3. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-dl, maka koefesien autokorelasi lebih
kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4.
Bila nilai DW terletak diantara batas atas du dan batas bawah dl atau DW
terletak antara 4-du dan 4-dl maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Tabel 5.3
Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .506
a
.256 .204
.334031532 2.179
a. Predictors: Constant, Operating Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, IOS, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis
b. Dependent Variable: Struktur Modal
Berdasarkan tabel 5.3, nilai dw = 2.179 du=1,8027, 4-du=2,1973 maka dudw4-du. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi
positif maupun negatif dalam model penelitian, yang berarti tidak terkena masalah aotokorelasi baik positif maupun negatif.
c. Uji Multikolinearitas
Uji asumsi klasik yang ketiga pada penelitian ini adalah uji Multikolinearitas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen X. Multikolinearitas berarti adanya hubungan yang kuat antara beberapa variabel atau semua variabel independen dalam
model regresi. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas di antara variabel independen maka digunakan nilai variance inflation factors VIF dan nilai tolerance.
Bila nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10 maka terjadi multikolinearitas. Bila
tolerance 0,10 atau nilai VIF 10 maka multikolinearitas ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics Model
Tolerance VIF
Keterangan
1 Constant
Pertumbuhan Perusahaan .860
1.163 Non multikolinearitas
Investment Oppportunity Set .903
1.108 Non multikolinearitas
Profitabilitas .871
1.149 Non multikolinearitas
Risiko Bisnis .683
1.464 Non multikolinearitas
Ukuran Perusahaan .807
1.240 Non multikolinearitas
Struktur Aktiva .924
1.082 Non multikolinearitas
Operating Leverage .976
1.025 Non multikolinearitas
Berdasarkan tabel 5.4, menunjukkan bahwa pada umumnya tidak adanya korelasi yang antara variabel independen, dimana nilai VIF kurang dari 10 dan dapat
disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas di antara variabel independen. d. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian asumsi klasik yang keempat pada penelitian ini adalah uji heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke observasi yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Cara untuk menguji heteroskedastisita yaitu dengan uji Glejser. Ada dua tahapan yang dilakukan dalam uji Glejser. Tahap pertama adalah melakukan
regresi OLS dengan menggunakan Y sebagai variabel dependen dan X1, X2, dan X3 sebagai variabel independen.
Tahap kedua adalah dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika setiap variabel independen nilai signifikannya lebih besar
Universitas Sumatera Utara
dari α
0,05,
maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel independen X signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen Y nilai
Absolut Ut AbsUt, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas, sebaliknya apabila variabel independen X signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen
Y dengan nilai probabilitas signifikannya lebih dari tingkat kepercayaan α = 5
atau α = 0,05 maka asumsi homokedastisitas pada data model tersebut diterima.
Tabel 5.5 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B
Std. Error Beta
T Sig.
1
Constant -4.499
1.281 -3.511
.081 Pertumbuhan Perusahaan
.010 .028
.037 .378
.706 Investment Oppportunity Set
.001 .034
.004 .040
.968 Profitabilitas
-.428 .215
-.192 -1.994
.099 Risiko Bisnis
5.953 2.126
.304 2.801
.106 Ukuran Perusahaan
2.696 .788
.342 3.420
.301 Struktur Aktiva
-.011 .100
-.011 -.113
.910 Operating Leverage
.010 .018
.049 .537
.592
a Dependent Variable: absu Berdasarkan hasil yang diperoleh, seperti tampak pada tabel 5.5 di atas dapat
dilihat bahwa tingkat signifikansi masing-masing variabel lebih dari 5 atau 0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa asumsi heteroskedastisitas dapat ditolak.
5.4 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian hipotesis untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan, Investment Opportunity Set IOS, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran
perusahaan, struktur aktiva dan operating leverage terhadap struktur modal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS Statistical Package for
Social Sciences versi 18.0. 5.4.1
Hasil Uji Statistik F Hasil uji statistik F menunjukkan semua variabel independen pertumbuhan
perusahaan, Investment Opportunity Set, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan operating leverage secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen struktur modal. Pada Tabel 5.6. dapat dilihat nilai F
hitung
4,922 F
tabel
2,10. Pengaruh yang signifikan juga dapat dilihat dari nilai signifikan F 0,00
α
0,05
. Diketahui nilai F
tabel
, F
0,053,71
= 2,10. Tabel 5.6
Hasil Uji Statistik F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
Regression 3.845
7 .549
4.922 .000
a
Residual 11.158
100 .112
1 Total
15.002 107
a. Predictors: Constant, Operating Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, IOS, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis
b. Dependent Variable: Struktur Modal
5.4.2 Hasil Uji Statistik t
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 5.7 hasil uji statistik t menunjukkan variabel independen risiko bisnis, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen struktur modal. Hasil pengujian pada Tabel 5.7.
diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Table 5.7
Hasil Uji Statistik t
Nama Variabel B
Standar Error
t
hitung
t
tabel
Sig Konstanta a
-10.074 2.477 -4.067 1,66023 .000
Pertumbuhan Perusahaan X1
.027 .053 .501
1,66023 .617
Investment Oppportunity Set X2
.038 .066 .581
1,66023 .562
Profitabilitas X3
.128 .415 .308
1,66023 .759
Risiko Bisnis X4
11.412 4.109 2.777 1,66023 .007
Ukuran Perusahaan X5
5.932 1.524 3.893
1,66023 .000
Struktur Aktiva X6
.655 .192 3.401
1,66023 .001
Operating Leverage X7
-.032 .035 -.920
1,66023 .355
a. Predictor: Constant:
Pertumbuhan perusahaan, Investment Opportunity Set, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur
Aktiva, dan Operating Leverage.
b. Dependent Variabel:
Struktur Modal
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS seperti terlihat pada Tabel 5.7 diatas, maka diperoleh persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
Y = -10,047+0,027X
1
+ 0,038X
2
+ 0,128X
3
+ 11,412X
4
+5,932X
5
+0,655X
6
- 0,032X
7
+ ε
1. Konstanta
Berdasarkan tabel 5.7 diatas dan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa nilai t hitung -4,067 dengan tingkat signifikan 0,000. Nilai t
hitung
yang diperoleh lebih besar dari nilai t
tabel
1,66 dan nilai signifikansi lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
dari α
0,05
, dengan demikian konstanta dalam penelitian ini signifikan. Konstanta a mempunyai koefisien regresi sebesar sebesar -10,074. Artinya
jika variabel pertumbuhan perusahaan X
1
, Investment Opportunity Set IOS X
2
, profitabilitas X
3
, risiko bisnis X
4
, ukuran perusahaan X
5
, struktur aktiva X
6
, dan Operating Leverage X
7
dianggap konstan, maka adanya penurunan struktur modal yang berasal dari eksternal perusahaan sebesar
10,074 atau struktur modal perusahaan manufaktur selama tahun 2007 – 2009 bersumber dari internal perusahaan.
2. Pertumbuhan Perusahaan
Variabel pertama yaitu pertumbuhan perusahaan X
1
mempunyai nilai t hitung 0,501 dengan tingkat signifikan 0,617. Nilai t
hitung
yang diperoleh lebih kecil dari nilai t
tabel
1,66 dan nilai signifikansi lebih besar dari
α
0,05
, dengan demikian hasil hipotesis menunjukkan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Variabel
pertumbuhan perusahaan mempunyai koefisien regresi sebesar 0,027. Artinya bahwa setiap kenaikan variabel pertumbuhan perusahaan sebesar 1, maka
akan terjadi peningkatan struktur modal yang berasal dari eksternal perusahaan sebesar 2,7 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
3. Investment Opportunity Set
Variabel kedua yaitu Investment Opportunity Set X
2
mempunyai nilai t hitung 0,581 dengan tingkat signifikan 0,562. Nilai t
hitung
yang diperoleh lebih kecil dari nilai t
tabel
1,66 dan nilai signifikansi lebih besar
Universitas Sumatera Utara
dari α
0,05
, dengan demikian hasil hipotesis menunjukkan investment opportunity set tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Variabel investment opportunity set mempunyai koefisien regresi sebesar 0,038. Artinya bahwa setiap kenaikan variabel investment opportunity set
sebesar 1, maka akan terjadi peningkatan struktur modal yang berasal dari eksternal perusahaan sebesar 3,8 dengan asumsi variabel lain dianggap
konstan. 4.
Profitabilitas Variabel ketiga yaitu profitabilitas X
3
mempunyai nilai t hitung 0,308 dengan tingkat signifikan 0,759. Nilai t
hitung
yang diperoleh lebih kecil dari nilai t
tabel
1,66 dan nilai signifikansi lebih besar dari α
0,05
, dengan demikian hasil hipotesis menunjukkan profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal. Variabel profitabilitas mempunyai koefisien regresi sebesar 0,128. Artinya bahwa setiap kenaikan variabel
profitabilitas sebesar 1, maka akan terjadi peningkatan struktur modal yang berasal dari eksternal perusahaan sebesar 12,8 dengan asumsi variabel lain
dianggap konstan. 5.
Risiko Bisnis Variabel keempat yaitu risiko bisnis X
4
mempunyai nilai t hitung 2,777 dengan tingkat signifikan 0,007. Nilai t
hitung
yang diperoleh lebih besar dari nilai t
tabel
1,66 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α
0,05
, dengan demikian hasil hipotesis menunjukkan risiko bisnis berpengaruh signifikan
Universitas Sumatera Utara
terhadap struktur modal. Variabel risiko bisnis mempunyai koefisien regresi sebesar 11,412. Artinya bahwa setiap kenaikan variabel risiko bisnis sebesar
1, maka akan terjadi peningkatan struktur modal yang berasal dari eksternal perusahaan sebesar 1.141,2 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
6. Ukuran Perusahaan
Variabel kelima yaitu ukuran perusahaan X
5
mempunyai nilai t hitung 2,777 dengan tingkat signifikan 0,000. Nilai t
hitung
yang diperoleh lebih besar dari nilai t
tabel
1,66 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α
0,05
, dengan demikian hasil hipotesis menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal. Variabel ukuran perusahaan mempunyai koefisien regresi sebesar 5,932. Artinya bahwa setiap kenaikan variabel
ukuran perusahaan sebesar 1, maka akan terjadi peningkatan struktur modal yang berasal dari eksternal perusahaan sebesar 593,2 dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan. 7.
Struktur Aktiva Variabel keenam yaitu struktur aktiva X
6
mempunyai nilai t hitung 3,401 dengan tingkat signifikan 0,001. Nilai t
hitung
yang diperoleh lebih besar dari nilai t
tabel
1,66 dan nilai signifikansi lebih kecil dari α
0,05
, dengan demikian hasil hipotesis menunjukkan struktur aktiva berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal. Variabel struktur aktiva mempunyai koefisien regresi sebesar 0,655. Artinya bahwa setiap kenaikan variabel struktur aktiva sebesar
Universitas Sumatera Utara
1, maka akan terjadi peningkatan struktur modal yang berasal dari eksternal perusahaan sebesar 65,5 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
8. Operating Leverage
Variabel ketujuh yaitu operating leverage X
7
mempunyai nilai t hitung -0,920 dengan tingkat signifikan 0,360. Nilai t
hitung
yang diperoleh lebih kecil dari nilai t
tabel
1,66 dan nilai signifikansi lebih besar dari α
0,05
, dengan demikian hasil hipotesis menunjukkan operating leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Variabel operating leverage mempunyai koefisien regresi sebesar -0,032. Artinya bahwa setiap kenaikan
variabel operating leverage sebesar 1, maka akan terjadi penurunan struktur modal yang berasal dari eksternal perusahaan sebesar 3,2 dengan asumsi
variabel lain dianggap konstan.
5.4.3 Hasil Adjusted R
2
Berdasarkan Tabel 5.8 nilai koefisien korelasi mempunyai nilai sebesar R = 0.506 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan korelasi antara variabel
independen dengan variabel dependen sebesar 50,6. Artinya koefisien pertumbuhan perusahaan, Investment Opportunity Set, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran
perusahaan, struktur aktiva, dan operating leverage mempunyai hubungan yang kuat dengan struktur modal, karena diperoleh nilai koefisien korelasi besar dari 0.506.
Untuk Koefisien determinasi mempunyai nilai sebesar adjusted R² = 0.204
. Artinya
sebesar 20,4 perubahan-perubahan dalam struktur modal dapat dijelaskan
Universitas Sumatera Utara
oleh perubahan-perubahan dalam pertumbuhan perusahaan, Investment Opportunity Set, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan operating
leverage. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 79,6 dijelaskan oleh faktor variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Tabel 5.8
Hasil Adjusted R
2
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 0.506
a
0.256 0.204
0.334031532 a. Predictors: Constant, Operating Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan,
IOS, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis b. Dependent Variable: Struktur Modal
5.5 Pembahasan Hasil Penelitian