cukup besar juga menunjukkan sebagai bahan bakar yang sukar terdekomposisi, sedangkan nisbah CN rendah relatif menunjukkan persentase yang lebih besar
daripada bahan yang mudah terdekomposisi Sutanto, 2002. Bila bahan organik yang memiliki rasio CN tinggi tidak dikomposkan terlebih
dahulu langsungb diberikan ketanah maka proses penguraiannya akan terjadi di tanah, ini tentu kurang baik karena proses penguraian bahan segar dalam tanah
biasanya berjalan cepat karena kandungan air dan udaranya cukup. Akibatnya, CO
2
dalam tanah meningkat sehingga dapat berpengaruh buruk bagi pertumbuhan tanaman. Bahkan, untuk tanah ringan dapat mengakibatkan daya ikatnya terhadap air
semakin kecil serta srtuktur tanahnya menjadi kasar dan berserat Lingga,2004. Nisbah CN bahan organik merupakan indikator ketersediaan hara yang
dikandunganya, N-mineral hanya tersedia bagi tanaman apabila nisbah ini skitar 20 : 1 atau lebih kecil lagi, nisbah yang lebih besar menunjukkan bahwa N-mineral hanya
cukup atau malahan lebih rendah ketimbang yang dimobilisasi oleh mikroba dekomposer untuk perkembangan dan aktivitasnya. Fenomena inilah yang
menyebabkan sering terjadinya defisiensi atau tidak efisiennya pemupukan N di lapangan apabila kita memberikan bahan organik bernisbah CN tinggi. Nisbah CN
bahan organik yang ideal adalah yang mendekati CN tanah subu, yaitu 10 : 1 Hanafiah, 2005.
2.9. Penentuan Nitrogen Dengan Metode Kjehldahl
Cara ini terutama penting dalam penentuan kadar protein. Pada dasarnya, bahan dasarnya, bahan dioksidasi dengan asam sulfat pekat panas hingga hancur. Tahap ini
disebut tahap digestion. Disini nitrogen diubah menjadi ammonium. Pada tahap berikutnya, larutan ditambah basa kuat sehingga bereaksi basa lalu didestilasi. Hasil
destilasi ditampung dengan HCl baku yang tertentu jumlahnya untuk mengikat NH
3
tersebut, kemudian destilat dititrasi dengan NaOH baku untuk menentukan kelebihan asam.
Universitas Sumatera Utara
Selisih HCl yang ditambahkan dengan yang dititrasi merupakn jumlah yang diikat NH
3
sehingga dapat dihitung sebagai NH
3
yang terdestilasi dan dengan demikian N di dalam analit.
Reaksi – reaksi : a. Protein + oksidator
NH
4 +
+ CO
2
+ H
2
O + lain-lain digestion
b. NH
4 +
+ OH
-
NH
3
+ H
2
O destilasi c. NH
3
+ HCl
berlebih
NH
4
Cl penampungan d. HCl
sisa
+ NaOH NaCl + H
2
O titrasi atau :
e. NH
3
+ H
3
BO
4
NH
4
H
2
BO
4
penampungan f. NH
4
H
2
BO
4
+ HCl H
3
BO
4
+ NH
4
Cl titrasi Harjadi, 1993.
2.10. Posfor
Fosfor diserap tanaman dalam bentuk H
2
PO
4 -
, HPO
4 -2
dan PO
4 -2
, atau tergantung dari nilai pH tanah. Posfor sebagian besar berasal dari pelapukan batuan mineral alami,
sisanya berasal dari pelapukan bahan organik. Walaupun sumber posfor di dalam tanah mineral cukup banyak, tanaman masih bisa mengalami kekurangan posfor.
Pasalnya, sebagian besar posfor terikat secara kimia oleh unsur lain sehingga menjadi senyawa yang sukar larut di dalam air. Mungkin 1 posfor yang dapat dimanfaatkan
tanaman. Selain pH, faktor lain yang menentukan pasokan posfor pada tanah adalah
sebagai berikut : -
Aerasi. Ketersedian oksigen didalam tanah aerasi diperlukan untuk meningkat pasokan posfor lewat proses perombakan bahan organik oleh
mikroorganisme tanah. Pada tanah yang padat atau tergenang air, penyerapan posfor dan unsur-unsur lainnya akan terganggu.
- Temperatur. Secara langsung temperatur dapat meningkatkan atau menurunkan
ketersedian posfor. Pada temperatur yang relatif hangat, ketersediaan posfor
Universitas Sumatera Utara
akan meningkat karena proses perombakan bahan organik juga meningkat. Ketersediaan posfor menipis pada suhu rendah.
- Bahan organik. Sebagian posfor yang mudah larut diambil oleh
mikroorganisme tanah pada pertumbuhannya. Posfor ini akhirnya akan diubah menjadi humus. Karena itu, untuk menyediakan cukup posfor, kondisi tanah
yang menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme tanah perlu dipertahankan.
- Unsur hara lain. Tercukupinya jumlah unsur hara lain dapat meningkatkan
penyerapan posfor. Ammonium yang berasal dari nitrogen dapat meningkatkan penyerapan posfor. Kekurangan unsur hara mikro dapat
menghambat respon tanaman terhadap pemupukan posfor. Pemupukan posfor dapat merangsang pertumbuhan awal bibit tanaman.
Posfor merangsang pertumbuhan bunga, buah dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas. Pemupukan posfor sangat
diperlukan oleh tanaman yang tumbuh didaerah dingin, tanaman dengan perkembangan akar yang lambat atau terhambat, dan tanaman yang seluruh bagiannya
dipanen. Jika terjadi kekurangan posfor, tanaman menunjukkan gejala pertumbuhan
sebagai berikut : - Perkembangan akar terhambat
- Gejala pada daun sangat beragam, beberapa tanaman menunjukkan warna hijau tua mengilap yang tidak normal.
- Pematangan buah terhambat - Perkembangan dan warna buah buruk
- Biji berkembang tidak normal.
Universitas Sumatera Utara
2.11. Kalium