Rihadi Data Hasil Wawancara .1 Narasumber

78 Prawirosekti musiknya menggunakan gamelan Jawa, yang terdiri dari berbagai macam garis, yang merupakan satu kesatuan yang utuh, yang saling berkaitan dan saling mendukung, jika hanya salah satu yang dibunyikan, maka tidak akan terjadi gending Jawa. Makna gending Jawa gamelan sama dengan Tari Topeng Klana Prawirosekti, yaitu mempunyai satu kesatuan yang utuh, yang saling berkaitan dan saling mendukung. Tari Topeng Klana Prawirosekti sering dipergunakan untuk resepsi, diantaranya resepsi pernikahan, khitan, karena mengandung keindahan.

1.2.5 Rihadi

Rihadi mantan Kepala Seksi Kebudayaan Dep Dik Bud kota Malang, sebagai nara sumber sekunder mengatakan bahwa : 1 Tari Topeng Klana Prawirosekti mempunyai watak yang suci, jujur, dan setia atau disebut aluamah, seperti sifat Kumbokarno, walaupun wujudnya raksasa, tetapi berwatak ksatria, yang tidak terlalu berangasan atau amarah seperti Tari Topeng Sewandono yang bersifat seperti Dasamuka. Tari Topeng Klana Prawirosekti mempunyai keunikan pada ragam gerak, Ukelan, Usap Tangan, dengan motif gerak dan pola lantai yang berbentuk siku, gending, bentuk dan warna Topeng sehingga tidak sama dengan Tari Topeng Klana yang lain. Sebelum menari Topeng harus mengenali karakter Topengnya dahulu, atau berdoa sesuai kepercayaan dan keyakinan penarinya Bahasa. Jawa : sambuten dhisik. Dari keterangan Rihadi dapat disimpulkan bahwa Tari Topeng Klana Prawirosekti mempunyai watak yang suci, jujur, dan setia atau aluamah dan tidak berangasan. 79 2 Tari Topeng Klana Prawirosekti menurut Rihadi menggunakan pola lantai yang siku, dalam filosofi Jawa Topeng Malang mengambil dari kiblat 4 atau 4 arah hadap di otak. Seperti Tari Beskalan sebelum solah makan nyirik belok kanan setiap ganti arah hadap. 3 Topeng Klana Prawirosekti berwarna hijau dinding ijo tembok, yang merupakan percampuran warna biru nila dengan kuning dan putih, hijau nila sehingga mempunyai nilai aluamah yaitu jujur dan setia, mutma’inah putih yaitu suci, supiyah kuning yaitu nafsu asmara, keluhuran dan keagungan. Warna Topeng mengambil dari 4 warna pokok, yaitu merah artinya amarah, nila biru artinya setia, jujur, putih artinya kebajikan, suci, kuning artinya nafsu asmara, keluhuran, dan keagungan. Merah = Amarah, Biru Nila = Aluamah, Putih = Mutma’inah, Kuning = Supiyah. Beda dengan Topeng Klana Sewandono, berwarna merah mempunyai watak amarah, angkara murka, sombong, berangasan, gagah perkasa, semena – mena seperti sifat Dasamuka amarah 4 Topeng Klana Prawirosekti atau Klana yang lain dalam pembuatannya didahulukan bersamaan dengan Topeng Gunungsari dan Bapang, karena ketiga tokoh itu primadonanya, setelah jadi diwadhahi kanthong kain putih yang didalamnya diberi kembang, dan sajen, mantra baru di selamati Bahasa. Jawa : Diselameti Tumpeng Kabuli, baru membuat yang lain. 5 Tari Topeng Klana Prawirosekti sering dipergunakan untuk resepsi, diantaranta resepsi pernikahan, khitan, karena sangat menarik, unik dan indah. 80

1.2.6 Winata