Tujuan Pendidikan Nonformal Konsep Pendidikan Nonformal

i. Terjadi suasana belajar yang saling belajar dan saling membelajarkan diantara peserta didik. j. Tujuan pembelajarannya dirancang dan diarahkan pada upaya untuk memperoleh lapangan kerja dalam usaha meningkatkan pendapatan dan taraf hidup. k. Waktu dan tempat belajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta lingkungannya. l. Pada umumnya kegiatan pendidikan nonformal idak terlalu banyak menuntut tersedianya prasarana dan sarana belajar yang komplit lengkap, dimanapun dan dengan peralatan yang sederhana sekalipun program ini sudah dapat diselenggarakan. m. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. n. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. o. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang dirujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. p. Sedangkan satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

2.3.5 Proses Pembelajaran Pendidikan Nonformal

Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Namun pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan yang ditempuh oleh instruktur dan warga belajar dalam belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menyusun progam pembelajaranpemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal merupakan suatu proses kegiatan yang tediri dari serangkaian tahapan dan dilaksanakan secara berurutan, dimulai dari: a identifikasi dan perumusan masalah dan kebutuhan, b penetapan prioritas masalah, dan kebutuhan, c perumusan kebijakan, strategi perencanaan program, perumusan tujuan, dan d preumusan perencanaan pelaksanaan program, supervise, monitoring, dan evaluasi. Identifikasi kebutuhan dan perumusan masalah meupakan upaya awal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya masalah apa sebenarnya yang terjadi pada lembagaorganisasimasyarakat dan individu dalam suatu kelompok masyarakat. Sutarto, 2013:167. Beberapa analisis menengarai bahwa proses pembelajaran pendidikan nonformal dipengaruhi oleh tiga faktor Green 1980 dan Dahama 1980 sebagaimana dikutip oleh Sutarto 2007:127 yaitu:

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan tunanetra melalui komputer bicara di Yayasan Mitra Netra

0 8 143

Aktivitas Komunikasi Penyandang Tunanetra di Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia Majalaya (Studi Etnografi Komunikasi tentang Aktivitas Komunikasi Penyandang Tunanetra di Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia Majalaya)

1 43 93

PEMBERDAYAAN PENYANDANG TUNANETRA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN NONFORMAL

3 31 254

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA Prestasi Diri Penyandang Tunanetra (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

0 0 17

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA Prestasi Diri Penyandang Tunanetra (Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Bagian Tunanetra/SLB A-YKAB Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013).

0 1 14

SISTEM PENGAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN PONDOK PESANTREN TAHFIDZ WA TA’LIMIL QUR’AN Sistem Pengajaran Tahfidz Al-Qur’an Pondok Pesantren Tahfidz Wa Ta’limil Qur’an Masjid Agung Surakarta.

0 10 14

SELF EFFICACY KARIR PADA PENYANDANG TUNANETRA :Studi Kasus pada Siswa Penyandang Tunanetra di SMLB SLB-A Negeri Kota Bandung.

0 6 28

Strategi pengasuhan orangtua penyandang tunanetra kepada anaknya yang awas (studi kasus pada sebuah keluarga penyandang tunanetra di Yogyakarta).

1 13 116

Strategi pengasuhan orangtua penyandang tunanetra kepada anaknya yang awas (studi kasus pada sebuah keluarga penyandang tunanetra di Yogyakarta)

0 0 114

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PENYANDANG TUNANETRA (Studi pada Mahasiswa Tunanetra Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta).

1 1 203