Kompos Humus dan Kompos 1. Humus

2.3. Humus dan Kompos 2.3.1. Humus Humus adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang, dan batang yang sudah membusuk secara alami lewat bantuan mikroorganisme di dalam tanah dan cuaca diatas tanah. Ciri khas humus adalah berwarna hitam sampai cokelat tua sifatnya tidak berbeda dengan kompos, yaitu mudah mengikat dan merembeskan air, dan gembur. Itulah sebabnya humus sangat berguna untuk memperbaiki keadaan tanah yang tidak beres. Sayangnya humus sangat sulit dicari. Satu-satunya cara yang biasa digunakan ialah menanam pupuk hijau di lahan. Dengan membenamkan pupuk hijau di dalam tanah maka akan terjadi pembusukan sehingga membentuk humus. Pembentukan humus di alam berjalan dalam kondisi tidak terkendali. Mikroba aerobik dan anaerobik saling bergantian mengambil peran sesuai kondisi lingkungannya. Faktor utama yang menyebabkan pergantian kedua jenis bakteri tersebut adalah ada atau tidaknya oksigen. Hal inilah yang mengakibatkan jangka waktu pembentukan humus relatif lama Lingga, 2008.

2.3.2. Kompos

Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik alami yang banyak dikenal oleh petani. Istilah kompos lazim digunakan untuk pupuk organik yang berasal dari daun atau bagian tanaman lainnya. Setelah dilapukkan, daun atau bagian tanaman lain akan menjadi bahan yang berbeda dengan asalnya dan sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Selain sisa tanaman, untuk membuat kompos dapat juga digunakan sampah kota atau sampah rumah tangga. Kompos yang baik adalah kompos yang sudah mengalami pelapukan yang cukup dengan dicirikan warna sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah, dan mempunyai suhu rendah. Cara membuat kompos sangat bervariasi. Namun, pada dasarnya cara pembuatannya sama, yaitu mengubah bahan-bahan yang bersifat organik menjadi bahan anorganik atau siap diserap tanaman. Terjadi perubahan pada bahan kompos tersebut disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme atau bakteri pembusuk. Universitas Sumatera Utara Penjelasan lengkap mengenai proses yang terjadi adalah sebagai berikut : a. Hidrat arang selulosa, hemiselulosa dan lain-lain diurai menjadi CO 2 dan air atau CH 4 dan H 2 b. Zat putih telur diurai melalui amida-amida, asam-asam amino, menjadi amoniak, CO 2 dan air c. Berbagai jenis unsur hara terutama N di samping P dan K dan lain-lain, sebagai hasil uraian, akan terikat dalam tubuh jasad renik dan sebagian yang terikat menjadi tersedia di dalam tanah. Apa yang terikat ini kelak akan dikembalikan ke dalam tanah setelah jasad-jasad renik mati. d. Juga ada unsur-unsur hara dari senyawa organik yang akan terbebas menjadi senyawa anorganik sehingga menjadi persediaan didalam tanah bagi keperluan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. e. Lemak dan lilin akan terurai menjadi CO 2 dan air Sigit, 2001. Akibat dari perubahan tersebut, berat dan volume kompos menjadi sangat berkurang. Sebagian besar senyawa organik akan hilang, menguap ke udara. Kadar senyawa- senyawa N yang larut ammoniak meningkat Murdandono, 1995.

2.3.1. Syarat Pembuatan Kompos