Penentuan C-Organik Penentuan Kadar Nitrogen pada daun Lamtoro Penentuan Kalium Dengan Spektrofotometri Serapan Atom

3.4.2. Penentuan C-Organik

Catatan : Prosedur ini dilakukan untuk masing-masing kompos daun lamtoro sesudah pengomposan dengan variasi waktu 3 sampai 15 hari pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan disajikan sebagai nilai rata- rata 0,1 g serbuk daun lamtoro Ditambahkan 10 ml K 2 Cr 2 O 7 1 N Ditambahkan 20 ml H 2 SO 4 pekat Diaduk selama 1 menit Didiamkan selama 30 menit Larutan hijau kekuningan Ditambahkan 100 ml akuades Ditambahkan 5 ml H 3 PO 4 85 Ditambahkan 1 ml larutan difenilamin Larutan ungu Dititrasi dengan FeSO 4 0,9319 N hingga warna berubah menjadi hijau Dicatat volume FeSO 4 0,9319 N yang terpakai Hasil Universitas Sumatera Utara

3.4.3. Penentuan Kadar Nitrogen pada daun Lamtoro

Catatan : Prosedur ini dilakukan untuk masing-masing kompos daun lamtoro sesudah pengomposan dengan variasi waktu 3 sampai 15 hari pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan disajikan sebagai nilai rata- rata. 0,1 g serbuk daun lamtoro yang telah dikeringkan Ditambahkan 0,3 g selenium dan H 2 SO 4 pekat Didekstruksi hingga mencapai larutan coklat kehitaman Larutan coklat kehitaman Dipindahakan ke dalam labu destilasi Ditambahkan 50 ml akuades Ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein Ditambahkan NaOH 40 sampai berwarna merah lembayung Didestilasi Ditampung destilat ke dalam gelas erlenmeyer yang berisi 50 ml H 3 BO 3 3 dan 3 tetes indikator campuran hingga berwarna hijau Destilat berwarna hijau Ditampung dalam gelas erlenmeyer yang berisi 50 ml H 3 BO 3 3 dan 3 tetes indikator campuran Dititrasi dengan HCl 0,01 N Larutan merah muda Ditentukan N Hasil Universitas Sumatera Utara

3.4.4. Penentuan Posfor sebagai P

2 O 5 Metode Spektrofotometri 3.4.4.1. Pengekstrak daun Lamtoro Catatan : Prosedur ini dilakukan pada masing-masing kompos daun lamtoro sesudah pengomposan dengan variasi waktu 3 sampai 15 hari

3.4.4.2. Pengukuran Absorbansi dari Larutan Standar P untuk Kurva Kalibrasi

Untuk Larutan Standar 2 ppm Catatan : Dilakukan hal yang sama untuk larutan standar 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm 1 g serbuk daun lamtoro yang telah dikeringkan Ditambahkan 12,5 ml HCl 25 Dikocok selama 2 jam dengan mesin pengocok dengan Kecepatan 20 rpm Disaring dengan kertas saring whatman No.40 Ekstrak daun Lamtoro Residu Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml Diencerkan dengan akuades hingga garis tanda Dihomogenkan Ekstrak daun Lamtoro encer 1 ml larutan standar 2 ppm Larutan berwarna biru Dimasukkan kedalam tabunng reaksi Ditambahkan 5 ml akuades Ditambahkan 1 ml larutan campuran pengkompleks Didiamkan selama 15 menit D iukur absorbansinya dengan spektrofotometer λ = 710 nm Hasil Universitas Sumatera Utara 3.4.4.3. Pengukuran Absorbansi untuk Ekstrak daun Lamtoro Catatan : Prosedur ini dilakukan untuk masing-masing kompos daun lamtoro sesudah pengomposan dengan variasi waktu 3 sampai 12 hari Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan disajikan sebagai nilai rata-rata. Dimasukkan kedalam tabunng reaksi Ditambahkan 5 ml akuades Ditambahkan 1 ml larutan campuran pengkompleks Didiamkan selama 15 menit Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer λ = 710 nm 10 ml ekstrak daun lamtoro Larutan berwarna biru Hasil Universitas Sumatera Utara

3.4.5. Penentuan Kalium Dengan Spektrofotometri Serapan Atom

Didinginkan dalam desikator selama 30 menit Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml Dilarutkan dengan 12,5 ml HCl 25 Didesktruksi selama 3 jam didiamkan selama 1 malam Didinginkan, lalu disaring pada labu takar 100 ml dengan kertas saring whatman no. 40 Diencerkan dengan akuades sampai garis tanda Didinginkan pada suhu kamar selama 12 jam Disaring dengan kertas saring Whatman No. 42 Cawan dicuci tiga kali dengan akuades Kertas saring dicuci tiga kali dengan akuades Dibuat pH ± 3 dengan penambahan NH 4 OH 20 tetes demi tetes Diencerkan dengan akuades hingga garis tanda Konsentrasi K diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom Catatan : Prosedur ini dilakukan untuk masing-masing kompos daun lamtoro sesudah pengomposan dengan variasi waktu 3 sampai 15 hari pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan disajikan sebagai nilai rata- rata. 5 g sampel kering di dalam gelas timbangan Larutan Filtrat dalam labu takar 100 ml Konsentrasi kalium Endapan dibuang Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pengolahan Data 4.1.1. Hasil Penelitian Data hasil Penentuan C – Organik dengan Metode Walkey Black dapat dilihat pada tabel 4.1, penentuan Nitrogen dengan metode Kjehldahl dapat dilihat pada tabel 4.2, penentuan Posfor dengan metode Spektrofotometri dapat dilihat pada tabel 4.3 dan penentuan Kalium dengan Spektrofotometer Serapan atom SSA dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.1. Data Volume FeSO 4 0,9319 N yang Terpakai pada Penentuan C – organik dengan Metode Walkey Black. No Perlakuan Berat Kering Sampel g Volume FeSO 4 0,9319 N ml 1 Blangko - 11,20 10,60 10,40 2 Tanpa Pengomposan 0,101 1,10 0,99 0,97 3 Pengomposan 3 hari 0,101 1,30 1,73 1,54 4 Pengomposan 6 hari 0,100 1,80 2,07 1,94 5 Pengomposan 9 hari 0,100 2,55 2,70 2,65 6 Pengomposan 12 hari 0,100 2,83 3,12 2,92 7 Pengomposan 15 hari 0,100 3,32 3,48 3,64 Universitas Sumatera Utara