Khusus Tunanetra Desa Jatisari Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang, maka penelitian menemukan hasil penelitian sebagai berikut:
4.2.1 Proses Pembelajaran Penyandang Tunanetra pada Program
Pembelajaran Al- Qur’an Braille.
Pembelajaran sebagai suatu proses pengelolaan kegiatan, tediri atas tiga tahapan. Tahap-tahap dalam proses pembelajaran Al-
Qur‟an Braille yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pengawasan. Adapun dari ketiga tahap ini akan dibahas sebagai berikut:
4.2.1.1 Tahap Perencanaan
Berdasarkan dari hasil obsevasi dan wawancara dengan pihak yayasan pembelajaran Al-
Qur‟an Braille adalah bagian dari program layanan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesanten yang bertujuan untuk memberikan
akses kemudahan bagi tunanetra dalam mempelajari dan membaca Al- Qur‟an.
Pembelajaran Al- Qur‟an Braille sendiri diselenggarakan setiap tahun dan
pembelajaan diadakan seminggu empat kali dengan alokasi waktunya yaitu senin-kamis pukul 08.00-09.30 WIB. Sedangkan warga belajarnya untuk
tahun ini ada 5 orang yang terdiri dari daerah yang berbeda-beda. Kemudian berdasarkan observasi peneliti melihat dan memperhatikan proses
pembelajaran Al-Qur ‟an Braille dalam tahap perencanaan ini, yang peneliti
dapat ungkapkan serta laporkan adalah persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh instruktur. Karena instruktur satu asrama bersama warga
belajar lainnya, oleh karena itu instuktur sekaligus memberitahu kepada warga belajar untuk segera ke rumah sahabat mata sebelum pukul 08.00 pelatihan
dimulai, setelah itu instruktur dan warga belajar bersama-sama menuju rumah sahabat mata menggunakan tongkat. Instruktur membuka kunci rumah sahabat
mata. Setelah membuka pintu rumah sahabat mata, instruktur dan warga belajar saling bantu untuk mempesiapkan dan merapikan sarana dan prasarana
yang akan digunakan dalam pembelajaran, setalah kiranya sudah rapih dan sudah siap instruktur memimpin doa untuk pembelajaran dimulai dan
instruktur menanyakan kesiapan dari masing-masing peserta. Kemudian instruktur memulai pembelajaran Al-
Qur‟an Braille. Berdasarkan kutipan wawancara oleh instruktur Al-Qur
‟an Braille sebagai berikut:
“Dalam proses pembelajaran materi yang disiapkan dalam perencanaan kepada warga belajar, yang dilakukan instruktur
memberikan salam dan masukan atau pun pertanyaan kepada warga belajar, sehingga suasana dalam pembelajaran dapat dirasakan warga
belajar.
” wawanikan cara pada tanggal 7 Mei 2015. Berdasarkan wawancara diatas pihak instruktur sudah melakukan apa
yang telah direncanakan secara baik. Dalam hal ini instruktur dan warga belajar memiliki sifat terjalinnya kekeluargaan yang nantinya sangat
menentukan hasil pelaksanaan. Peneliti juga mengobsevasi warga belajar yang peneliti jadikan sebagai subjek penelitian ini. Dari hasil observasi dan
wawancara, warga belajar sangat bersemangat sekali dalam mengikuti pembelajaran Al-
Qur‟an Braille ini, dalam perencanaan peneliti melihat semangatnya warga belajar telihat sebelum pembelajaran dimulai, warga
belajar segera mengambil modul berupa Al- Qur‟an Braille yang terletak di
tengah ruang rumah sahabat dan langsung mereka duduk dengan rapi dirung