Latar Belakang Masalah : PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah :

Kesenian Tradisional memiliki ciri – ciri khusus yang menjadi identitas kesenian, yaitu nilai – nilai yang dianut serta gagasan – gagasan yang melatar belakanginya, semangat kolektif para pencipta dalam kehidupan masyarakatnya sangat kuat, kehidupan kolektif dalam pandangan hidup kesusilaan di daerahnya sangat menonjol dan memiliki sifat komunal, yaitu gagasan kolektif yang didukung oleh masyarakat pendukungnya, sehingga bersifat anonim tanpa nama pencipta. Kesenian tradisi bersifat anonim tanpa nama pengarang, jika ada penciptanya biasanya dia tidak mau mengakui bahwa itu hasil karyanya. Bastomi 2003 : 40 – 41. Dalam proses penciptanya terpengaruhi oleh keadaan sosial budaya masyarakat di suatu tempat, dan berkaitan dengan kepercayaan yang bersifat gaib, sehingga terjadi antara subjek dengan lingkungannya. Kesenian tradisi di Jawa beranekaragam, diantaranya : Wayang Orang, Wayang Topeng, Wayang Kulit, Kuda Lumping, Reog, Ludrug, Sandur, Janger, Kerapan Sapi, Tari, Tayup, Karawitan, Tetembangan mocopat, Ketoprak, Andong, sehingga merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Kesenian tradisi yang ada di Malang juga beranekaragam, diantaranya : Wayang Orang, Wayang Topeng, Wayang Kulit, Kuda Lumping, Ludrug, Tari, 2 Karawitan, Tetembangan mocopat, Ketoprak, Andong, namun kesenian tradisi khas Malang adalah Wayang Topeng. Dalam Wayang Topeng Malang terdiri dari bermacam – macam Tari Topeng, diantaranya : Tari Topeng Bapang, Grebeg Jawa, Grebeg Sabrang, Patih, Bangtih, Amiluhur Tejasworo, Emban, Klana Sewandono, Klana Prawirosekti, dan masih banyak yang lainnya. Tari Topeng Klana yang berada di Jawa juga bermacam – macam, diantaranya : Tari Topeng Klana Prawirosekti kota Malang, Tari Topeng Klana Sewandono kabupaten Malang, Tari Klana Topeng Yogyakarta, Tari Klana Topeng Surakarta. Masing – masing tari tersebut mempunyai karakter dan makna simbolis yang berbeda. Tari adalah pernyataan budaya suatu daerah tertentu, oleh sebab itu sifat, gaya, dan fungsinya tidak dapat lepas dari kebudayaan yang menghasilkannya. Sedyawati 1986 : 3. Jika demikian Tari Topeng Klana Prawirosekti bisa dimungkinkan merupakan pernyataan budaya kota Malang, yang sifat dan gayanya berbeda dengan daerah lain, disamping itu juga merupakan jiwa dan ungkapan jiwa masyarakat kota Malang yang mempunyai gerak – gerak ritmis yang indah, yang dirakit dalam komposisi tari, yang mempunyai makna maksud tertentu, yang hanya ditangkap, dirasakan, dan dihayati oleh orang lain yang dapat berkomunikasi di dalam tari, karena menurut Rahkyatno 1986 : 77 – 78 bahwa makna simbolis dalam tari itu sukar ditangkap, namun keindahannya dapat dirasakan oleh orang yang dapat berkomunikasi didalam tari. 3 Tari Topeng Klana Prawirosekti adalah jenis tari putra gagah yang ditarikan oleh penari jenis kelamin putra. Pada jaman sekarang ini jika tidak ada penari jenis kelamin putra, maka ditarikan oleh penari jenis kelamin putri, walaupun dalam budaya Jawa telah memiliki konsep gerak tari yang sudah mentradisi dengan kuat tentang gerak tari putri dan gerak tari putra. Tari Topeng Klana Prawirosekti merupakan hasil budaya yang mempunyai makna dan nilai sangat luas, yang memberi pengertian hakekat manusia dengan penuh arti, untuk mengorientasikan dirinya kepada orang lain dan merupakan resepresentatif mental dari subjek dan wahana konsepsi manusia, tentang suatu pesan yang perlu diresapi, sehingga merupakan simbol, yang diciptakan untuk interaksi sosial dan spiritual. Disamping itu merupakan subjektifitas seniman yang mempunyai makna tersembunyi, sehingga perlu diungkap keberadaannya melalui interpretasi. Semua Objek hasil kebudayaan yang mempunyai makna disebut Simbol, karena mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian kebudayaan, ibarat mata uang dengan dua sisi yang berfungsi sebagai proses kehidupan sosial, ibarat komputer yang dipergunakan untuk pengoperasian. Hadi 2005 : 22 – 24. Tari Topeng Klana Prawirosekti merupakan hasil karya seni, sebagai hasil curahan perasaan, yang merupakan suatu rumusan, yang nampak dari segala pandangan, perwujudan gagasan yang kuat, yang merupakan emosi identitas pribadi, yang dirasakan dalam aliran kapasitas batiniah. Tari Topeng Klana Prawirasekti memiliki makna yang terkait dengan fungsi lambang kehidupan manusia di dunia, yang selalu menggunakan busana 4 warna merah, dengan Topeng warna hijau dinding ijo tembok, dan genta gongseng pada pergelangan kaki kanannya, yang diiringi dengan musik pentatonis. Tari Topeng Klana Prawirosekti mempunyai keunikan – keunikan yang perlu diteliti dan dilestarikan, diantaranya : 1. Sifat dan gayanya tidak sama dengan daerah lain. 2. Struktur gerak tarinya tidak sama dengan Tari Topeng Klana yang lain. 3. Ragam geraknya tidak sama dengan Tari Topeng Klana yang lain. 4. Gendingnya tidak sama dengan Tari Topeng Klana yang lain. 5. Pola lantainya, bentuk dan warna Topengnya, bentuk dan warna busananya, temanya, cerita lakonnya tidak sama dengan Tari Topeng Klana yang lain. 6. Bisa memberikan kontribusi pendidikan moral yang positif daripada Tari Topeng Klana yang lain.

2. Permasalahan :