tersebut tidak memenuhi kewajibannya sebagai perta PKH misalnya seperti anaknya tidak berhadir ke sekolah tanpa keterangan.
Sedangkan berbicara mengenai manfaat yang dirasakan oleh penerima PKH di Kecamatan Bebesen ini sudah begitu terasa untuk meringankan beban
mereka dalam hal membiayai kebutuhan sekolah pendidikan dasar anak-anak mereka. Misalnya untuk membayar uang sekolah serta membeli buku dan
perlengkapan sekolah. wawancara. Nursiah. 10 April 2016
4.2.2 Komunikasi dan Koordinasi pelaksanaan PKH di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah
Keberhasilan implementasi suatu kebijakan atau program dapat terwujud jika komunikasi yang dibangun diantara implemator kepada masyarakat dapat
berjalan dengan baik dan maksimal. Selain itu keberhasilan implementasi program juga mensyaratkan agar implemator mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa
yang akan menjadi tujuan dan sasaran kebijakan yang kemudian akan di transmisikan kepada kelompok sasaran. Jika tujuan dan sasaran suatu kebijakan
tidak jelas atau tidak diketahui oleh kelompok sasaran maka kemungkinan suatu kebijakan atau program tidak terealisasi dengan baik.
Komunikasi yang diteliti dalam permasalahan penelitian ini meliputi transmisi atau penyaluran komunikasi atas kejelasan kebijakan atau program yang
diterima oleh Masyrakat yang tergolong dalam Rumah Tangga Sangat Miskin dan telah menjadi penerima bantuan PKH. Setiap para pelaksana program harus
mengerti apa yang menjadi bagian mereka dalam program tersebut.
a. Transmisi
Universitas Sumatera Utara
Pelaksana program kelurga harapan dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Tengah dapat terlaksana dengan baik dengan
adanya penyampaian informasi yang baik pula dari penanggung jawab PKH di Kabupaten Aceh Tengah kepada masyarakat penerima bantuan. Proses ini tidak
terlepas dari kinerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Kabupaten Aceh Tengah yang bertanggung jawab untuk mengawal PKH di Kabupaten Aceh
Tengah. Penyampaian informasi program PKH yang dilaksanakan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Kabupaten Aceh Tengah dengan memberikan
sosialisasi kepada masyarakat dengan cara pertemuan kelompok penerima bantuan yang diadakan rutin satu kali pertemuan dalam satu bulan. Pertemuan
kelompok PKH di Desa Blang Kolak 1 Kecamatan Bebesen rutin dilakukan pada minggu kedua setiap bulannya. Sebelum mensosialisasikan informasi mengenai
PKH kepada masyarakat UPPKH pusat juga memberikan sosialisasi PKH kepada UPPKH di daerah mengenai PKH baik mealui pertemuan yang dikemas dengan
rapat koordinasi, kunjungan langsung ke daerah maupun melalui E-mail wawancara. Zuraini. 6 April 2016
Berdasarkan hasil wawancara diatas koordinator dan komunikasi antara tim UPPKH pusat dan UPPKH daerah Kabupaten Aceh Tengah berjalan
dengan baik. Bentuk koordinasi dan komunikasi atara UPPKH pusat dan daerah ialah Rapat Koordinator RAKOR, Bimbingan Teknis BIMTEK serta
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi melalui E-mail. Rapat koordinasi dilakukan berjenjang, setelah rapat koordinasi nasioanal kemudian akan
dilaksanakan rapat koordinasi tingkat provinsi yang dilaksanakan satu tahun
Universitas Sumatera Utara
sekali. Setelah melakukan rapat koordinasi tingkat provinsi selanjutnya akan dilaksanakan rapat koordinasi tingkat kabupaten yang rutin dilaksanakan dalam
empat bulan sekali. Rapat koordinasi ini bertujuan untuk membangun untuk koordinasi yang harmonis antar instansi penyelenggara PKH, sekaligus mencari
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dan menyepakati tindak lanjut yang harus dilakukan masing-masing instansi sesuai perannya serta meningkatkan
koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten penyelenggara PKH, sehinga terjadi penguatan reinforcement antar instansi terkait sebagai dampak terselenggaranya
PKH Buku Pedoman Operasional Kelembagaan PKH. 2013 : 75-83 Pelaksanaan PKH ini diawali dengan pembentukan tim UPPKH
daerah yang terdiri dari pengarah UPPKH, ketua UPPKH, sekretaris UPPKH, bidang data dan SPM, Bidang verifikasi, Bidang Penyaluran Bantuan,
pendamping PKH dan Operator PKH. Setelah itu pemilihan dan penetapan peserta PKH yang dilakukan oleh UPPKH pusat berdasarkan data yang diperoleh pada
BPS setempat yang kemudian di verifikasi kebenaran data tersebut. Setelah itu diadakan pertemuan awal guna mensosialisasikan secara detail mengenai PKH,
pembayaran bantuan, pembentukan kelompok ibu penerima PKH yang kemudian dilajutkan dengan verifikasi komitmen peserta penerima bantuan PKH. Program
PKH sudah tersusun secara struktural mulai dari tim pelaksana di pusat sampai tim pelaksana di daerah. Proses pelaksanaan sosialisasi mengenai PKH juga
dilakukan secara berjenjang dan bertahap mulai dari pelaksana pusat, daerah, sampai peserta penerima PKH. Sosialisasi ini bertujuan untuk menyampaikan
informasi mengenai PKH secara mendalam
.
wawancara. Warsono. 4 April 2016
Universitas Sumatera Utara
Sama seperti halnya rapat koordinasi yang dilakukan tim pelaksana pusat atau daerah, proses sosialisasi mengenai PKH kepada peserta PKH
dilakukan dengan konsep pertemuan runtin yang dilakukan satu kali dalam sebulan. Pertemuan rutin ini dipimpin oleh pendamping PKH setiap masing-
masing kecamatan. Tugas pendamping merupakan kunci utama dalam keberhasilan pelaksanaan PKH ini. Pendamping merupakan pelaksana yang
berinteraksi langsung dengan peserta penerima bantuan. Oleh sebab itu dengan terjalinnya komunikasi yang baik dan efektif antara pendamping dengan peserta
PKH maka seluruh informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan program ini dapat dipahami oleh peserta penerima PKH. Sehingga bantuan ini terlaksana
sesuai dengan tujuan awalnya yaitu sebagai penunjang pendidikan dan kesehatan anak.
Gambar 4.4 Pertemuan Rutin Seluruh Ketua Kelompok Penerima Bantuan PKH
Kecamatan Bebesen
Sumber : Dokumentasi Pribadi Diambil Tanggal 13 April 2016
Universitas Sumatera Utara
Pertemuan rutin seluruh ketua kelompok penerima bantuan PKH Kecamatan Bebesen bertujuan untuk menyampaikan informasi-informasi terbaru
yang berkaitan dengan PKH. Berdasarkan pengamatan peneliti ketika turut serta dalam pertemuan tersebut informasi yang disampaikan oleh pak Wasono selaku
koordinator pendamping PKH di Kabupatn Aceh Tengah sudah baik. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.4 Pertemuan rutin tesebut juga mengkaji ulang tentang
PKH secara detail mengenai PKH mulai dari pengertian, tjuan, keajiban penerima serta sanksi apabila penerima bantuan tidak melakukan kewajibannya sebagai
peserta PKH. Hal ini bertujuan agar penerima bantuan PKH mengerti dengan jelas menganai PKH secara baik.
Gambar 4.5 Pertemuan Rutin Kelompok Penerima Bantuan PKH Desa Blang Kolak 1
Kecamatan Bebesen
Sumber : Dokumentasi Pribadi Diambil tanggal 20 April 2016
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengamatan peneliti ketika observasi langsung, komunikasi yang terjalin antara pelaksana PKH di Kabupaten Aceh Tengah dengan penerima
bantuan sudah terjalin baik. Pertemuan kelompok diadakan rutin setiap satu kali dalam sebulan. Pertemuan ini biasa dilakukan pada minggu kedua setiap
bulannya. Seperti pada Gambar 4.5 terlihat bahwa bapak Warsono selaku Koordinator yang mendampingi Kecamatan Bebesen sejak awal Januari 2016 lalu
memimpin pertemuan kelompok penerima PKH di Desa Blang Kolak 1 Kecamatan Bebesen. Pertemuan rutin ini selain bertujuan untuk program
pemberdayaan penerima PKH juga dimanfaatkan sebagai wadah diskusi dan sosialisasi mengenai informasi terkait PKH antara penerima PKH dengan
pendamping serta kesempatan untuk menjalin silaturahmi antara penerima dengan pelaksana. Berdasarkan pedoman pelaksanaan PKH, pertemuan rurtin ini
dilakukan oleh pendamping PKH yang telah ditatapkan. Namun, pelaksanaan PKH di Kecamatan Bebesen masih didampingi Oleh bapak Warsono selaku
koordinator pendamping sampai proses rekrutmen pendamping PKH tahun 2016 selesai dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh kekosongan pendamping PKH
untuk kecamatan Bebesen sejak Desember 2015. Menurut peneliti baik rapat koordinasi maupun pertemuan rutin yang
dilaksanakan oleh tim pelaksana PKH di Kabupaten Aceh Tengah merupakan inovasi program penanggulangan kemiskinan yang cukup baik. Karena dengan
tersalurnya informasi mendalam tentang PKH baik kepada pelaksana maupun peserta penerima bantuan maka pencapaian tujuan program ini akan terlaksana
dengan baik. Meskipun sering sekali pertemuan rutin ini tidak dihadiri oleh
Universitas Sumatera Utara
beberapa penerima bantuan PKH sehingga informasi tidak tersalurkan secara merata sehingga menyebabkan ada beberapa penerima bantuan PKH yang tidak
paham dengan jelas mengenai PKH itu sendiri. Tetapi sejauh ini proses sosialisasi melaui rapat koordinasi dan pertemun rutin sudah efektif.
b. Kejelasan