal