yang tidak terdekomposisi menjadi humus yang berwarna coklat sampai hitam dan bersifat koloidal. Pengukuran kandungan bahan organik tanah berdasarkan jumlah
organik yang mudah teroksidasi dan mereduksi Cr
2
O
7 2-
yang diberikan secara berlebihan. Terjadi reaksi ini karena adanya panas yang dihasilkan oleh reaksi H
2
SO
4
pekat dan K
2
Cr
2
O
7
. Keadaan ini menyebabkan Cr
6+
direduksi oleh C-organik menjadi warna hijau dari Cr
3+
Suin, 2002. Teknik penetapan C-organik yang paling standar adalah oksidasi bahan
organik oleh dikromat yang mana metode ini lebih sering disebut metode Walkey dan Black. Dalam prosedurnya Kalium dikromat K
2
Cr
2
O
7
dan asam sulfat H
2
SO
4
ditambahkan kedalam bahan organik, dimana larutan tersebut harus didinginkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan dengan air. Penambahan asam pospat H
3
PO
4
kedalam larutan tersebut berguna untuk mengurangi interferensi dari Fe
3+
yang mungkin sering terjadi.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
Prosedur dari Walkey dan black ini sangat luas digunakan, sederhana, cepat dan tidak memerlukan peralatan yang mahal, akan tetapi prosedur ini hasil oksidasi tidak dapat
mencapai hasil yang optimal, yang mana prosedur tersebut hanya mampu mengoksidasi bahan organik antara 60 - 75 Zimmerman, 1997.
2.7. Nitrogen
Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat NO
3 -
dan ion amonium NH
4 -
. Sebagian besar nitrogen diserap dalam bentuk ion nitrat karena ion tersebut bermuatan
negatif sehingga selalu berada di dalam larutan tanah dan mudah terserap oleh akar. Karena selalu berada dalam larutan tanah, ion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran
air. Arah pencucian menuju lapisan dibawah daerah perakaran sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sebaliknya, ion amonium bermuatan positif sehingga
terikat oleh koloid tanah. Ion tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses pertukaran kation. Karena bermuatan positif, ion amonium tidak
mudah hilang oleh proses pencucian. Nitrogen dapat kembali ke tanah melalui pelapukan sisa makhluk hidup
bahan organik. Nitrogen yang berasal dari bahan organik ini dapat dimanfaatkan 2 Cr
2
O
7 2-
+ 3 C + 16 H
+
4 Cr
3+
+ 3 CO
2
+ 8 H
2
O
Universitas Sumatera Utara
oleh tanaman setelah melalui tiga tahap reaksi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme tanah. Tahap reaksi tersebut sebagai berikut :
- Penguraian protein yang terdapat pada bahan organik menjadi asam amino.Tahap ini disebut reaksi aminasi
- Perubahan asam amino menjadi senyawa-senyawa amonia NH
3
dan Amonium NH
4 +
. Tahap ini disebut amonifikasi - Perubahan senyawa amonia menjadi nitrat yang disebabkan oleh bakteri
Nitrosomonas dan nitrosococus. Tahap ini disebut reaksi nitrifikasi. Proses pengurain protein secara enzimatik menjadi amonium dilakukan oleh
mikroba heterotropik. Amonium merupakan ion tersedia sehingga jika tidak diakumulasi tanaman atau mikroba maka akan hilang melalui pencucian dan
volatilisasi dalam bentuk gas amonia, atau mengalami nitrifikasi yang menghasilkan nitrit NO
2 -
yang merupakan anion toksit, dilakukan oleh nitrosomonas sp, kemudian dilanjutkan ke nitrasi yang menghasilkan nitrat NO
3 -
yang juga tersedia merupakan N tersedia oleh bakteri nitrobacter sp Hanafiah, 2005.
2.8. Nisbah CN
Nisbah Carbon dan Nitrogen nisbah CN sangat penting dalam memasok hara yon ang diperlukan mikroorganisme selama proses pengomposan berlangsung. Karbon
diperlukan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi dan nitrogen diperlukan untuk membentuk protein. Mikroorganisme akan membentuk protein. Mikroorganisme akan
mengikat nitrogen tetapi tergantung pada ketersediaan karbon. Bila ketersediaan karbon terbatas nisbah CN terlalu rendah tidak cukup senyawa sebagai sumber
energi yang dimanfaatkan mikroorganisme untuk mengikat nitrogen bebas. Dalam hal ini jumlah nitrogen bebas dilepaskan dalam bentuk gas NH
3
dan kompos yang dihasilkan mempunyai kualitas rendah. Apabila ketersediaan karbon berlebih
CN40 jumlah nitrogennya sangat terbatas sehingga menjadi faktor pembatas pertumbuhan mikroorganisme.
Proses dekomposisi menjadi terhambat karena kelebihan karbon pertama kali harus dibakardibuang oleh mikroorganisme dalam bentuk CO
2
. Nisbah CN yang
Universitas Sumatera Utara
cukup besar juga menunjukkan sebagai bahan bakar yang sukar terdekomposisi, sedangkan nisbah CN rendah relatif menunjukkan persentase yang lebih besar
daripada bahan yang mudah terdekomposisi Sutanto, 2002. Bila bahan organik yang memiliki rasio CN tinggi tidak dikomposkan terlebih
dahulu langsungb diberikan ketanah maka proses penguraiannya akan terjadi di tanah, ini tentu kurang baik karena proses penguraian bahan segar dalam tanah
biasanya berjalan cepat karena kandungan air dan udaranya cukup. Akibatnya, CO
2
dalam tanah meningkat sehingga dapat berpengaruh buruk bagi pertumbuhan tanaman. Bahkan, untuk tanah ringan dapat mengakibatkan daya ikatnya terhadap air
semakin kecil serta srtuktur tanahnya menjadi kasar dan berserat Lingga,2004. Nisbah CN bahan organik merupakan indikator ketersediaan hara yang
dikandunganya, N-mineral hanya tersedia bagi tanaman apabila nisbah ini skitar 20 : 1 atau lebih kecil lagi, nisbah yang lebih besar menunjukkan bahwa N-mineral hanya
cukup atau malahan lebih rendah ketimbang yang dimobilisasi oleh mikroba dekomposer untuk perkembangan dan aktivitasnya. Fenomena inilah yang
menyebabkan sering terjadinya defisiensi atau tidak efisiennya pemupukan N di lapangan apabila kita memberikan bahan organik bernisbah CN tinggi. Nisbah CN
bahan organik yang ideal adalah yang mendekati CN tanah subu, yaitu 10 : 1 Hanafiah, 2005.
2.9. Penentuan Nitrogen Dengan Metode Kjehldahl