Karimun Suwarno Chatam Data Hasil Wawancara .1 Narasumber

76 bergodheg. Dari keterangan Munawi dapat disimpulkan bahwa Tari Topeng Klana Prawirosekti penarinya memakai Topeng yang berwarna hijau dinding ijo tembok sebagai rias gagah pada tari tersebut. 7 Tari Topeng Klana Prawirosekti menurut Munawi sering dipakai pada acara – acara pesta, seperti pada acara pernikahan, khitan, karena mengandung keindahan yang bisa menarik penonton.

1.2.2 Karimun

Karimun sesepuh Sanggar Asmorobangun sebagai narasumber sekunder mengatakan bahwa: Tari Topeng Klana Prawirosekti menggambarkan tokoh seorang Raja yang kaya, gagah perkasa, pemberani. Dari keterangan Karimun bahwa Tari Topeng Klana Prawirosekti memiliki karakter yang gagah perkasa, pemberani. Tari Topeng Klana Prawirosekti sering dipergunakan untuk resepsi, diantaranta resepsi pernikahan, khitan, karena mengandung keindahan yang bisa menarik penonton.

1.2.3 Suwarno

Suwarno pengendang Sanggar Tri Buana sebagai narasumber sekunder, mengatakan bahwa : Tari Topeng Klana Prawirosekti mengunakan gending Gagak setra, Boyo – boyo notasinya sama persis dengan gending Bondoboyo, yaitu menggunakan pelok bem. Dari keterangan Suwarno dapat disimpulkan bahwa gending Bondoboyo sama persis dengan gending Boyo – boyo. 77

1.2.4 Chatam

Chatam ketua Sanggar Swastika, sebagai narasumber sekunder, mengatakan bahwa : Tari Topeng Klana Prawirosekti mempunyai karakter yang sama dengan Tari Topeng Klana yang lain, seperti : Tari Topeng Klana Sewandono, yaitu karakter putra gagah, namun ada perbedaan struktur gerak, greget, dan kecepatan tempo, sehingga geraknya sulit ditirukan oleh orang lain. Walaupun banyak yang mempelajari tari tersebut, namun tidak bisa persis dengan gaya Munawi. Tari Topeng Klana Prawirosekti tarian khas kota Malang yang langka, oleh sebab itu perlu dilestarikan. Dalam konteks Budaya Jawa mengandung makna : Satu kesatuan yang utuh dari berbagai cabang seni, diantaranya, seni tari, seni musik, seni sastra, seni rupa, yang saling berkaitan saling mendukung. Tari Topeng Klana Prawirosekti merupakan tokoh dalam lakon Wayang Topeng Malang. Menari Topeng itu sama dengan berdoa dilakukan dengan penuh konsentrasi. Tanpa konsentrasi, maka akan berantakan Bahasa. Jawa : Morat – marit. Jadi tari openg itu tidak hanya sekedar tontonan, tetapi juga tuntunan. Tari Topeng Klana Prawirosekti dalam istilah Bahasa Jawa jika diutak – atik mathuk, yaitu mengandung makna : Klana artinya berkelana Bahasa. Jawa : Nyabrang ke daerah lain. Prawiro artinya perwira mempunyai jiwa kepahlawanan atau patriotisme. Sekti artinya kuat Bahasa. Jawa : Digdoyo. Dari keterangan Chatam dapat disimpulkan bahwa Tari Topeng Klana Prawirosekti mempunyai karakter putra gagah, dengan struktur gerak, greget, dan kecepatan tempo yang menggambarkan tokoh seorang pahlawan yang sakti mandraguna kuat dan suka berkelana ke daerah lain Tari Topeng Klana 78 Prawirosekti musiknya menggunakan gamelan Jawa, yang terdiri dari berbagai macam garis, yang merupakan satu kesatuan yang utuh, yang saling berkaitan dan saling mendukung, jika hanya salah satu yang dibunyikan, maka tidak akan terjadi gending Jawa. Makna gending Jawa gamelan sama dengan Tari Topeng Klana Prawirosekti, yaitu mempunyai satu kesatuan yang utuh, yang saling berkaitan dan saling mendukung. Tari Topeng Klana Prawirosekti sering dipergunakan untuk resepsi, diantaranya resepsi pernikahan, khitan, karena mengandung keindahan.

1.2.5 Rihadi