Perhitungan Koefisien Korelasi Perhitungan Standar Deviasi Penentuan Batas Deteksi

Y = 0,0555 X + 0,1322

4.1.5.2. Perhitungan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi r dapat ditentukan sebagai berikut Sehingga diperoleh harga koefisien korelasi r : 0,9977 Setelah diperoleh persamaan garis regresi dan koefisien korelasi r pada pengukuran larutan standar maka absorbansi dari larutan standar diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar seperti pada lampiran.

4.1.5.3. Perhitungan Standar Deviasi

Dengan mensubtitusikan nilai konsentrasi larutan standar X i ke persamaan garis regresi maka diperoleh nilai Y yang baru Y , seperti yang tercantum pada tabel berikut: No X i Y i Ŷ X i 2 │Y i – Ŷ│ Y i – Ŷ 2 1 2,0 0,253 0,2432 4,0 0,0098 0,00009 2 4,0 0,332 0,3542 16,0 0,1332 0,01774 3 6,0 0,475 0,4652 36,0 0,0098 0,00009 4 8,0 0,584 0,5762 64,0 0,0078 0,00006 5 10,0 0,682 0,6872 100,0 0,0052 0,00002 ∑ 30,0 2,326 2,326 220,0 0,1554 0,01800 Dari tabel di atas maka dapat ditentukan standar deviasi untuk intersep Sb yaitu : { } { }{ } 0,9977 225 , 2 2,22 400,1238 2,22 2 2 = = = − − − − = ∑ ∑ ∑ Y Yi X Xi Y Yi X Xi r Universitas Sumatera Utara Sb = [ ] 2 1 2 ∑ − Xi X x Sy Dimana, Syx = 2 1 2 2         − − ∑ n Y Yi Syx = 2 1 2 5 01800 ,     − = 0,0774 Sehingga diperoleh : Sb = [ ] 2 1 , 40 0774 , = 0,0122 Nilai Sb dihitung untuk menentukan batas kepercayaan nilai intersep yaitu b ± tSb, dimana t diperoleh dari t-distribusi dengan derajat kepercayaan 95 dan derajat kebebasan n – 2 = 5 – 2 = 3. Diperoleh p = 0,05 dan t = 3,18 sehingga batas kepercayaan untuk nilai intersep adalah : 0,1322 ± 3,18 0,0122 0,1322 ± 3,879 . 10 -2 0,1322 ± 0,0387 Deviasi slope dari standar dapat dihitung dengan : Sa = Sy ⁄x 2 1 2 2         − ∑ ∑ X X n Xi i = 0,0774 2 1 , 40 5 220     = 0,0774     1421 , 14 8323 , 14 = 0,0811 Sesuai dengan cara untuk menentukan batas kepercayaan nilai intersep maka batas kepercayaan nilai slope dapat ditentukan adalah a ± tSa. 0,0555 ± 3,18 0,0811 0,0555 ± 25,7898 . 10 -2 0,0555 ± 0,2578 Universitas Sumatera Utara

4.1.5.4. Penentuan Batas Deteksi

Batas deteksi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : 3Sb = Y - Yb Y = 3 Sb + Yb Dimana : Y = Signal pada batas deteksi Yb = Intersept dari kurva kalibrasi b Sb = Standar deviasi untuk slope Persamaan Kurva Kalibrasi Y = 0,0555 X + 0,1322, dimana Yb = 0,1322 dan Sb = Sy ⁄x = 0,0774 Maka dengan mensubsitusikan Yb dan Sb pada Persamaan Y = 3 Sb + Yb diperoleh nilai batas deteksi : Y = 3 Sb + Yb = 3 0,0774 + 0,1322 = 0,3644 Batas deteksinya dapat dihitung dengan mensubtitusikan harga Y terhadap persamaan garis regresi Y = 0,0555 X + 0,1322, maka didiperoleh nilai X yaitu ; X =     − 0555 , 1322 , 3644 , X = 4,1838 mgL Jadi batas deteksi untuk penentuan konsentrasi Posfor dalam penelitian ini adalah 4,1838 mgL. 4.1.5.5. Penentuan P -Total pada Sampel Kadar posfor P dapat ditentukan dalam sampel dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai Y absorbansi yang diperoleh dari pengukuran tabel 4.3 terhadap persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Untuk daun lamtoro sebelum pengomposan Dari data hasil pengukuran nilai absorbansi diperoleh sebagai berikut : Y 1 = 0,376 Y 2 = 0,364 Y 3 = 0,348 Universitas Sumatera Utara Dengan mensubsitusikan Y terhadap persamaan garis regresi Y = 0,0555X + 0,1322 maka diperoleh : Sehingga P-total daun lamtoro dapat ditentukan dengan cara mensubsitusikan nilai X pada persamaan berikut: P Untuk data hasil pengukuran P-total II dan III pada daun lamtoro sebelum pengomposan ditunjukkan pada tabel 4.8 pada lampiran demikian juga untuk data hasil pengukuran P-total pada daun lamtoro setelah pengomposan dengan waktu pengomposan 15 hari dan interval waktu analisis 3 hari setiap pengukuran masing – masing dilakukan sebanyak 3 kali. 4.1.6. Penentuan Kalium K 4.1.6.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi.