Fokus Perhatian Aktivis Mahasiswa Unnes

dilakukan tidak rapuh dan mampu berjalan secar berkelanjutan wawancara dengan Menteri Luar Negeri BEM KM Unnes 2009 Hanityo Kusuma tanggal 20 Agustus 2009. Secara umum aksi demonstrasi dilakukan secara damai, mampu berjalan secara efektif dan tepat sasaran, berlangsung secara tertib dan teratur, namun sebagian aksi demonstrasi juga tidak lepas dari tindakan anarkhi dan tidak mengindahkan peraturan wawancara dengan Ketua KAMMI Komisariat Yuniar Kustanto tanggal 21 Agustus 2009.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Fokus Perhatian Aktivis Mahasiswa Unnes

Perhatian atau atensi berkaitan dengan informasi yang kita perhatikan Baron dan Byrne, 2004: 81. Kerangka berfikir atau skema adalah kerangka mental yang berpusat pada tema-tema spesifik yang dapat membantu kita mengorganisasi informasi sosial. Kerangka berfikir telah terbukti berpengaruh terhadap semua aspek dasar kognisi sosial Wyer Srull, 1994, dalam Baron dan Byrne, 2004: 81. Dalam hubungannya dengan perhatian atau atensi, kerangka berfikir seringkali berperan sebagai sejenis penyaring: informasi yang konsisten dengan skema lebih diperhatikan dan lebih mungkin untuk masuk ke dalam kesadaran kita. Informasi yang tidak cocok dengan skema seringkali diabaikan Fiske, 1993 dalam Baron dan Byrne, 2004: 81, kecuali informasi tersebut sangat ekstrem sehingga mau tidak mau kita akan memperhatikannya. Aksi demonstrasi aktivis mahasiswa Unnes telah menempatkan perhatian lebih pada persoalan-persoalan nasional politis, isu ini menempati urutan pertama dalam perhatian mereka terhadap persoalan-persoalan yang ada di masyarakat, disamping juga memberikan perhatian kepada persoalan- persoalan yang lain. Namun dalam hal ini isu nasional politis menjadi sorotan yang paling awal diperhatikan secara umum oleh para aktivis mahasiswa. Phillip G. Altbach 1988: 15 berpendapat tentang pergeseran fokus perhatian aktivis mahasiswa tentang isu, ”bahwa realitas-realitas politik eksternal telah berubah. Gerakan-gerakan aktivis mahasiswa terutama lebih dirangsang oleh politik kemasyarakatan daripada oleh persoalan-persoalan di dalam universitas itu sendiri, dan perubahan-perubahan di dalam kehidupan politik secara alamiah akan mempunyai dampak penting atas gerakan mahasiswa”. Secara umum aktivis mahasiswa lebih memfokuskan perhatiannya pada persoalan-persoalan kemasyarakatan dibanding persoalan internal kekampusan. Karena persoalan kemasyarakatan dinilai memiliki dampak yang lebih luas terhadap kehidupan bersama dalam masyarakat, sehingga perlu perhatian lebih. Misalnya aksi demonstrasi yang pernah dilakukan oleh aktivis mahasiswa Unnes yang mengangkat isu nasional politis adalah 1 Aksi “Menolak GOLPUT dalam Pemilu”, 2 Aksi “Menuntut realisasi pendidikan gratis dan berkualitas, tolak privatisasi pendidikan”, 3 Aksi Mengajak masyarakat Jangan Pilih Politisi Busuk, 4 Aksi “Mendukung pengesahan RUU TIPIKOR dan Pengadilan TIPIKOR”. Hal di atas juga selaras dengan pendapat Phillip G. Altbach 1988: 134 yang menyatakan bahwa gerakan mahasiswa bisa dibedakan menjadi tiga tahap. Pertama, tahap kecaman terhadap masalah-masalah politik secara umum. Kedua, tahap ketika mahasiswa memusatkan perhatian pada masalah-masalah universitas. Dan tahap ketiga, merupakan fase pendirian dan pengembangan secara eksplisit organisasi dan partai politik dengan landasan ideologi politik. Phillip G. Altbach 1988: 30 berpendapat bahwa relatif sedikit saja kampanye dan aksi demonstrasi kaum aktivis dan energi mahasiswa nampak mengatur bagi kegiatan-kegiatan nonpolitis. Namun di sisi lain, ia menyampaikan bahwa di kampus yang relatif sedikit, pemerintahan mahasiswa terutama tertarik pada masalah-masalah politik, tetapi dalam beberapa kasus, politik hanya merupakan suatu bagian dari perhatian pemerintahan mahasiswa Altbach, 1988: 33. Persoalan nasional politis menjadi persoalan yang paling banyak disoroti oleh para aktivis mahasiswa, namun mereka tidak mengesampingkan perhatiannya terhadap persoalan-persoalan masyarakat yang lain, meskipun dengan intensitas yang berbeda. Misalnya aksi demonstrasi yang pernah dilakukan adalah tentang; 1 Aksi “Solidaritas terhadap Bangsa Palestina”, 2 Aksi “Anti Pornografi dan PornoaksiRUU APP”, 3 Aksi Damai Kartini Emansipasi Perempuan, 4 Aksi memperingati Hari Bumi Global Warming, 5 Aksi “Menuntut Pembubaran Aliran Ahmadiyah”, 6 Tolak Film ML 7 Mengutuk Pelecehan Karikatur Nabi Muhammad SAW 8 Hari Jilbab Internasional, 9 Peringatan Keruntuhan Khilafah Islamiyah dan sebaginya. Dari isu lokal, nasional hingga isu internasional ikut menjadi sorotan perhatian para aktivis mahasiswa. Dalam hal kemudian ada fenomena perbedaan urutan perhatian antara aktivis mahasiswa Ormawa intra kampus dengan aktivis mahasiswa Ormawa ekstra kampus terutama perhatiannya pada persoalan internal perguruan tinggi, dimana aktivis mahasiswa ormawa intra kampus menempatkan isu lokal intrernal perguruan tinggi pada urutan kedua setelah isu nasional politis, sedangkan aktivis mahasiswa ormawa ekstra kampus menemaptkan isu lokal intrernal perguruan tinggi pada urutan terakhir di antara isu-isu yang lainnya. Hal ini bisa dijelaskan bahwa aktivis mahasiswa ormawa intra kampus menempatkan persoalan isu lokal internal perguruan tinggi pada posisi kedua setelah isu nasional politis adalah mengingat bahwa Ormawa intra kampus dengan pihak universitas memiliki hubungan secara normatif dan struktural, dimana legalitas hukum organisasi berada di bawah universitas, pembiayaan kegiatan berasal dari pihak universitas, sehingga aktualisasi wilayah kerja organisasi ini berada sangat dekat dengan urusan rumah tangga internal universitas dan menjadi pihak pertama yang mengetahui tentang sesuatu hal yang terjadi, misalnya soal kebijakan kampus, kegiatan universitas, dan sebagainya. Disamping itu mereka juga sebagai media komunikasi antara pihak universitas dengan para mahasiswa secara umum, misalnya ketika ada kebijakan kampus, terutama kebijakan kampus yang berhubungan langsung dengan mahasiswa pada umumnya. Berbeda dengan aktivis mahasiswa Ormawa ekstra kampus yang menempatkan persoalan isu internal perguruan tinggi pada posisi terakhir di antara isu-isu yang lainnya. Perbedaan ini cukup terlihat meskipun tidak signifikan. Hal ini mengingat organisasi ini tidak ada hubungan normatif maupun struktural dengan pihak universitas. Organisasi ekstra kampus aktualisasi wilayah kerjanya tidak berada di dalam kampus tetapi lebih pada di luar kampus. Apalagi menggunakan atribut Ormawa ekstra kampus dalam menyikapi persoalan internal kampus dinilai kurang tepat oleh pandangan umum sebagai sarana penyaluran aspirasi, disamping terbatasnya gerak Ormawa ekstra kampus di dalam kampus dengan adanya larangan penggunaan fasilitas kampus untuk kegiatan yang mengatasnamakan Ormawa ekstra kampus. Aksi demonstrasi yang mengangkat isu internal perguruan tinggi di Unnes adalah tentang; 1 Aksi “Menolak PPA Program Pengenalan Akdemik dikelola penuh oleh Rektorat”, 2 Aksi “Penuntutan Akreditasi Fakultas Hukum”, 3 Aksi “Menuntut dikembalikannya uang biaya PKL Unnes kepada mahasiswa”, 4 Aksi “Menolak pemberlakuan SPL Unnes 2008”.

4.2.2. Aktivis Mahasiswa Unnes dalam Aksi Demonstrasi

Dokumen yang terkait

Pemetaan gerakan mahasiswa : (studi terhadap Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus di UIN Jakarta)

0 11 75

ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN PADA AKTIVIS YANG MENGIKUTI ORGANISASI KEMAHASISWAAN ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN PADA AKTIVIS YANG MENGIKUTI ORGANISASI.

0 7 18

ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN PADA AKTIVIS YANG MENGIKUTI ORGANISASI KEMAHASISWAAN ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PEKERJAAN PADA AKTIVIS YANG MENGIKUTI ORGANISASI.

0 2 20

MANAJEMEN KONFLIK INTERPERSONAL PADA MAHASISWAAKTIVIS ORGANISASI KEMAHASISWAAN Manajemen Konflik Interpersonal Pada Mahasiswa Aktivis Organisasi Kemahasiswaan.

0 3 17

SOSIALISASI POLITIK DALAM ORGANISASI MAHASISWA INTRA KAMPUS DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 2 22

BUDAYA POLITIK KAMPUS Studi terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

0 0 2

Karakteristik Aksi Demonstrasi Yang Dilakukan Oleh Aktivis Organisasi Kemahasiswaan Intra dan Ekstra Kampus Universitas Negeri Semarang.

1 9 182

PERILAKU BELAJAR AKTIVIS ORGANISASI INTRA KAMPUS (STUDI TERHADAP AKTIVIS HIMA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FIS UNNES)

0 1 53

PENERIMAAN KHALAYAK AKTIVIS ORGANISASI MAHASISWA EKSTRA KAMPUS SURABAYA TERHADAP IDEOLOGIS TOKOH GIE DALAM FILM GIE : Studi Analisis Resepsi Aktivis Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (Ormek) Cabang Surabaya Terhadap Ideologi Tokoh Gie dalam Film GIE Repo

0 0 191

INFILTRASI IDEOLOGI IKHWANUL MUSLIMIN TERHADAP ORGANISASI KEMAHASISWAAN EKSTRA DAN INTRA KAMPUS UIN ALAUDDIN MAKASSAR (Studi Kasus LDK dan KAMMI)

0 0 78