Jenis Macam Koreografi : Rumusan Konsep Dalam Penelitian ini :

22 manifestasi yang lebih penuh dan bebas, suatu misal kerangka dari gerak menari yang wajar kemudian diisolir. Meri terj. Soedarsono 1986 : 88 - 91. Dalam tari terdapat gerak musik, rias dan busana kostum, properti, staging, lighting, back drop yang sangat membantu tari untuk mewujudkan karakter maupun suasana. Musik merupakan partner tari, oleh sebab itu dapat berfungsi sebagai pengiring tari. Kostum harus nyaman dipakai sreg, agar tidak mengganggu gerak penari, oleh sebab itu harus berlatih dengan menggunakan kostum. Warna kostum harus kita perhitungkan, karena memiliki kekuatan untuk membawa suasana pada penonton, suatu misal : warna merah adalah menarik, hitam adalah kebijaksanaan dan sedih, putih adalah muda atau suci murni, kuning adalah penuh gembira atau cerah. Properti adalah perlengkapan tari atau benda – benda yang dipegang oleh penari, oleh sebab itu penggunaan properti harus disesuaikan dengan isi tari agar menjadi hidup dan berbicara. Staging mempunyai beberapa perlengkapan, diantaranya : back drop, lighting. Penggunaan lighting pada staging harus direncanakan, karena dapat mengkasat – matakan penonton. Meri terj. Soedarsono 1986 : 105 – 111.

2.3 Jenis Macam Koreografi :

Dalam koreografi ada dua macam cara yang dilakukan oleh seorang koreografer, diantaranya mencipta dan menyusun menata tari. Mencipta tari adalah menyusun tari yang bahannya belum ada sama sekali. Suatu misal gerakanya tidak mengambil dari tari – tari yang sudah ada, melainkan bereksplorasi mencari gerak – gerak yang belum ada. 23 Gerak membutuhkan desain musik, yaitu sebagai pengiring atau sebaliknya. Gerak membutuhkan desain lantai, desain atas, desain dramatik, rias dan busana, jenis kelamin dan postur tubuh, jumlah penari, staging yaitu back drop dan lighting, yaitu mendukung suasana, Rias dan busana membutuhkan lighting, karena bisa mengkasatmatakan. Properti membutuhkan gerak, tanpa gerak properti tidak akan berbicara tidak mempunyai arti. Properti membutuhkan lighting karena bisa mengurangi jumlah penari atau mengkasatmatakan penonton. Dalam koreografi komposisi terdapat penciptaan dan penyusunan tari. Penciptaan tari adalah menyusun tari yang bahannya belum ada sebelumnya, sedangkan penyusunan penataan tari adalah menyusun tari yang bahannya sudah ada sebelumnya, namun demikian seorang koreografer tidak dapat mencipta koreografi dengan duduk dan merenung serta memerintah hatinya untuk memberitahu otak dan badannya apa yang harus dilakukan, tetapi harus ada kemauan dan keberanian untuk melintasi jalan yang panjang dan kasar pada pengetahuan praktek. Meri terj. Soedarsono 1986 : 1 - 28. Menyusun menata tari adalah menyusun tari yang bahannya sudah ada, suatu misal mengambil gerak – gerak dari tari tradisi yang sudah ada, kemudian ditata disusun sedemikian rupa, sehingga menjadi sebuah karya tari yang rasa dan bentuknya baru. Meri terj. Soedarsono 1986 : 1 – 28. 24

2.4 Rumusan Konsep Dalam Penelitian ini :

Gb. 4. Diagram Skema Koreografi Tari Topeng. KOREOGRAFI TARI TOPENG Desain Musik Gerak Desain Lantai Desain Atas Desain Dramatik Jumlah Penari Jenis Kelamin Postur Tubuh Rias dan Busana Staging Lighting Back Drop Procenium 25 Dalam koreografi Tari Topeng terdapat gerak, desain musik, desain lantai, desain atas, desain dramatik, rias dan busana, jumlah penari, jenis kelamin dan postur tubuh, staging. Dalam staging terdapat back drop dan lighting. Dalam pementasannya kadang – kadang di procenium, di arena halaman, di pendopo, di punden. Masing - masing bagian dari koreografi tersebut di atas saling mendukung dan berkaitan satu sama lain, sehingga dapat terwujud sebuah karya tari yang indah dan menarik. Gerak membutuhkan desain musik, yaitu sebagai pengiring, atau sebaliknya. Gerak membutuhkan desain lantai, desain atas, desain dramatik, rias dan busana, jenis kelamin, dan postur tubuh, jumlah penari, staging yaitu back drop dan lighting. Musik membutuhkan lighting, yaitu mendukung suasana. Rias dan busana membutuhkan staging yaitu back drop dan lighting. Warna busana jangan sampai sama dengan back drop, nanti tidak akan muncul tidak kelihatan. Rias dan busana membutuhkan lighting, karena bisa mengkasatmatakan. Desain dramatik dibantu oleh desain lantai, desain atas, dan desain musik. Ketiga desain dasar tersebut saling bergantung yaitu : desain lantai sebagai sebuah alas, desain atas sebagai penolong langsung untuk pembentukan dramatik yang mempunyai daya tarik penonton yang lebih langsung. Desain musik membentu memperjelas klimaks dan pemahan akhir. Meri terj. Soedarsono 1986 : 56 – 57. 26 3. Makna Simbolis 3.1 Pengertian Makna Simbolis