2.11. Kalium
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K
+
. Di dalam tanah, ion tersebut bersifat sangat dinamis. Tak mengherankan jika mudah tercuci pada tanah berpasir
dan tanah dengan pH rendah, dari ketiga unsur hara yang paling banyak diserap oleh tanaman N,P,K, kaliumlah yang jumlahnya paling melimpah di permukaan bumi.
Dalam hal ini dapat pula ditegaskan bahwa kalium berperan membantu : -
pembentukan protein dan karbohidrat -
Mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman -
Meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit -
Mengaktifkan sejumlah besar enzim yang berperan penting dalam metabolisme tanaman
- Meningkatkan kualitas bijibuah Novizan, 2002.
Defisiensi unsur K menyebabkan tanaman tampak kerdil, internoda antar ruas memendek, ujung dan tepi daun menjadi hitam dan seperti hangus scorch, tepi
daun melekuk kebawah yang dimulai dari daun terbawah, tanaman mudah rebah dan retan terhadap serangan penyakit, serta produksi buah menurun yang diikuti dengan
penurunan kualitas. Selian itu, tanaman menjadi rentan terhadap kelebihan amonium dengan gejala klorosis atau berbintik hitam yang tersebar di permukaan daun,
khususnya pada tanaman dikotil. Pada tanaman monokotil, ujung dan tepi daun mengering Sutiyoso, 2003.
2.12. Rumen Sapi
Lambung ruminansia terdiri atas empat bagian antara lain: rumen, retikulum, omasum dan obomasum. Rumen merupakan bagian lambung yang terbesar pada hewan dewasa
dan menempati sebagian besar ruang perut sebelah kiri. Rumen mengandung berjuta- juta mikroorganisme bercampur dengan makanan dan air. Mikroba dalam rumen
terdiri atas tiga kelompok yaitu bakteri, protozoa dam fungi.
Universitas Sumatera Utara
2.12.1. Bakteri Rumen
Dilihat dari fungsinya, bakteri dalam rumen terdiri atas beberapa kelompok bakteri yang berperan dalam memfermentasikan bahan makanan ialah :
a. Kelompok Pencerna Selulosa Bakteri ini menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glukosida
β 1,4, selulosa dan dimer selobiosa. Sepanjang yang diketahui tak satupun hewan yang
mampu memproduksi enzim selulosa sehingga pencernaan selulosa sangat tergantung pada bakteri yang terdapat disepanjang saluran perncernaan. Beberapa bakteri
selulolitik antara lain adalah Bacteriodes succinogenes, Ruminicoccus flavefaciens, Ruminicoccus albus, Cillobacterium cellulosolvens.
b. Kelompok Bakteri Pencerna Hemiselulosa Hemiselulosa merupakan struktur polisakrida yang penting dalam dinding sel
tanaman. Mikroorganisme yang dapat menghidrolisis selulosa biasanya juga dapat menghidrolisa hemiselulosa sedangkan mikroorganisme yang mampu menghidrolisa
hemiselulosa belum tentu mampu menghidrolisa selulosa. Bakteri yang mencerna hemiselulosa ialah Butyrivibrio fibrisolvens, Lachnospira multiparus, dan Bactroides
ruminicola. c. Kelompok Pencerna Pati
Pada ruminansia tidak terlalu banyak mikroorganime amilolitik dalam rumen. Bakteri amilolitik akan menjadi dominan dalam jumlahnya apabila makanan mengandung pati
tinggi. Bakteri amilolitik yang terdapat dalam rumen antara lain : Bacteroides amylophillus, Bacteroides ruminicola, Bacteroides alactacidigens, Butyrivibrio
fibrisolvens. Beberapa kelompok bakteri lain adalah kelompok bakteri pemakai gula,
bakteri proteolitik, bakteri methanogenik, bakteri lipolitik dan bakteri pembentuk amonia.
Universitas Sumatera Utara
2.12.2. Protozoa Rumen
Protozoa rumen umumnya adalah ciliata, namun terdapat pula beberapa spesies flagellata yang berukuran kecil. Ciliata merupakan non patogen dan anaerobic
michroorganism. Dari hasil serangkaian studi, diperoleh informasi bahwa diduga ciliata mempunyai peranan sebagai sumber protein dengan keseimbangan kandungan
asam amino yang lebih baik dibandingkan dengan bakteri sebagai makanan ternak ruminansia.
2.12.3. Fungi Rumen
Beberapa spesies fungi telah ditemukan dalam rumen. Signifikansi fungi dalam proses pencernaan atau habitat ekologi belum ditemukan dengan baik seperti pada bakteri.
Beberapa fungi tidak melakukan pencernaan, namun terbawa serta dalam pakan. Beberapa spesies fungi telah diketahui mencerna serat kasar dan lignin misalnya
Pleurotus sajor-keju, Pleurotus florida atau Pleurotus ostreatus. Fungi rumen sangat menarik karena dapat memanfaatkan enzim dengan variasi yang luas. Diantara enzim
yang sangat potensial dihasilkan oleh fungi ialah xylanase yang dapat mendegradasi cellulose dan hemicellulose sangat sempurna Sembiring, 2010.
Pengembangbiakan mikroorganisme yang berasal dari rumen sapi sebagai aktivator dapat dilakukan dengan mendidihkan gula jawa atau gula pasir dengan air
secukupnya. Setelah gula mencair ditambah dengan bekatuldedak dan terasi dan diaduk sampai rata, kemudian didinginkan. Setelah benar-benar dingim ditambah
dengan rumen dan diaduk sampai rata, serta ditutup rapat selama dua hari. Pada hari ketiga diaduk selama kurang lebih 10 menit, dan pada hari keempat campuran tersebut
sudah bisa digunakan sebagai aktivator secara langsung Isniani, 2006. Keunggulan penggunaan rumen sapi antara lain : dapat dibuat sendiri, bahan tersedia dan mudah
didapatkan, peralatan cukup sederhana, sangat berguna bagi petani http:anang- pasi.com.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Alat – alat
- Gelas ukur Pyrex
- Labu erlenmeyer Pyrex
- Beaker glass Pyrex
- Pipet volum Pyrex
- Labu takar Pyrex
- Buret Pyrex
- Mikro Pipet Pyrex
- Hot plate Stirer PMC
- Labu Kjehdahl Pyrex
- Timbangan Elektrik Mettler PM 400
- Klemp - Statif
- Oven Galamerican
- Spektrofotometer Spektronik 20 Milton Roy
- Kertas saring Whatman No.40 - Kuvet
- pH meter - Spektrofotometer Serapan Atom SSA
3.2. Bahan – bahan
- Tumbuhan Lamtoro - Terasi
- Dedak - Gula Putih
- Rumen sapi - Akuades
- H
2
SO
4p
p.a E. Merck
Universitas Sumatera Utara
- HCl
p
p.a E. Merck
-
H
3
PO
4p
p.a E. Merck - FeSO
4
.7H
2
O p.a E. Merck
- K
2
Cr
2
O
7
p.a E. Merck - H
2
C
2
O
4
p.a E. Merck
-
NaOH p.a E. Merck
- H
3
BO
3
p.a E. Merck - Fenolftalein
p.a E. Merck - Metil Merah
p.a E. Merck - Metil Biru
p.a E. Merck - Bromtimol Biru
p.a E. Merck - Alkohol 96
Teknis - KH
2
PO
4
p.a E. Merck
3.3. Prosedur Penelitian